Perayaan memalukan
~Yesa POV~
Hari ini adalah hari yang ku tunggu-tunggu. Bagaimana tidak? Karena hari ini adalah hari ulang tahunnya Adlan dan aku sudah merencanakan untuk memberinya kejutan.
Memang, bukan kejutan yang mewah dan mahal yang kuberi. Tapi kejutan yang sederhana yang aku yakin bisa membuatnya berkesan.
Setelah kemarin sore aku membuatkan tart untuknya, hari ini akan aku jalankan rencanaku. Ya. Rencana merayakan ulang tahunnya.
Setelah bel pulang sekolah berbunyi, aku langsung bergegas ke kelasnya ditemani kedua sahabatku. Nadia dan Karin. Aku sudah memberitahukan dia sebelumnya kalau aku akan nyamperin dia dikelas nya.
Sesampainya aku di sana, ternyata tidak hanya dia yang didalam kelas, namun dia ditemani dua temannya yang aku tidak tau namanya.
"happy birthday adlan, happy birthday adlan, happy birthday happy birthday happy birthday adlan". Suara dan kedua suara sahabatku menggema di dalam kelas.
Tampak sekali keterkejutan Adlan saat aku baru muncul dikelas nya. Namun secepat mungkin ekspresi terkejut itu diganti dengan ekspresi senyum yang mengembang.
"selamat ulang tahun Lan, wish you all the best". Ucapku sambil menghampiri dia. Dia berdiri dan tersenyum kearah ku.
"ditiup dong lilinnya, keburu habis ni". Kataku setelah sampai didepannya.
Tak butuh waktu lama, lilin yang berdiri kokoh sambil mengkobarkan api diatas kue tart ku berubah jadi padam.
"yeeeeee". Sorak kami setelah Adlan meniup lilin.
"Makasih ya Yes, aku gak nyangka lho kamu bakal ngasih aku kejutan kayak gini". Kata dia tersenyum sambil mengusap kepalaku. Aku yang diperlakukan seperti itu hanya tersipu malu.
"eh kamu cobain dong kue nya, aku bikin sendiri loh". Kataku sambil meletakkan kue tersebut diatas meja, kemudian memberikan pisau plastik kepada Adlan.
Adlan menerima pisau plastik tersebut kemudian memotong kue pemberian dari kekasihnya tersebut.
Potongan pertama dia taruh ke piring dan diberikan kepadaku. Aku menerima piring tersebut dan mengambil garpu kemudian mencuil sedikit kue tersebut dan kusuapkan ke Adlan.
Adlan dengan senang hati menerima suapan kue dari tanganku. Adlan memakan kue tersebut, namun dari ekspresi yang kulihat sepertinya dia tidak suka dengan kue yang kubuat.
"kamu kenapa ?". Tanya ku pelan. "nggak enak ya kue nya ?". Lanjutku.
Adlan tersenyum. "ehem enggak kok, enak kok kue nya gurih² sedikit asin gitu". Jawabnya. "ini kue resep baru ya, aku soalnya baru nyoba rasa kue kayak gini". Lanjutnya lagi.
Aku mengerutkan keningku mendengarkan jawabannya. Kue nya asin ?? Kok bisa ?? Kan kemaren gue gak masukin gula sedikit pun.
"asin ? Masak sih ?". Tanyaku sambil mencuil kue itu dengan garpu dan menyuapkan ke mulutku. Aku mengecapkan kue itu kemudian aku tumpah kan lagi. Ini sih nggak sedikit asin tapi asin banget.
Aku tau siapa yang lakuin ini. Pasti Bunda pelakunya. Sambil masih melamun aku mendengar ucapan teman-teman meledek rasa kue buatanku. Ternyata mereka mendengar ketika Adlan bilang kalau ini resep baru, mereka penasaran dan akhirnya langsung mencoba tanpa izin dariku.
"ini sih bukan resep baru tapi gak bisa bedain mana gula mana garem". Kata teman Adlan yang rambutnya agak gondrong.
"gue kasih tau ya, kalo lo gak bisa bikin kue mending gak usah sok-sok bikin kue daripada ancur bikin lo malu sendiri". Ucap teman Adlan yang bermata sipit. Disambut dengan tawa menggelegar dari teman- teman Adlan
Alu hanya diam saja, malu bercampur kesal jadi satu. Semakin lama mereka semakin menjadi mengejek dan menertawakan ku. Akhir nya aku mengambil kado yang sudah kusiapkan untuk Adlan dan memberikan padanya,kemudian segera berlari keluar kelas.
Suara teriakan dari Karin dan Nadia tak ku hiraukan. Aku masih terus berlari tanpa menoleh kebelakang ataupun berniat berhenti. Sampai akhirnya aku melihat mobil Bunda sudah berada didepan gerbang. Aku langsung masuk kedalam mobil dan menutup pintu dengan keras. Bunda terlihat seperti kaget mendengar pintu kututup dengan keras itu.
"kenapa sayang ?" tanya Bunda pelan.
"aku ingin cepet-cepet pulang". Jawabku sambil melihat keluar jendela.
Bunda tak lagi bertanya. Dia kemudian menjalankan mobilnya. Dalam perjalanan pun tak ada yang buka suara. Hening.
Tak butuh waktu lama untuk sampai kerumah. Setelah sampai kerumah aku segera turun dari mobil dan langsung masuk rumah tanpa salam. Saat aku baru mau menginjakkan dianak tangga, Bunda meneriaki nama ku. Aku berhenti dan menoleh kebelakang.
"kamu tuh kenapa sih sebenarnya ?". Tanya Bunda to the point.
"Bunda tuh yang kenapa". Jawabku ketus.
"lah kok jadi Bunda sih?". Tanya Bunda lagi bingung.
"iya ! Bunda yang kenapa. Kenapa Bunda selalu aja gagalin rencana aku yang ingin seneng bareng Adlan". Teriakku tak bisa menahan emosi.
Dari raut wajah yang kulihat, sepertinya Bunda sudah tau apa yang ku maksud.
"Bunda gak suka sama dia, kamu ngerti gak sih". Kata Bunda yang sudah mulai terpancing emosinya.
"kenapa ? Apa alasannya ? Aku yang jalanin hubungan ini tapi kenapa Bunda ikut campur". Kataku lagi.
"karna kamu anak Bunda, Bunda gak ingin kamu kecewa".
Aku tak menjawab ucapan Bunda, dan langsung berlari menuju kamarku. Kulihat Bunda tak mengejarku membuat ku menjadi senang.
Rencana yang sudah kubuat jauh-jauh hari gagal. Rencana yang kubayangkan akan berhasil ternyata terjadi dengan buruk. Buruk sekali.
-------------------------------------------------------------
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian😊
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top