Test Lisan Part 1
"Sebastian... kenapa kau tidak memberi tahuku ada test lisan anjir?!" Ciel mulai ngamuk-ngamuk gaje ke Sebastian.
"Lah... setahu saya mereka tidak merencanakan adanya test lisan Bocchan, jangan salahkan saya...." ucap Sebastian dengan tampang gak punya dosa... padahal dosanya banyak banget.
"Dasar dodol!"
"Sudahlah Bocchan, saya yakin Bocchan pasti bisa menghadapinya karena... kita pasti pernah, dapatkan cobaan yang berat, seakan hidup ini, tak ada artinya lagi, syukuri apa yang ada... hidup adalah anu-"
"Cukup Sebastian, luh mbuat ane tambah stres... mending luh pergi dari hadapan ane! Luh terlalu dekat anying! Ngeri gue sama muka mesum luh!" Ciel komen tentang jaraknya yang terlalu dekat sama Sebas. Hidungnya cuma selisih 3 cm dengan hidung Sebas. Itu mau mahoan ya Mas? *PLAKK*
"Maaf Bocchan..." ucap Sebastian sambil menyingkir.
"Hmmm..."
Daripada kita melihat seorang Earl Phantomhive dan Butler kamvretnya *Sebastian : "anying"*, kita lihat trio shinigami kamvret bin nista kita yang tercintah *readers : "howek..."*.
"Kira-kira test lisannya kayak gimana ya Will?" tanya si Grell.
"Gak tau..." jawab William.
"Terus kira-kira yang ngetest aku siapa ya Will?"
"Ane gak tau!"
"Terus kita ditestnya bareng gak ya Will?"
"Gue gak tau dodol!"
"Atau kita akan terpisahkan oh."
Setelah itu William langsung nyumpel mulut Grell pake kertas soal Akatsuki yang entah dia dapat darimana biar Grell diam.
"Rasain luh!"
"Ill aat ih (Will jahat ih)," ucap Grell ga jelas tanpa dipedulikan William dan Ronald hanya tertawa kecil melihat kedua senpai dodolnya.
"On aan eawa! (Ron, jangan ketawa)"
"Heh apa senpai?"
"Aan eawa ool! (Jangan ketawa dodol!)"
"Luh ngomong apaan sih senpai?"
"AXFYUVIVUCIH!!!"
"???"
"MURID-MURID SILAHKAN MASUK KE RUANG GURU UNTUK MENGAMBIL UNDIAN YA CHIN, DIPILIH YA CHIN," ucap Deidara melalui speaker yang membuat semua murid-murid muntah di tempatnya.
Grell langsung muntahin kertas dari mulutnya. Heran, kenapa gak dari tadi? Oh ya, Grellkan bego *digergaji*. Semua muridpun masuk ke ruang guru termasuk Grell.
***
Terlihat Pain udah duduk-duduk nista bak raja lagi berak di jamban *shinra tensei*.
"Tuh Pain sensei ngapain ye?"
"Mana gue tau?"
"Kita mau diapain?"
"Gak tau nying"
"SEMUANYA TENANG EHEK" Pain maunya tegas malah batuk. Hal ini nambah kenistaannya.
Semua murid langsung diam. Ada juga yang nahan tawa lihat Pain.
"Jadi kalian saya suruh kesini buat ambil undian."
"Undian apa Pak? Apakah undian menikah? Kalo itumah Pak saya pasti kalo gak sama Sebastian, William, ato Ronald," tanya Matsuri gaje.
Sebastian, William, dan Ronald langsung merinding. Jelas semua kagak ada yang mo nikah dengan Matsuri.
'Inilah resiko orang ganteng bin hot,' batin Sebastian.
'Resikonya ada di sekitar manusia,' batin William.
'Resikonya jadi shinigami keren,' batin Ronald.
Otak Pain loading sejenak.
"Bukan masalah nikah njay! Tapi masalah test lisan nanti," ucap Pain.
"Oh kirain soal nikah."
"Ok jadi gini, nanti kalian test lisan akan ditest 2 guru, nah sekarang ambil undian untuk menentukan siapa guru yang akan mengetest kalian, lalu setelah itu kalian tulis di kertas ini," lanjut Pain sambil nunjukin kertas.
"Siap Pak!"
"Ok silahkan diambil!"
Para murid mengambil undian. Setelah itu mereka menulis satu persatu undiannya. Dan inilah hasil undian mereka yang akhirnya dilihat para guru.
"JANCOEG DAPET SI GRELL!!!" ucap Uchiha bersaudara barengan.
Di lain sisi terlihat Grell yang sudah bahagia.
"Hyhyhy, gue gak ikut ngetest, akhirnya bisa istirahat," ucap Undertaker sambil keluar dari ruang guru dan ternyata diikuti 2 Uchiha tersayang kita.
"Eh eh.. Pak, boleh minta bantuan nggak?" tanya Itachi dengan hormat.
"Apaan?"
"Jadi, kalo yang ngetest Grell semprul itu bapak aja gimana?" tawar Sasuke.
"Ogah gue nying!" jelas Undertaker langsung nolak tawaran Sasuke mentah-mentah.
"Tapi Pak-"
"Luhkan berdua, lah gue sendirian hadapi dia gitu? Udah gue pergi!"
Setelah berkata seperti itu Kakek Legend kita menghilang ditelan Bumi Emas Tanah Airku... Sepanjang masa *readers : "CUT! Jangan nyanyi keroncong di sini coeg!", Naori : "sorry :'v"*.
"Jancoeg tuh kakek ilang Mas," ucap Sasuke pada Itachi.
"Njir Mas :'v, btw sabar aja dek."
"Tuh kakek galak amat njir, lagi PMS kali ya Kak."
"Emang perempuan, udah sekarang balik ke ruang guru dan siap dapat bencana dadakan."
"OK KAK."
Lalu kedua Uchiha yang bahlul *Sasuke : "gue dihina, oklah"* itu kembali ke ruang guru dengan sok kerennya. Terlihat murid-murid yang sudah berbincang-bincang.
"Ok, test akan dimulai lah chin, sekarang, kalian semua ikuti pengetest kalian ke ruangan masing-masing," ucap Deidara kumat bancinya.
Setelah itu murid-murid masuk ke ruangan test dan ditest. Mari kita lihat testnya. Sebagai info, test Matsuri dan Sari tidak akan saya tampilkan karena gak penting :'v.
Ciel Phantomhive
Ciel sudah sampai di ruangan test dimana dia akan test Pain dan Konan. Ciel kelihatan santai-santai aja.
"Adek manis, siapa namamu?" tanya Konan.
'Manis mvahmu anjir!'.
"Nama saya Ciel Phantomhive sensei."
"Cita-citamu jadi apa? Atau kau sudah punya pekerjaan jadi sesuatu?" tanya Pain.
"Saya punya perusahaan mainan yang menjual produk untuk anak-anak, harganya murah Pak, silahkan pesan di Perusahaan Funtom, ada coklat, permen, dan sebagainya," dan penjelasan Ciel malah jadi promosi.
"Anjir Nan, murid kita hebat yak."
"Iya Pain, gak kayak luh yang hidupnya ngeblangsat terus, gak pernah ada kemajuan," hina Konan pada Pain.
"Anjir, saya dihina temen sendiri."
"Lah ituksn kenyataannya Pain, luh harus nerima."
"Ok lah, btw lanjut testnya, ehmm... apa kau punya bakat?"
"Saya bisa berbicara dalam bahasa Perancis, latin juga bisa."
"Ok ane gak mau ngetest karena ane gak bisa, selamat Ciel Phantomhive, kau berhasil dalam test ini."
'GINI DOANG TESTNYA?!'
"Ah iya Pak, terima kasih atas semuanya."
"Sekarang kau keluar!"
"Ah baik Pak," Ciel langsung lari ke luar ruangan.
Segitu doang testnya Ciel, sekarang kita lihat testnya Sebastian.
Sebastian Michaelis
Sebastian sudah berdiri di depan Sasori dan Deidara. Entah kenapa, Sebastian mendapatkan firasat buruk.
"Sebastian Micael ya?" ucap Deidara.
"Woi luh salah baca njir!"
"Yang bener aja Danna?"
"Ah sensei, saya Sebastian Michaelis," Sebastian langsung menengahi pertengkaran gurunya sambil tersenyum sedeng.
"Oh ya maaf, btw kamu tamvan banget KYAAA!!!" Deidara lagi kumat bancinya.
"Diem anjir!" teriak Sasori pas di kuping Deidara.
"Apaan sih Danna? Cemburu ya?"
"Mvahmu cemburu, gue aja jijik sama luh!"
Ok, kita lihat Sebastian yang sudah merinding jijik melihat Deidara. Tapi, karena melihat Deidara dan Sasori bertengkar, Sebastian jadi nyantai di atas sofa sambil makan pop corn bak nonton kartun D*RA.
'Coeg, yang ngetest gue stres,' batin Sebastian.
Ok kita lanjutkan dengan melihat pertengkaran Sasori dan Deidara.
"Ah yang bener danna? Kalau jijik kenapa kita bisa tidur sekamar?"
"Diem luh maho! Dasar banci prapatan!"
"Eh njay, dasar orang gak bersyukur punya tubuh!"
"Woi luh juga gitu! Buktinya luh nanam bom di tubuh sendiri, sungguh sangat idiot!"
"Suka-suka gue lah! Emang apa pedulimu?!"
"Ah serah luh veak!"
"Mati aja luh!"
"WOI PARA SENSEI KENTIR! UDAHAN BERANTEMNYA! KALO GINI TESTNYA GAK SELESAI-SELESAI" secara mengagetkan Sebastian membentak kedua sensei kamvretnya itu.
"Anjir sadis!" ucap Sasori.
"Bener juga, kita lanjut testnya, sekarang saya bertanya, apa pekerjaanmu? Kalau gak ada jadi apa cita-citamu?"
"Saya bekerja sebagai butler."
"Hmm Danna, apa itu butler? Apa itu pekerjaan yang membuat mentega?" tanya Deidara dengan begonya.
"Ya kali, butler = maybe butter = mentega."
"Ok, lalu apa bakatmu?" tanya Deidara.
"Saya bisa melakukan segalanya..."
"Eh njay yang bener aja!"
"Gue gak percaya, kalo gitu coba luh nyerang gue!" perintah Sasori.
"Kalau itu yang sensei inginkan baiklah."
Sebastian menghilang. Tiba-tiba Sebastian sudah ada di atas meja sambil berjongkok mau nusuk dada Sasori pake pisau. Matilah kau Sasori hahaha :'v *Sasori : "eh kamvret, gue blom mau mateks"*.
"Eh njir!" ucap Sasori.
"Jangan ditusuk coeg! Luh bisa ngebunuh dia!" ucap Deidara.
Sebastian langsung lompat untuk turun dari meja dan mendarat dengan sempurna. Membuat Deidara terkesima.
"Maafkan saya, saya cuma bercanda sensei," ucap Sebastian sambil tersenyum sedeng.
"Bercandamu gak lucu njir!"
"Hejehe maaf sensei."
"Sudah luh lulus! Sekarang pergi, ngeri gue!" usir Sasori.
"Ok sensei, kalau itu yang sensei mau."
"Udah coeg! Pergi luh!"
"Eh ok."
Sebastian langsung pergi meninggalkan ruangan itu. Terlihat pula Deidara dan Sasori masih ngeri.
***
"Bagaimana Bocchan? Lancar?"tanya Sebastian.
"Tentu saja, luh sendiri gimana kamvret?"
"Oh saya juga berhasil Bocchan."
"Baguslah coeg."
Hai minna...
Akhirnya Naori update juga. Btw maaf kalau garing. Maafin Naori kalau rada lama updatenya, Naori sibuk, banyak ulangan. Minggu depan juga udah PTS. Ok sekian dulu minna... nantikan part selanjutnya, Test Lisan part 2. Ditunggu vommentsnya. Salam damai dari Naori.
TBC
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top