Jadian
Yesa Pov
"maukah kamu menikah dengan ku ?". Tanya seorang laki-laki itu sambil berjongkok dihadapan ku.
Aku terperangah. Tak percaya sekali rasanya, ada seorang lelaki tampan yang melamarku di hadapan umum.
"ya, saya mau menikah denganmu". Jawabku lantang dengan percaya diri.
"wkwkwkwkw"
"hahahahahah"
"Yeeeessssaaaaaaaaaaa". Teriak seseorang ditelingaku.
"iya saya mau menikah denganmu kan sudah saya bilang". Jawabku kedua kali yang tak kalah lantangnya.
Suara tawa semakin terdengar keras. Suara yang semakin lama semakin menyadarkan ku dari mimpi indah ku. Dan jeweran telinga yang sedikit panas.
"kamu mau menikah denganku ? maukah kamu menjadi nenek untuk cucu-cucuku ?". Tanya seseorang yang menjewerku.
Lama aku berfikir siapa orang yang ada didepan ku ini. Apakah aku dilamar lagi. Dengan orang yang berbeda pula ?. Wah ini sih namanya menang lotre. Sehari dilamar 2x.
Eh tunggu. Dimana-mana orang kalau nglamar pasti ngomongnya "maukah kamu menjadi ibu dari anak-anakku" kenapa nih orang ngomongnya "maukah kamu menjadi nenek untuk cucu-cucuku".
Sungguh berbeda dari orang lain.
Tapi kenapa ada yang aneh. Aku mengucek mataku. Semakin lama aku semakin sadar siapa orang didepanku ini.
Eng. Dia adalah Pak Joko. Pak Joko yang kuperkirakan berumur 57 tahun. Pantas saja dia menjadikan ku nenek untuk cucunya.
Dia adalah guru kimia yang sekarang sedang mengajar, tapi aku malah ketiduran.
Ku toleh kanan-kiri, semua anak menertawakan ku. Ku pandang Pak Joko dia memandang ku dengan tatapan marah. Malu sekali rasanya.
"ehehehe Pak Joko". Kataku cengengesan.
"gimana mau melangsungkan pernikahan kapan ?". Tanya Pak Joko yang semakin mengundang tawa anak sekelas.
"sekarang aja pak mumpung KUA nya belum tutup". Jawab ketua kelas.
"iya pak mampir dulu ke salon depan sekolah buat rias dan ganti gaun". Sahut salah seorang teman.
"untuk cateringnya pesen baksonya bang gendut aja pak murah". Sahut yang lainnya.
"souvenir nya gantungan kunci aja pak pesen disaya". Jawab Mala sambil promosi dagangannya .
Ruang kelas didominasi oleh tawa dari anak-anak. Tawa yang menurutku tak ada lucu-lucunya sama sekali. Karna memang aku yang dijadikan bahan tertawaaan.
Aku semakin malu dibuatnya. Bodoh sekali aku tidur disaat jam sekolah. Lebih bodohnya lagi aku menjawab mimpi di dunia nyata.
Duh. Demi kolor milik engkok nya Nadia aku rela ditenggelamkan dilaut oleh bu Susi.
"sudah diam semuanya". Kata Pak Joko lantang.
Seketika tawa mereda, tapi belum hilang semuanya.
"Yesa berdiri dilapangan bendera sambil hormat sampai jam saya habis". Kata Pak Joko padaku.
"Busyet. Bisa mampus gue. Jam pelajaran masih 2 jam dan terik matahari sudah mulai naik lagi". Batinku sambil melihat jam ditanganku.
Tanpa berniat untuk membantah, aku langsung pergi ke lapangan. Sorakan demi sorakan menghantarkan kepergian ku meninggalkan ruang kelas.
Sampai dilapangan aku langsung hormat menghadap bendera. Sumpah panas banget pengen nyebur ke laut aja ikutin saran bu Susi.
Suasana dilapangan tidak jauh beda sama diruang kelas. Malah disini lebih menyakitkan. Sudah disorakin, malu, kena panas lagi.
Andai aku titisannya Son Goku, aku bakal pakai jurus kamehameha untuk mempercepat jam yang ada di kantor.
Atau kalau tidak begitu aku akan panggil awan kinton untuk kujadikan payung.
Ngomong-ngomong soal payung. Aku benar-benar merasakan ada sesuatu yang memanyungi kepala ku. Apakah aku sudah berhasil memanggil awan kinton ?? Tapi kan aku belum teriak.
Eh tapi kenapa ada seseorang disampingku ?. Jangan-jangan dia Son Goku yang sengaja membawa awan kinton untuk memayungiku.
Sadarlah Yes, jangan halu terus-terus an. Mana mungkin Son Goku menghampiri mu.
Ku toleh ke kiri. Alamak ternyata yang memayungiku adalah Adlan. Makin halu lagi gua.
Aku semakin mendekatkan wajahku ke wajahnya. Ku toel pipinya. Ternyata ini bukan halu tapi nyata. Aku dipayungi sama Adlan.
Aaaaa senangnya....
"minum dulu pasti kamu haus kan". Katanya sambil menyodorkan sebotol minuman padaku.
Aku serasa dihipnotis. Hanya mengangguk dan meminum botol yang diberinya.
Setelah itu dia mengusap keningku yang sudah banjir keringat. Ini kalau aku pinsan bukan karna panas matahari tapi karna sikapnya yang bikin gue meleleh.
Lama-lama aku nggak merasakan sakitnya dihukum. Malah aku tak ingin waktu cepat berlalu.
Kalo dihukum bisa bikin aku berduaan sama Adlan lama, aku rela dihukum setiap hari. Eh.
"kamu masuk aja, nggak usah nemenin aku disini". Kataku basa-basi. Padahal aku ingin borgol tangannya dan tanganku.
"gapapa, aku nemenin kamu sampai hukumannya kelar". Jawabnya sambil mengusap keringatku.
"disini panas, nanti kamu item"
"panas matahari nggak sebanding dengan panas hati saat denger kamu mau nikah sama Pak Joko". Jawabnya santai.
Eh kenapa dia bisa tau yaa.
"hahahah aku tadi nggak sengaja lewat kelas kamu dan denger percakapan kamu sama Pak Joko yang berakhir di lapangan bukan pelaminan". Katanya lagi seakan dia tau kebingungan ku.
Aku hanya tersenyum kikuk. Padahal aku malu bukan main.
"untung aja berakhir di lapangan bukan pelaminan. Kalau dipelaminan aku pastiin aku sendiri yang bakal hancurin pernikahan mu". Katanya lagi.
"ih apaan sih, siapa juga yang mau nikah sama Pak Joko, tadi tu cuma salah paham aja kok". Jawabku.
"iya aku tau. Kamu tidur dikelas kan terus ngigo". Kata Adlan. "pasti semalem kamu mikirin aku sampek nggak bisa tidur mangkanya tidur dikelas". Lanjutnya.
"sok tau deh". Kataku sambil tertawa.
Saat aku dan Adlan bercanda, terdengar suara teriakan dari belakang.
"Yesaaaa saya tambahin hukuman kamu rangkum materi hari ini sebanyak 50 lembar". Kata Pak Joko lantang mengagetkan ku dan Adlan.
Busyet. Hukuman apa lagi ini.
"dan untuk kamu Adlan, saya akan bilang sama Pak Andi kalau kamu bolos jam pelajarannya". Kata Pak Joko pada Adlan.
"lho lho Pak nggak bisa gitu dong, Pak Andi nggak masuk, beliau hanya meninggalkan tugas dan saya sudah menyelesaikan tugasnya". Bela Adlan.
"tetap saja ini masih jam pelajarannya Pak Andi dan kamu malah keluyuran keluar kelas sama saja kamu bolos". Kata Pak Joko tau mau kalah.
Belum sempat Adlan membantah, Pak Joko sudah meninggalkan kami berdua.
Hanya maaf yang bisa ku ucapkan pada Adlan. Adlan menanggapi dengan senyuman dan anggukan kepala.
Setelah itu aku dan Adlan pergi ke perpustakaan untuk mengerjakan hukuman dari Pak Joko.
"sini biar aku yang bikin rangkumannya". Kata Adlan sambil mengambil alih buku dan alat tulis dari tanganku. "tangan kamu pasti capek kan buat hormat 2 jam tadi". Lanjutnya.
"nggak papa kok lagian juga salah aku sendiri". Jawabku. "emangnya kamu sanggup nulis puluhan lembar rangkuman ?". Tanyaku.
"Jangankan nulis puluhan lembar rangkuman, nulis ratusan lembar cerita kita aja aku sanggup". Gombalnya.
"receh banget sih kamu". Jawabku sambil menyembunyikan wajahku.
Dia tertawa melihatku yang salah tingkah. Mungkin sekarang wajahku sudah merah banget.
Aku menundukkan wajahku sambil meremas tangan. Tiba-tiba Adlan menggenggam tanganku sambil memperhatikan wajahku yang menunduk dengan serius.
Aku yang merasa diperhatikan memberanikan diri untuk memandangnya juga.
"pacaran yuk". Katanya tiba-tuba.
"Eng ing eng. Ini gue mimpi lagi ? Habis mimpi diajak nikah, sekarang mimpi diajak pacaran". Kataku di dalam hati.
"Yesa". Panggilnya lirih.
"e eh i iya Lan kenapa ?". Tanyaku gugup.
"ayog pacaran, aku nggak mau cuma jadi temen. Aku selalu sakit hati lihat kamu dideketin cowok lain"
"tapi aku harus izin dulu sama Bunda".
Mungkin ini jawaban paling konyol yang keluar dari mulut cewek yang sedang ditembak. Tapi aku nggak bisa cegah kata-kata itu. Kata-kata yang keluar begitu saja.
"heh ? ? Kenapa harus izin Bunda ? Emang mau kemana ?". Tanyanya.
"izin buat pacaran sama kamu". Jawabku polos.
"Yes yang mau pacaran tuh kita, bukan Bunda". Kata Adlan lembut.
Bener juga sih yang dia omongin. Tapi Bunda pernah ngomong sama aku kalo anak seumuran ku pacaran itu hanya emosi saja, bukan karna hati.
"Kita resmi pacaran ya. Aku nggak terima penolakan". Katanya lagi.
"eh"
Dia hanya tersenyum lembut sambil mengusap lembut rambutku. Kemudian melanjutkan aktivitas nya membuat rangkuman materi.
Demi apa aku punya pacar. Dia pacar pertama aku selama 17 tahun aku hidup didunia.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top