Satnight

Author Pov

"satnight ke rumah gue yuk. Udah lama lho kita gak kumpul-kumpul". Ajak Yesa kepada kedua temannya saat menuju kantin.

"sorry Yes nggak bisa, gue udah ada janji sama Rey". Jawab Karin.

"gue juga nggak bisa Yes, gue diajak nge-date sama Bima". Kata Nadia sambil menunjukkan chattingannya dengan Bima.

Yesa yang melihat chattingan itu hanya bisa manyun. Itu artinya satnight kali ini bakal sama kayak satnight sebelum-sebelumnya. Hanya dirumah bersama Ayah dan Bunda.

Yesa tak pernah merasakan satnight bersama pacar ataupun gebetan. Karna memang dia nggak pernah punya pacar.

Pergi satnight bersama teman pun jarang. Paling mentok mengajak teman nginap dirumah sambil menonton drama korea dan makan samyang bersama. Itu juga kadang Bunda ikutan nonton drama korea. Dan saat muncul adegan yang ya kalian tau sendiri lah ya. Pasti langsung diskip tu sama Bunda. Katanya masih dibawah umur, nggak boleh lihat dulu.

Lihat aja nggak boleh apalagi ngelakuinnya. Tambah nggak boleh itu.

Sampai dikantin. Mereka bertiga memilih tempat paling pojok, tempat favorit mereka dari kelas 10.

2 orang langsung menuju tempat duduk, 1 orang memesan menu mereka bertiga. Dan yang kebagian memesan adalah Nadia. Jadi, Yesa dan Karin langsung menuju tempat duduk

Setelah memesan menu, Nadia menghampiri kedua sahabatnya. Belum lama duduk, ternyata ada seseorang lagi yang menghampiri mereka.

"Hai Yes". Sapa orang itu sambil mendaratkan bokongnya disamping Yesa.

Yesa menanggapi dengan senyum cerianya.

"cuma Yesa aja ni yang disapa ?". Tanya Karin menyindir.

Adlan menengok Karin dan Nadia sambil cengengesan. "hay Rin, hay Nad". Sapa Adlan sambil senyum sok manis.

"hay juga Lan". Jawab Karin dan Nadia kompak.

"Yes nonton yuk. Ntar kan Satnight". Ajak Adlan to the point.

Yesa, Karin, dan Nadia berpandangan. Sampai akhirnya Nadia yang menjawab. ''kebetulan Yesa ntar nggak ada acara, gue sama Karin nggak bisa nemenin dia satnight soalnya udah ada janji sendiri".

"wah pas banget dong, ntar malem aku jemput ya Yes". Jawab Adlan semangat. "yaudah gue pergi dulu, jam 7 gue jemput dirumah lo". Lanjutnya sambil meninggalkan ketiga cewek itu.

Yesa yang belum sempat menjawab ajakan Adlan hanya bisa bengong sambil melihat punggung Adlan yang semakin menjauh.

"satnight kali ini lo nggak bakal kesepian lagi". Kata Nadia girang.

"satnight dia sebelum-sebelumnya kan emang nggak pernah sepi. Selalu ada bonyok yang siap menemani". Kata Karin dengan nada sedikit iri.

"tapi kan satnight dia malam ini bakal beda, gitu maksud gue". Bela Nadia.

"udah deh nggak usah ribut. Doain aja Bunda ngijinin gue buat keluar sama Adlan". Jawab Yesa sambil menyesap jus yang ada didepannya.

***

"tumben Bun belum masak". Tanya Yesa heran.

Pasalnya sekarang sudah jam 5 dan Bunda nya hanya duduk-duduk sambil membaca majalah fashion.

Biasanya jam segini Bundanya sudah ribut didapur menyiapkan makan malam.

Dikeluarga ini memang menggunakan jasa asisten rumah tangga. Tapi untuk masalah dapur, menyetrika dan mencuci baju, Mera lebih memilih mengerjakan nya sendiri. Dan dia menggunakan jasa ART hanya pukul 07.00 pagi sampai pukul 04.00 sore saja.

"Ayah ngajak kita makan diluar dan dia juga sudah booking tempatnya". Jawab Bunda tanpa menoleh pada anaknya.

Yesa yang awalnya bermain handphone langsung meletakkan handphonnya dimeja dan lebih mendekat kearah Bundanya.

"Bunda serius ? Kenapa nggak tanya dulu sih sama Yesa". Tanya Yesa pada Bundanya.

Mera yang kaget dengan kelakuan anaknya yang tiba-tiba mendekat itu, reflek menjauhkan tubuhnya dari anaknya.

Dia menutup majalahnya dan membenarkan posisi duduknya menghadap sang anak.

"Ayah tu mau kasih kejutan buat kamu, karna selama ini kan setiap satnight kita selalu dirumah terus". Jelas Mera pada sang anak. "kamu diem aja, nanti kalo Ayah pulang kamu pura-pura nggak tau sama rencana Ayah. Kan memang sebelumnya ini kejutan tapi Bunda bocorin dulu". Lanjut Mera sambil ketawa cengengesan.

"ih Bunda apaan sih, Bunda kira aku kaget karna aku seneng gitu mau diajak makan diluar ? Aku kaget kan karna aku bakal gagal lagi pergi berdua sama Adlan". Batin Yesa sambil manyun.

"tapi kan mestinya Ayah tu tanya dulu sama Yesa, Yesa ada acara nggak". Kata Yesa.

"emangnya kamu pernah ada acara ? Satnight kamu nggak pernah jauh-jauh sama novel dan drama korea". Jawab Mera enteng.

"ih Bunda gitu banget sih. Tapi nanti aku udah ada acara Bun". Jawab Yesa kesal.

"acara apa? Sama siapa? Mau kemana? Jauh apa nggak?". Tanya Mera serius.

Jika Bunda udah tanya seperti itu, pasti harus dijawab dengan lengkap.

"acara kencan, sama Adlan, mau nonton dan makan, paling cuma sekitar mall". Jawab Yesa jujur.

"yaudah nanti kita habis makan terus nonton, anggap aja buat ganti acara kamu sama siAlan itu". Jawab Mera enteng.

"Adlan Bun bukan siAlan".

"suka-suka Bunda dong, Bunda lebih suka panggil dia siAlan kok".

"pokoknya nanti Yesa mau pergi sama Adlan". Kata Yesa sambil berdiri dan berkacak pinggang.

Mera menurunkan kedua tangan anaknya dari pinggang. Dia ikut berdiri didepan anaknya. "kamu nggak kasihan sama Ayah yang sudah booking tempat untuk kita nanti ?". Tanya Mera lembut.

Yesa diam saja. Kalau sudah menyangkut sang Ayah dia sudah tak bisa apa-apa. Karna dia sadar, selama hidup 17 tahun dia belum pernah membuat Ayahnya bangga. Maka dari itu dia tidak ingin membuat Ayah nya kecewa.

"lagian Ayah lebih ganteng lho daripada siAlan. Kamu nggak bakal malu kencan sama Ayah". Bujuk Mera.

"yang ada aku jadi kambing conge nya Ayah dan Bunda". Jawab Yesa sambil berlalu meninggalkan Mera.

Mera tersenyum melihat anaknya. Walaupun kadang anaknya suka bertingkah kurang sopan, tapi pada akhirnya dia akan nurut sama kedua orangtua nya.

***

Yesa Pov

Gagal lagi aku mau pergi berdua sama Adlan. Padahal tadi saat dia ngajakin aku pergi, aku udah seneng banget. Dan dari pulang sekolah sampai sore ini aku udah pilih baju buat aku pakek kencan sama Adlan.

Tapi gagal karna Ayah udah dulu booking tempat buat aku dan Bunda.

Mestinya aku bisa aja sih tetep pergi sama Adlan dan biarin Bunda sama Ayah pergi sendiri. Tapi kata Bunda, Ayah booking tempat itu buat kejutan untukku.

Aku nggak mau jadi anak durhaka dan kena azab karna lebih memilih pergi sama gebetan daripada orangtua.

Tak ada pilihan lain selain harus membatalkan janjiku sama Adlan. Setelah aku mengirimkan pesan untuk Adlan yang isinya pembatalan janji, aku langsung ke kamar mandi dan bersiap diri.

Saat aku masih memoleskan bedak ke wajahku, aku mendengar pintu diketuk. "masuk aja". Jawabku tanpa berpaling dari kaca.

Kulihat dari pantulan kaca, ternyata Ayah yang datang. Aku tersenyum saat Ayah sudah duduk dipinggir ranjangku. Ayah juga membalas senyumku.

"udah siap sayang ? Ayo kita berangkat keburu macet". Tanya Ayah lembut.

"iya yah, ini udah kelar kok". Jawabku sambil memakai flat shoes ku.

Ayah melihat penampilan ku dari atas sampai bawah dengan senyum yang tersungging dibibirnya. Aku juga ikut tersenyum malu-malu. "cantik". Satu kata yang keluar dari bibir Ayah.

Aku tersenyum sebagai balasan dari pujian yang dilontarkan Ayah padaku. Aku mengamit lengan Ayah dan keluar dari kamar. Ternyata dibawah, Bunda sudah menunggu ku dengan dandanan sederhana namun tetap terlihat cantik.

***

Di mobil

Ternyata benar kata Ayah kalau jalanan akan macet. Banyak sekali muda-mudi yang pergi boncengan, ada juga sekelompok remaja yang lesehan ditrotoar sambil menikmati kopi dan jajanan sederhana. Tak jarang pula kita menemui sekelompok anak punk disetiap lampu merah.


"lihat deh Yes mereka, baju compang-camping, celana sobek, rambut warna-warni, lidah dan hidung ditindik". Kata Bunda sambil menunjuk sekelompok anak punk.

Aku memperhatikan mereka, begitu juga dengan Ayah yang ikut memperhatikan mereka.

"mereka kurang kasih sayang dari orangtuanya". Lanjut Bunda.

Aku terdiam, begitu juga dengan Ayah.

"lihat lagi segerombolan remaja yang duduk ditrotoar sambil merokok itu".  Kata Bunda.

Aku menoleh kearah yang ditunjuk Bunda.

"waktu mereka akan semakin berkurang dengan orangtua. Mereka lebih memilih menghabiskan waktu bersama teman daripada keluarga. Padahal disekolah tadi mereka udah bersama-sama. Dan kamu tau, malam hari adalah waktu yang tepat untuk bercengkerama dengan orangtua, walau hanya sekedar nonton bersama ataupun cerita sederhana". Jawab Bunda panjang lebar.

"tapi jaman sekarang banyak lho Bun orangtua yang hanya sibuk dengan dunia kerja tanpa ada waktu untuk anaknya". Kata ku.

"orangtua sibuk, anak ikut sibuk. Orangtua nggak perduli, anak juga ikut nggak perduli. Terus kapan mereka punya waktu untuk bersama. Mereka hanya miss komunikasi saja. Sesibuk-sibuknya orangtua pasti mereka punya sedetik waktu untuk bertatap muka dengan anaknya. Buat sang anak, waktu yang sedetik itu bisa dimanfaatkan untuk memberi perhatian atau sekedar bertegur sapa. Kalau mereka menghabiskan waktu dengan teman mereka, apa mereka tau sekarang orangtuanya lagi menunggu mereka pulang ?". Jelas Bunda panjang lebar.

"tanpa sepengetahuan anak, orangtua selalu menyempatkan waktu untuk melihat anaknya. Terkadang saat anak tidur, orangtua mencium kening atau sekedar mengucap selamat malam untuk sang anak". Tambah Ayah.

Bunda tersenyum kearah Ayah. Begitu pula dengan Ayah. Aku menunduk sedalam-dalamnya. Aku baru sadar kalau aku sangat beruntung mempunyai orangtua seperti mereka. Selalu menyempatkan waktu buatku.

Ayah yang dingin, dan terkesan cuek tapi selalu bisa menyisihkan waktu untukku. Pun Bunda yang terkesan cerewet tapi tak pernah menyakiti perasaanku.

Mereka tak pernah sekalipun marah dalam memberiku nasehat. Tapi mereka punya cara tersendiri untuk menyampaikan nasehat itu.

Yaitu dengan cara membuat lingkungan sebagai contoh.

-------------------------------------------------------------

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya 🙏😄😄

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top