Bimbang
"akhirnya kamu udah mau nemuin aku lagi". Kata Adlan dengan senyum yang mengembang. Dia sangat bersyukur Yesa mau menemuinya lagi setelah hampir 3 minggu ini Yesa menghindarinya. Jika akan berpapasan pasti Yesa mencari jalan lain dan Yesa juga tak menjawab setiap telvon atau pesan yang dia kirimkan.
Yesa menyunggingkan senyumnya tipis. "Lan ada yang mau aku omongin sama kamu". Kata Yesa pelan. Saat ini mereka sedang berada di taman sekolah. Yesa sengaja mengajak bertemu di sini, karena jika jam istirahat begini taman relatif sepi. Kebanyakan siswa akan menghabiskan waktu istirahat mereka di kantin. Jadi Yesa fikir, mereka akan tenang membicarakan masalah mereka.
"iya ngomong aja. Aku pasti dengerin kamu kok". Jawab Adlan serius.
Yesa menarik nafas dalam. "aku udah fikirin ini sebelumnya dan aku juga udah mikirin ini matang-matang". Kata Yesa. "aku mau.. emm kita emm aku mau kita putus". Kata Yesa sambil memejamkan mata. Sebenarnya Yesa tak ingin hal ini terjadi, tapi dia tak mau mengecewakan Ayahnya lagi.
"kenapa harus putus ?". Tanya Adlan bingung.
"aku di larang pacaran sama orang tua ku". Jawab Yesa jujur.
"apa selama ini kamu diijinkan pacaran sama orang tua kamu ?". Tanya Adlan dengan nada meremehkan.
Yesa diam. Apa yang dikatakan oleh Adlan benar. Sekarang ataupun dulu dia sama-sama nggak boleh pacaran. Sebelum ataupun sesudah kejadian itu juga sama, dia tak diijinkan pacaran sama orang tuanya.
"kita masih bisa pacaran Yes". Kata Adlan pelan sambil memegang tangan Yesa. "aku janji aku nggak bakal ngulangi kejadian di bioskop kemarin". Kata Adlan meyakinkan Yesa. Dia tak ingin putus dengan Yesa.
"aku nggak mau ngecewain Ayah sama Bunda aku". Jawab Yesa sambil berusaha menarik tangannya.
"kita pacaran diam-diam aja. Kalo kamu ditanya sama ortu kamu bilang aja kalo kamu udah putus sama aku". Kata Adlam yang masih berusaha membujuk Yesa.
Yesa kaget dengan ucapan Adlan. Dia bangkit dari duduknya. "kamu suruh untuk bohong sama orang tua aku ?". Tanya Yesa dengan emosi yang mulai tak terkontrol kemudian dia mencoba untuk meninggalkan Adlan.
Adlan ikut bangkit duduknya dan menarik tangan Yesa untuk menahan Yesa pergi. "kamu udah nggak sayang lagi sama aku ?". Tanya Adlan dengan memelas. "Yes aku beneran sayang sama kamu, aku nggak mau kita putus. Aku janji aku nggak bakal ulangin kejadian kemarin lagi". Kata Adlan mencoba membujuk Yesa.
"maaf Lan. Aku nggak bisa". Jawab Yesa tegas.
"Yes kasih aku kesempatan sekali lagi. Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan dan setiap manusia juga berhak mendapat kesempatan lagi".
Yesa tetap berusaha untuk pergi dari hadapan Adlan. Dia merasa jika dia terus ada di hadapan Adlan dan mendengar semua bujuk rayu Adlan dia takut jika dia akan goyah. Karena sebenarnya dia masih sangat sayang sama Adlan dan tak ingin putus dari Adlan.
"Yes aku mohon sama kamu. Kita bisa diem-diem pacarannya. Aku janji nggak bakal ngajakin kamu keluar lagi biar nggak ketahuan sama orangtua kamu". Kata Adlan masih terus membujuk Yesa. "kamu udah nggak sayang sama aku ?".
"aku nggak bisa jawab sekarang". Jawab Yesa memutuskan. Kemudian dia berlalu meninggalkan Adlan yang masih terpaku di tempatnya.
***
Kaleng minuman, bungkus cemilan dan kabel rol beserta charge handphone berserakan di lantai kamar Yesa. Ya, saat ini Yesa bersama kedua sahabatnya sedang menghabiskan weekend bersama. Dan rencana nya mereka berdua akan menginap di rumah Yesa.
"gimana hubungan lo sama Adlan ?". Tanya Nadia tiba-tiba. Mereka berdua tahu jika hubungan sahabat dan kekasihnya sedang tak baik-baik saja. Tentu saja Yesa sendiri yang bercerita.
Yesa menoleh ke arah Nadia sambil menggelengkan kepalanya lemah.
"lo putus sama Adlan ?". Tanya Karin langsung. Dilihat dari gelengan kepala dan muka melas Yesa, Karin menanggapi jika mereka berdua putus.
Yesa kembali menggelengkan kepalanya.
"lah terus gimana ?". Tanya Nadia dan Karin berbarengan.
Yesa bangkit dari tidurannya dan memangku boneka panda berukuran jumbo. "Ayah sama Bunda nyuruh akun buat mutusin Adlan tapi Adlan menolak putus sama aku". Jawab Yesa pelan.
Nadia menyalakan musik dengan suara keras. Dia tahu tipe Bunda Yesa seperti apa. Bunda Mera sering menguping pembicaraan anak dan teman-teman dan jika pembicaraan itu sudah menuju ke hal-hal pacaran pasti dia akan langsung ikut nimbrung dan memberi nasehat untuk tidak mengenal pacaran terlebih dahulu. Memang tujuan Bunda Mera baik, namun di beberapa kesempatan kebiasaan nya yang suka ikut campur itu seringkali membuat orang jengkel.
"udah sekarang lo cerita yang semua sama kita, apa yang lo rasain dan apa yang lo mau. Lo ceritain semuanya ke kita, insyaallah kita akan kasih saran buat lo". Kata Karin ikut bangkit dari tidurannya.
"ya lo tau sendiri kan gimana sayangnya gue sama Adlan. Adlan juga bilang kalau dia masih sayang banget sama gue. Tapi Ayah dan Bunda melarang gue buat deket-deket sama Adlan. Gue bingung. Kalo gue nurutin Ayah sama Bunda itu artinya gue ngorbanin perasaan gue sendiri tapi kalo gue nurutin Adlan gue takut Ayah sama Bunda kecewa lagi sama gue". Kata Yesa menceritakan semua unek-unek nya. Rasanya dia begitu bersyukur memiliki dua sahabat yang selalu ada untuknya. Selalu mendengar semua ceritanya, selalu memberi saran dalam setiap masalah yang dia hadapi. "Adlan juga bilang kalau kita masih bisa pacaran secara diam-diam". Lanjut Yesa.
"kalo lo sendiri gimana terlepas dari tuntutan kedua orang tua lo maupun Adlan sendiri ?". Tanya Karin serius.
"kalo gue ya masih sayang sama Adlan dan nggak mau putus dari dia". Jawab Yesa tak kalah serius.
"yaudah lo setujui aja usulan Adlan yang ngajak lo pacaran diem-diem". Jawab Karin dengan entengnya.
"nggak bisa gitu dong. Lo juga harus inget gimana susahnya lo waktu di diemin sama bokap lo". Kata Nadia menanggapi, dia tak setuju dengan usulan Karin.
"loh tapi kan Yesa sendiri masih sayang sama Adlan begitu juga dengan Adlan. Tinggal pacaran diem-diem dan ngatur strategi supaya nggam ketahuan sama bonyok nya. Beres kan". Kata Karin masih mempertahankan pendapatnya.
"sepandai-pandainya tupai melompat bakal jatuh juga. Serapi apapun strategi Yesa pacaran diem-diem pasti juga bakal ketahuan juga". Jawab Nadia tak mau kalah. "lo mikir deh Yes sekarang, gimana kecewanya bonyok lo kalau mereka tau lo bohongin mereka". Kata Nadia pada Yesa.
Yesa diam tak tahu harus menjawab apa. Dalam hati dia ingin menyetujui usulan Karin, tapi di sisi lain usulan Nadia juga ada benarnya.
"
Yes tak selamanya mengorbankan perasaan itu berakhir luka. Bisa saja pengorbanan yang berat ini jalan lo untuk menuju kebahagiaan". Pesan Nadia pada Yesa.
"Yes keputusan lo saat ini akan menentukan hasil lo nanti. Jangan sampe lo nyesel dengan keputusan lo saat ini". Pesan Karin juga pada Yesa.
"kalian berdua malah bikin gue tambah bimbang". Kata Yesa dengan lemah sambil kembali membaringkan tubuhnya. Kedua sahabatnya memiliki dua argumen yang berbeda dan itu tambah membuatnya bingung.
"sekarang lo pikirin ini mateng-mateng, dan kita bakal dukung apapun keputusan lo". Kata Nadia.
"dan kalo lo mutusin untuk tetep pacaran diem-diem sama Adlan kalo lo butuh bantuan kita, kita siap bantu lo". Kata Karin menambahi.
"lah lo aja, jangan bawa-bawa gue, dari awal gue nggak setuju". Jawab Nadia sinis.
"lah lo masak tega sama sahabat lo sendiri". Kata Karin lagi.
"iye deh iye, gue nurut tapi kalo lo udah keterlaluan gue nggak ikut-ikut". Jawab Nadia mengalah.
================================
Bojonegoro, 20 Januari 2020
Gimana nih menurut kalian. Keputusan apa yang harus diambil oleh Yesa. Kalian bisa tulis pendapat kalian di kolom komentar ya😊
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top