Lokasi Kedua
Lokasi ini dari luar seperti pabrik, dari dalam entahlah. Para murid hanya menatap bangunan itu secara dalam. Dapat dilihat, kawasan itu punya beberapa bangunan.
'Uzumaki Ramen Corp' itulah batin Itachi saat melihat bangunan itu dan sweatdrop seketika.
'Inimah punyanya Minato-sensei' batinnya lagi.
"Ngapa Chi" Kisame melihat Itachi yang datar-datar aja. Ya semarah apapun dia pada partnernya dan walaupun partnernya telah merendahkan harkat dan martabaknya *readers: "martabat kali ri"* ok, ralat, maksud ane martabatnya, dia tetep sayang pada partnernya *readers: "YAOI!!!"* eits, para readers nggak usah pikiran macem-macem, sayang di sini bukan YAOI tapi sayang seperti kakak dan adik *readers: "yah"*.
"Bukan urusanmu" jawab Itachi dingin.
"Tapi kenapa lu lihatnya kayak gitu?"
"Apa yang beda dari tatapanku?" Itachi balik nanya.
"Err... sebenernya nggak ada sih" kata Kisame menjawab. Kan emang setiap hari setiap saat Itachi natapnya gitu, ya mungkin kecuali saat di rumah bersama keluarganya terutama adiknya.
"Ya sudah" kata Itachi.
"Tapi-"
"Apalagi?"
"Nggak ada, lupakan" kata Kisame.
"Anak-anak, waktunya turun!!!" Titah Bapak Orochimaru dengan nada ibu-ibu tukang gorengan.
"Akatsuki, mari turun!!! Let's go!!!" Pain teriak-teriak ngajak Akatsuki yang lain turun. Semua orang di bis minus Pain sweatdrop.
"Dah tau kali Pain" kata Konan setelah berhenti dari ke sweatdroppannya.
"Anekan cuma memotivasi Akatsuki biar tambah semangat" ucap Pain berapi-api. Akatsuki minus Pain hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah ketua nista bin sableng mereka.
"Hoy, kapan turunnya?!!" Ucapan Pain membuat Akatsuki minus dirinya sadar dan menghentikan kegiatan ajep-ajep *?* mereka. Akhirnya semua turun dari bis.
Sesampainya di bawah, mereka semua langsung kumpul nunggu guru pembimbingnya.
"Mana sih Pak Minato, Bences Oro, Bu Mabui, Pak Tobirama, ama Setan Kaguya, lama banget sih, anjirrr..." Pain mulai misuh-misuh sendiri.
"Pain yang sabar, semoga amal perbuatannya diterima di sisi Allah Swt" Ucap Kisame seraya mengelus mesra *plak* ralat, mengelus punggung Pain.
"Apaan sih lu Kis?! Emang Emak gue mati apa"
"Ye, ya nggak gitu juga Pain, kalo marah biasa aja kales"
"Lu juga ngapain sih Kis?! Kalo mau tebar pesona, sama partner lu sono!!!"
Itachi yang merasa dibicarakan langsung noleh ke Pain dan menatap Pain dengan sadisnya.
"Eh, santai men, gue gak bermaksud ngejadiin lu uke men" Pain menghentikan perdebatan dengan Kisame. Kisame Jaws Drop.
'Seginikah takutnya leader pada Itachi' batin Kisame.
"Gue emang bukan uke" kata Itachi.
"Jadi lu apa?"
"Gue bukan uke maupun seme"
"Maksudnya?"
"Ya gue bukan maho lah Pain!!! Lagian siapa yang mau maho'an ama dia" Itachi nuding Kisame yang masih Jaws Drop dengan nistanya.
"Jika lu bukan maho, artinya lu punya cewek, siapa cewek lu?" Tanya Pain.
"Ehm itu anu pokoknya ada lah Pain" Itachi gugup.
"Hayo siapa? Jujur aja"
"Ehm-"
"Anak-anak, bentuk barisan!!!" Perintah Minato yang memotong kata Itachi. Pain kecewa seketika.
"Yah, awas lu, kalau ada waktu kita bicara soal cewek lu"
"Terserah Pain"
Anak-anak langsung mbentuk barisan, barisnya dua-dua. Akatsuki saling berpartner ria.
"Chi, sebenarnya lu punya cewek gak sih?" Tanya Kisame.
"Kagak" jawab Itachi dengan santainya.
Kisame sweatdrop.
"Udah, sweatdropnya nanti aja, barisannya udah mau jalan" Itachi menyadarkan Kisame dari sweatdropnya.
"Eh iya" kata Kisame.
Anak-anak memasuki gedung pertemuan yaitu gedung Uzumaki Namikaze. Gedung itu lumayan megah. Anak-anak duduk di bangku tak terkecuali Akatsuki. Tiba-tiba
"Kita sambut, pemilik Uzumaki Ramen Corp, Minato....Namikaze..."
Minato langsung naik panggung dan jalan-jalan di atas panggung ala model jalan di catwalk. Anak-anak sweatdrop seketika. Pasalnya guru yang biasanya keren, kalem, cool tiba-tiba berubah 180 derajat reamur *?*.
'Apakah Pak Minato tertular virus bences Bakoro' batin mereka serempak sambil melongo, mulutnya mangap lebar.
"Selamat siang anak-anak" Pak Minato ngomong sambil dadah-dadah gaje.
"Pagi Pak" jawab anak-anak serentak minus Akatsuki.
"Bagaimana kabar kalian hari ini?"
"Baik Pak" semua anak minus Akatsuki.
"Baik bapak akan bercerita tentang Uzumaki Ramen Corp, jadi Uzumaki Ramen Corp dibentuk tanggal xx bulan yy tahun jjj, motivasi saya membuat Uzumaki Ramen Corp karena dorongan istri dan anak saya, Kushina Uzumaki dan Naruto Uzumaki tercinta. Jumlah karyawan di sini 1.000.000 karyawan. Luas bangunan ini 800 hektar *gila, seberapa luas tuh* dan luas tanahnya 1.000 hektar. Proses membuat ramen blablabla..." terlalu panjang, Naori capek ngetiknya *readers: "halah, bilang aja lu nggak tau", Naori: "emang iya".
"Ada yang mau ditanyakan?" Lanjut Pak Minato lagi.
Kakuzu ngangkat tangan.
"Majulah kau Nak" ucap Pak Minato.
Kakuzu maju ke depan.
"Apa yang ingin kau tanyakan nak?" Tanya Pak Minato pada Kakuzu.
"Pak saya ingin bertanya-"
"Iya apa"
"Pak saya ngomong belum selesai"
"Ya sudah lanjutkan"
"Saya ingin bertanya-"
"Udah tahu"
"Kok daritadi bapak motong terus sih Pak?"
"Iya ndak papa to Nak"
"Tapi saya jadi kelamaan ngomongnya Pak"
"Ya udah lanjut"
"Jadi berapa modal yang bapak perlukan untuk mendirikan Uzumaki Ramen Corp dan berapa jumlah gaji karyawan bapak?" Tanya Kakuzu.
"Waduh, saya jadi malu njawabnya, kira-kira siapa yang membuat soalnya Nak?" Tanya Pak Minato dengan ekspresi malu-malu kucing.
"Pak Minato" jawab Kakuzu.
Minato bengong, ternyata dia sendiri yang mencantumkan soal itu. Kalau dia yang mbuat, berarti tau kuncinya dong, otomatis ya dia harus njawab.
"Ehmm untuk modal pertama dulu 10 milyar rupiah dan gaji setiap karyawan per bulan 4 juta" terang Pak Minato.
Kakuzu nyatet.
"Ok, makasih Pak" kata Kakuzu sambil lari ke belakang.
'Anak yang manis' batin Pak Minato *naori sweatdrop*.
"Anak-anak, sekarang ikuti Bu Kushina" perintah Tsunade-sama. Di sebelah Tsunade-sama ada Kushina yang tersenyum ramah.
"Cantik" Gumam Pain.
"Apa?! Kau menyukai Bu Kushina?! Awas kau!!!" Konan langsung menghajar Pain.
"Ampun Konan"
Konan tetap memukuli Pain sampe puas. Akatsuki yang lain cuek-cuek aja.
'Ngapain juga nolong, toh itu salah si Pain'.
Begitu batin mereka.
Tak lama kemudian
Kushina ngajak anak-anak keliling.
"Ini mesin pembuat mie" jelas Kushina sambil nuding tuh mesin.
"Eh ada Itachi ya" Kushina baru menyadari ada Itachi di sebelahnya. Ngapain aja tuh sampe baru sadar *Kushina: "nerangin ke anak-anak", Naori: "Oh iya aku lupa", Kushina sweatdrop*.
"Iya Bibi" balas Itachi.
"Eh, gimana kabar Ibumu?"
"Baik Bi"
Malah ngobrol nih Kushina.
"Kalau adikmu gimana?"
"Baik"
"Ka-"
"Bu Kushina, kalau gini ya nggak selesai!!!" Protes Tobi.
"Iya tuh, kok malah ngobrol sih Bu" Zetsu ikut-ikutan.
"Bu Kushina memang kampret" Hidan misuh-misuhi Kushina.
"Ape lo kate?! Murid kurang ajar!!!" Kushina langsung menghajar Hidan.
"Dei, kita nggak usah ikut protes ya" bisik Sasori.
"Tapi-tapi Danna-"
"Emangnya lu mau dihajar kayak gitu" kata Sasori sambil nuding Hidan.
"Ya nggak sih Danna"
"Ya sudah kita diam aja"
"He'em Danna"
Kushina sudah selesai menghajar Hidan.
"Maaf atas insiden tadi ya anak-anak"
Anak-anak cuma ngeri menatap Kushina.
"Dah, nggak usah bengong, ayo lanjut" Kushina kembali ke mode si cerewet yang ramah.
Setelah selesai keliling, mereka semua kembali ke aula.
"Nah anak-anak, sekarang saatnya Ishama, Istirahat Shalat, dan Makan, ada yang mau di tanyakan?" tanya Tsunade.
"Bu, makannya, makan apa Bu?" tanya Pain dengan tak tahu malu. Diamah emang gak punya malu *Naori digampar ama Pain*
"Ya terserah kalian, kaliankan boleh jajan, makan bekal, dll, SUDAH KALIAN PERGI SANA!!!"
Karena Akatsuki ketakutan melihat Tsunade yang mulai ngamuk, akhirnya mereka semua pergi meninggalkan aula itu.
"Enaknya jajan apa ya?" tanya Pain.
"Terserah lu aja Pain, kan ketuanya kamu" kata Konan.
"Wih di sana ada toko oleh-oleh, pernak-pernik, dll, mari kita ke sana!!!" Sasori mulai histeris lihat penjual aksesoris.
"Wah, betul tuh, ayo kita ke sana" Pain setuju aja tuh.
Akhirnya mereka semua pergi ke toko pernak-pernik dan mulai memilih-milih. Kita lihat pilihan mereka.
Pain: Kalung ala preman, sepatu rocker, jaket rocker, topi cap anak alay tulisannya 'ALAY' yang wernanya merah.
Konan: Kalung inisialnya K, jaket, rok, kaos, boneka kelinci,.
Itachi: Jaket warnanya hitam, kacamata bulat ala Kabuto, Sun Glasses, Kacamata fantasi framenya hitam, sama topi cap hitam tulisannya'COOL'. *mborong kacamata*
Kisame: Kaos biru, Jaket biru donker, kacamata hitam, sama topi cap biru tulisannya 'I LOVE OCEAN', sama kalung ala preman.
Sasori: Jaket merah, sepatu, kalung inisialnya S, kaos item, topi fedora, pistol mainan *MKKB XD*, sama topi cap tulisannya 'SASORI SAOS TERIYAKI' *?*
Deidara: Jaket pink, boneka beruang pink, kalung manik-manik pink, kaos pink ala dora.
Hidan: Jaket sobek-sobek ala gelandangan, kalung inisial DJ, jeans sobek-sobek, kaos DJ.
Kakuzu: Nggak beli apa-apa, penghematan.
Tobi: topeng baru, jaket item mirip sama punyanya Itachi, syal, kalung inisialnya T, kaos biru donker polos, topi cap tulisannya 'I LOVE INDONESIA' *?*.
Zetsu: kalung inisialnya Z, jaket ijo, topi cap tulisannya 'ZT'.
Setelah memilih, mereka semua membayarnya. Kita lihat percakapan mereka.
"Pakai yang mana dulu ya" Itachi menggumam setelah melihat kacamata barunya.
"Ah, coba yang ini" Itachi mencoba makai.
"Gimana teman-teman?" tanya Itachi pada Akatsuki dengan memakai kacamatanya, tangannya bergaya membentuk peace.
"Hahaha" tawa semuanya meledak.
"Kenapa?" tanya Itachi dingin sambil menghilangkan gayanya
"Lu mirip sama, siapa tuh, atistennya Bakoro, siapa namanya? Kabuto"
"Iya mirip banget"
Bayangin aja Itachi kecil yang masih unyu-unyu rambutnya masih lebih abu-abu pakai kacamata bulat sama Kabuto kecil yang pake kacamata. Miripkan? *readers: "Enggak tuh"*
"Cih" Itachi mendecih sambil melepas kacamatanya.
"Omong-omong Chi, kou nggak beli kalung?" tanya Pain.
"Nggak"
"Tumben, kan lumayan buat hobimu yang narsis ini" ledek Pain.
"Aku sudah pake kalung" kata Itachi.
"Hah? Benarkah? kok nggak pernah kelihatan?"
"Kan ketutup baju" jawab Itachi.
"O...yasud, pada mau jajan apa nih?" tanya Pain.
"Gak usah jajan, penghematan" jawab Kakuzu.
"Aku mau makan bekalku saja" kata Itachi.
"Enaknya jadi Uchiha, bekal aja disiapin" Kisame berbunyi.
"Iya, semua Uchiha itu manja" kata Deidara.
"Ye..., enak aja kalian bilang, ini yang nyiapin aku sendiri kok, kalian mau nggak, kebetulan aku bawa sepuluh" Itachi menawari.
"Emang bekal kou apa Chi?" Tanya Sasori
"Orinigiri jumlahnya 10"
"Wah, aku mau"
Akhirnya semua minus Sasori makan bekal Itachi bersama. Kan Sasori nggak bisa makan. Karena sisa satu, terjadi rebutan antara Pain dan Hidan. Semua minus Pain dan Hidan geleng-geleng kepala. Akhirnya pertarungan dimenangkan oleh Pain. Pain serakah.
"Makasih Chi" ucap semuanya minus Sasori dan Deidara. Jelas, karena Sasori nggak makan. Kalau Deidara gengsi katanya.
Sekarang semuanya selesai makan.
"Enaknya kita ngapain ya?"
Itachi POV
'Ah, semua pada lupa shalat, gak usah ah' gumam Itachi.
Tiba-tiba muncul Fugaku Uchiha dikepalanya.
"Itachi, shalat!!! Kau ingat janji Uchiha Muslimkan?"
"Ingat ayah"
"Kalau begitu apa"
"Bertakwa kepada Allah Swt., Shalat 5 waktu sehari, berpuasa di saat Bulan Ramadhan serta waktu senggang, jika punya harta dizakatkan, wajib naik Haji, untuk anak usia 13 tahun harus sudah khatam Al-Quran, dianjurkan untuk usia dewasa hafal 30 juz, selalu bersalawat jika ingat, selalu menjaga nama baik Uchiha, dan Rela berkorban demi tanah airnya" ucap Itachi.
"Kau itu sudah khatam 30 juz, dan sudah hafal 10 juz dalam Al-Quran, Haji pula, kau harusnya tak melanggar poin nomor 2!!!"
"Baik Yah"
End Itachi POV
"Ngapa kau ngelamun Chi, hei" Kisame peduli. Tadi Itachi diingatkan ayahnya lewat batin aja, jadi Itachi kayak ngelamun gitu.
"Pain, kita shalat aja ya" ajak Itachi.
"Oh, betul tuh"
"Ayo"
Semua pergi ke masjid yang ada di situ.
"Ayo Dan" ajak Kakuzu pada Hidan.
"Ngapain, guekan agamanya Jashin, gue ritual aja" jawab Hidan.
"Pokoknya lu harus ikut!!!" Kakuzu nyeret Hidan sampe ame ngjungkel.
"Eh, ngapain lu tarik-tarik tangan gue?! Lepasin" Hidan narik tangannya dari genggaman Kakuzu.
"Pokoknya harus ikut aku!!!"
"Nggak mau!!!"
"Ikut"
"Ngga-"
"HOY, KALIAN INI!!! KALAU BERTENGKAR, KITA BISA NGGAK SHALAT!!!" Pain motong ucapan Hidan.
Hidan dan Kakuzu menoleh ke arah Pain serentak dan mengatakan "Bukan urusanmu Kampret" secara bersamaan.
"Ya sudah, mari kita tinggalkan mereka" ajak Pain ke Akatsuki yang lain.
Akatsuki yang lain meninggalkan Hidan dan Kakuzu yang masih bertengkar.
"Ikut Aku!!!"
"Nggak mau!!!"
"Eh kalian ini, kecil-kecil berantem terus, apa kalian nggak malu diliatin orang hah!!!" kata Kotetsu. Tiba-tiba Kotetsu sama Izumo muncul.
"Nggak tuh Pak" kata Hidan asal.
"Bener-bener gak tau malu kalian" kata Izumo sambil njewer Hidan. Kotetsu njewer Kakuzu.
"Ittai!!!" jerit Kakuzu dan Hidan barengan.
"OK, sekarang kalian berhenti bertengkar" kata Izumo.
"Iya Pak" jawab Hidan dan Kakuzu sambil cemberut.
Akhirnya Hidan dan Kakuzu pergi ke masjid. Kakuzu langsung shalat zuhur secepat kilat. Hidan ritual di masjid *emang boleh ya?*. Setelah shalat Kakuzu dan Hidan langsung nyusul Akatsuki yang lain. Rupanya yang lain meninggalkan mereka dan langsung ke bis nista itu.
Sesampainya di Bis.
"Kalian kemana aja?" tanya Pain dingin.
"Harusnya kami yang tanya, kalian kemana aja? kok kami ditinggal?" tanya Kakuzu.
"Kalian tadi malah bertengkar, jadi kami shalat duluan" kata Konan.
"Tapi-"
"Tidak ada tapi-tapian, itu salah kalian sendiri, kau tahu? kalian malah bertengkar, membuat keributan, sampai penjaga aja datang" kata Pain.
"Gimana ketua tahu?"
"Aku punya ilmu untuk melihat pergerakan kalian semua" kata Pain.
Kakuzu dan Hidan bengong.
"Sudah, kalian duduk di tempat kalian aja dulu"
Kakuzu dan Hidan berjalan ke tempat duduk mereka dan duduk di situ.
Tak berapa lama kemudian, si Bakoro-sensei dateng. Tau Bakoro? *nggak tuh* Bakoro-sensei itu Baka Orochimaru-sensei.
"Anak-anak dah komplit?"
"Sudah!!!" jawab mereka serempak.
"Baik, sekarang kita akan menuju lokasi terakhir yang paling kece" kata Orochimaru.
Setelah itu bis berangkat menuju lokasi ke tiga, yakni lokasi terakhir.
Akhirnya selesai chapter ini. Semakin gaje dan nggak nyambung. Maaf untuk para readers baru update and ketikannya ancur. Ini dikarenakan Naori nulis di HP terus kuota habis lalu nulis di laptop. Untuk readers, tetap setia membaca ini, Naori juga ngga tau selesainya kapan. Kalau bisa vote dan comment. Ditunggu
TBC
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top