The Power of Bunda
Author Pov
"loh Bunda mau kemana ?". Tanya Yesa saat melihat Bunda sudah rapi.
"aduh duh.. Cantik banget putri Bunda". Puji Bunda Mera saat melihat anaknya turun dari lantai atas.
"ihhh Bunda. Aku nanya bukannya dijawab malah muji aku". Jawab Yesa sambil memonyongkan bibirnya.
"Bunda mau nganterin kamu, kan kamu mau ke pesta". Jawab Bunda sambil berjalan keluar rumah.
"eh eh eh tunggu Bunda".
"kenapa ?". Jawab Bunda sambil berhenti dan menengok anak gadis nya.
"Yesa nggak usah dianter, Yesa bakal bareng temen Yesa. Dia jemput Yesa dirumah kok Bun". Jawab Yesa panjang lebar.
Tin tin tin (anggap aja suara mobil)
Yesa tersenyum mendengar suara mobil dari arah depan rumah. Sedangkan Bunda Mera tampak mengerutkan keningnya. Berfikir siapa yang datang. Padahal kan suaminya lagi ke luar kota untuk mengurusi perusahaan Tour & Travel yang ada di luar kota.
Bunda Mera melangkahkan kaki keluar rumah, diikuti oleh Yesa dibelakangnya.
"malam tante". Ucap Adlan sambil mencium punggung tangan Bunda Mera.
"waalaikum salam". Ucap Bunda Mera sambil tersenyum sinis.
"eh hehe assalamualaikum tante". Ucap Adlan cengengesan sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
"waalaikum salam". Ucap Bunda Mera dan Yesa barengan.
"kamu udah siap Sa ?". Tanya Adlan pada Yesa.
"Udah. Ini mau berangkat". Jawab Bunda Mera.
"Bun aku mau berangkat bareng Adlan". Kata Yesa.
"nggak bisa. Kamu berangkat dianter sama Bunda". Jawab Bunda tegas.
"saya bakal nganterin Yesa sampai ke rumah lagi kok tan nanti. Janji". Kata Adlan meyakinkan.
"Yesa masuk. Bunda berubah pikiran buat ijinin kamu ke pesta..". Kata Mera terpotong . "kalo bukan Bunda yang anterin". Lanjutnya.
Terdengar suara dengusan dari Yesa tanda Yesa tak setuju. Namun tak ada pilihan lain selain menuruti ucapan Bundanya. Karena pesta ini adalah pesta ulang tahun sahabatnya dari Smp. Nadia namanya.
"iya deh iya aku pergi sama Bunda". Jawab Yesa kesal.
"maaf ya Lan, aku nggak bisa bareng kamu". Kata Yesa dengan nada menyesal.
Belum sempat Adlan menjawab sudah terdengar teriakan.
"Yesa ayog udah telat kamu". Teriak Mera.
"iya Bun iya". Jawab Yesa sambil menghentakkan kakinya.
Terdengar bunyi deru mobil meninggalkan pelataran rumah. Sebelum melesat lebih jauh, Mera membuka kaca jendela mobil dan melongokkan kepalanya keluar dan menengok ke belakang.
"eh kamu sialan kalo mau pergi jangan lupa tutupin gerbang tante ya". Teriak Mera yang ditujukan untuk Adlan.
Adlan yang diteriaki tersenyum kikuk sambil menganggukkan kepalanya.
"memangnya gue satpam lho apa". Batin Adlan.
"iy iya tan nanti Adlan tutupin". Jawab Adlan dibuat setulus mungkin.
Mera hanya membalas ucapan Adlan dengan mengacungkan jempolnya. Kemudian mobil itu melesat meninggalkan pelataran rumah menuju tempat pesta.
"orang kaya, rumah mewah tapi nggak punya satpam. Tanda-tanda orang kaya tapi pelit, nggak mau buka lapangan pekerjaan buat orang lain". Dumel Adlan sambil menutup gerbang rumah.
***
"Nadia selamat ulang tahun ya semoga panjang umur sehat selalu dan makin plus² deh". Kata Yesa heboh memberi ucapan selamat pada Nadia, sahabatnya.
"iya makasih ya lo udah nyempetin dateng". Jawab Nadia.
"ya pastilah gue dateng, lo kan sahabat rasa sodara buat gue". Kata Yesa lagi.
"selamat ulang tahun ya Nad, doanya yang terbaik buat lo". Kata Adlan tiba-tiba.
"iya makasih ya Lan udah dateng". Jawab Nadia. "kalian nggak jadi barengan tadi ?". Tanya Nadia yang ditujukan oleh Yesa dan Adlan.
"gue dianter sama bunda". Jawab Yesa sambil merucutkan bibirnya. Nadia menatap Adlan dengan raut wajah iba.
"gapapa kok nanti pulang bisa gue anter". Jawab Adlan mengerti raut wajah Nadia.
"beneran lo mau anterin gue ?". Tanya Yesa heboh.
Adlan menganggukkan kepalanya. Yesa teriak namun tertahan tanda dia seneng. Tadinya dia khawatir kalau Adlan bakal mendiamkan dia karna tadi gagal berangkat bareng. Tapi ternyata dia salah, Adlan masih sama seperti tidak ada apa-apa.
Pesta tampak meriah. Walau dengan hiasan yang bisa terbilang sederhana, namun memberikan kesan istimewa.
Semua menikmati pesta dengan raut wajah yang ceria. Banyak makanan dan minuman yang tersedia. Memang pesta dirancang dengan sistem stand party.
Tak terasa sudah diakhir acara. Satu per satu dari tamu sudah meninggal kan pesta. Begitu pula dengan Yesa dan Adlan meninggalkan pesta setelah berpamitan dengan Nadia.
Yesa tampak bahagia karna dia akan di antar pulang oleh Adlan. Itu artinya dia akan semobil dan lebih lama lagi berada disamping Adlan.
Baru saja melewati pintu gedung, ternyata Mera sudah ada didepan mobil merahnya sambil tersenyum dan melambaikan tangan kepada Yesa.
Yesa yang menyadari ada Bunda nya, hanya berdecak kesal. Gagal lagi dia untuk menghabiskan waktu yang lebih lama lagi sama Adlan.
Sambil menghentakkan kakinya keras, dan langkah yang berat dia menghampiri Bundanya. Adlan mengikuti Yesa dari belakang.
"halo sayang udah selesai acaranya? Mau langsung pulang atau mampir dulu ?". Tanya Mera setelah Yesa bediri didepannya.
"bunnn Yesa mau pulang sama Adlan. Boleh ya". Kata Yesa merajuk.
"emangnya tempat tinggal kita beda ya Yes kok mau pulang sendiri-sendiri ?". Tanya Mera pura-pura mikir.
"ya nggak sih bun". Jawab Yesa dengan nada tak bersemangat.
"yaudah ayog pulang". Kata Mera cepat.
"tapi tadi kan udah gagal berangkat bareng, masak sekarang mau gagal lagi pulang barengnya". Jawab Yesa sambil mengerucutkan bibirnya.
"udah gapapa, besok kan bisa berangkat sekolah bareng". Lerai perdebatan antara anak dan bunda.
"kamu nggak usah repot-repot mau jemput Yesa segala". Jawab Mera melarang Adlan.
Belum sempat Adlan menjawab, Mera sudah menarik tangan Yesa untuk masuk ke mobil. Sesaat kemudian mobil itu sudah meninggalkan Adlan yang masih berdiri di tempatnya.
Yesa yang merasa tak enak pada Adlan, memutuskan untuk mengirimkan pesan untuk Adlan.
"Sorry ya Lan kita gagal lagi pulang bareng"
~Send~
-------------------------------------------------------------
Jangan lupa tinggalkan vote dan komen ya😊😊
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top