Rapat Lagi
Pain dan Akatsuki lainnya beserta Mbah Taker berjalan menuju ruang rapat. Mereka akan bicara tentang pengoreksian jawaban.
Sekarang mereka sudah tiba di ruang rapat. Pain duduk dengan gaya nistanya. Semua siap mendengarkan ocehannya yang sangat tidak bermutu. Kondisinya ngantuk berjamaah diimami Tobi.
"Ehem-ehem ehek-ehek," Pain berdehem keterusan jadinya batuk.
Semua mata tertuju pada Pain.
"Senpai kenapa, senpai sakit?" tanya Tobi sok perhatian padahal dalam hatinya terucap, "I don't care".
"Gak napa-napa kok," jawab Pain.
"Udahlah Tob, si ketua kurang belaian, makanya jadi caper," ucap Deidara.
"Caper itu bukannya makanan ya senpai?"
"Tobi, luh bego atau apa sih?! Itu cepres kali!"
'Gue gak bego Deidara, luh lebih sarap daripada gue,' ucap Tobi dalam hati.
"Sudahlah, dimulai saja rapatnya," ucap Itachi.
"Baik, kita rapat untuk menentukan siapa yang mengoreksi jawaban."
"Oh..."
"Jadi siapa yang mau mengoreksi?" tanya Pain serius.
"Gue mah ogah."
"Itu bukan keahlianku."
"Kenapa tidak ketua saja?"
Suasana menjadi ribut seketika.
"Aku yang akan mengoreksi jawabannya," ucap sosok tak diundang dalam rapat tersebut.
Semuanya langsung noleh ke sosok tidak diundang itu dan langsung pada komentar.
"Whut Bang Sebasuchan?!"
"Wih Iblis lucknut datang!"
"Nih Iblis selalu datang di situasi yang sangat tepat, gak pake undangan lagi."
"Sudah-sudah, jangan pada komen ke saya," ucap Sebastian menengahi suasana.
"Ok..."
"Yang penting bagaimana keputusanmu Ketua Akatsuki?" tanya Sebastian pada Pain yang tumben serius.
"Eh keputusan apaan? Ane gak ngambil keputusan apa-apa," jawab Pain dengan begonya.
"Anjir... nih ketua bego budeg ato apa?!" emosi Sebastian naik tiba-tiba.
"Gue gak bego sama budeg njer! Luh kali yang kayak gitu!"
"Woi gue Iblis lucknut walau kotor dan penuh dosa gak gitu juga!" akhirnya Sebastian mengakui kalau dirinya kotor dan penuh dosa.
Dan akhirnya Pain dan Sebasuchan alias Sebastian ribut di tempat. Keduanya saling menghina dan akhirnya saling menyerang dan hajar-hajaran sampai mampus.
"Sudahlah, dasar Pain dan Iblis sama lucknut dan bodohnya," tiba-tiba Tobi angkat bicara.
Pain dan Sebastian langsung diam.
"Jadi, ketua yang bodoh apa kau setuju Sebasuchan mengoreksi jawaban?" tanya Tobi serius mode-on.
'Nih anak kerasukan kuntilanak dicampur pocong kawaii ya? Bicaranya jadi beda gitu,' batin Deidara nista.
'Ya Dewa Jashin, apakah Tobi mendapat hidayah?' batin Hidan.
"Hmm.. aku setuju," jawab Pain.
"Tapi aku tydacs setuju!" suara tak diundang terdengar kembali. Kali ini terdengar cempreng dan kayak orang abis mabok *ditabok pake pemotong rumput*
Semua Akatsuki beserta Sebastian dan Undertaker langsung menoleh ke arah suara jalangkung tersebut *digampar* ok ralat, maksudnya ke suara tidak diundang tersebut. Tampak Willim dan Ronald sudah berdiri di pojok ruangan.
"Eh anying, dua shinigami nista ada di sini," ucap Sebastian.
"Jelaskan alasanmu kenapa tidak setuju, dua setan lucknut dan penuh dosa," ucap Pain yang langsung mendapat tabokan dari William T Spears.
"Gue bukan setan! Btw Ronald, kau yang jelaskan, aku tydacs syudi bicara dengan manusia lucknut dan penuh dosa seperti dia!" ucap William.
"Ya senpai, jadi kami menolak karena kami tidak mau iblis penuh dosa seperti dia yang mengoreksi," ucap Ronald dengan begonya.
"Kalau itu semua juga tahu nying!" Pain jawsdrop di tempat.
"Bego luh njir!" hina William.
"Eits, dakuh belom selesai bicara semua, masih ada lanjutannya oi!" ucap Ronald.
"Lanjutin cepetan!"
"Jadi kami tidak ingin Sebastian yang mengoreksi karena dia iblis lucknut penuh dosa yang tidak bisa dipercaya sekaligus musuh shinigami, nanti jawaban kami sebagai para shinigami disabotase, nilainya diganti," ucap Ronald yang tumben sekali ucapannya benar, tidak seperti biasanya.
"Benar juga ya, mari kita pikirkan jalan keluar yang sangat tidak penting ini," ucap Pain.
Semua berpikir. Ruangan jadi hening. Ya sebenarnya yang berpikir hanya Pain, yang lain cuma nyimak dan pura-pura mikir doang.
"Aha!"
"Apaan Pain?" tanya Tobi
"Kagak tahu!" jawab Pain dengan sangat begonya yang membuat semuanya mengeluarkan wajah poker face sesaat.
"Anjer ketua kamvret bin sarap!" ucap Konan yang tiba-tiba mencekik Pain.
"A-ampun..." sungguh ajaib, Pain tercekik masih bisa minta ampun.
"Sudahlah, aku punya jalan keluarnya," ucap Itachi.
"Apaan?"
Semua mata langsung tertuju pada Itachi. Menantikan jawaban pasti dari si jenius Uchiha.
"Yang ngoreksi jangan hanya si Sebasuchan, tapi paling tidak ada satu lagi orang yang akan membantu Sebasuchan," ucap Itachi santai.
"Usul diterima, jadi siapa yang akan menemani Sebasuchan ngoreksi?" tanya Pain.
"Aku saja yang akan menemani iblis lucknut tidak bertanggung jawab itu," ucap Undertaker.
"Ok lah kalau begitu," ucap Pain.
"Kami tetap tidak setuju!" tolak William mentah-mentah.
"Mau luh apa njir? Jadi setan repot amat ama nilai ujian..." ucap Pain lelah.
"Jangan bilang kami setan"
CTUAKKK...
Deathscyte William mendarat dengan mulus di kepala sang ketua nista.
"Mau kami adalah yang mengoreksi jawaban milik kami adalah kami sendiri," ucap Ronald.
BRAKKK...
Pain menggebrak meja.
"Gak bisa gitu juga kali!!! Enak amat bisa ngoreksi punya sendiri!!!"
"Gak duli..."
"Udah, dari tadi ribut mulu, kupunya jalan keluar lagi," ucap Itachi lagi.
"Apa jenius Uchiha? Tunjukkanlah jalan pada kami."
"Jadi, bolehkan mereka ikut ke ruang pengoreksian, selesai, mereka bisa memastikan tidak akan ada kecurangan."
"Usul diterima."
Hal ini tiba-tiba membuat emosi Deidara naik tanpa sebab. Mungkin Deidara lagi PMS *ditabok*.
"Kalau Uchiha b*ngsat bin kamvret bin lucknut itu usulnya selalu diterima! Lah kalau ane apaan? Paling pada gak peduli," Deidara mulai ngoceh bak burung beo.
"Luh gak pernah usul njir!" sahut Sasori yang ada di sebelahnya.
"Oh iya ya Danna..." ucap Deidara.
"Bego..."
"Mending ngitung duit daripada melihat orang bego," ucap Kakuzu sambil mulai menghitung duit.
"Nah, gitu aja, bagaimana shinigami?" tanya Pain.
William dan Ronald saling pandang. Pandangan mereka semakin dalam sehingga membuat mereka saling jatuh cinta *Ronald : "Anjir! Gue bukan maho! Camkan! Di sini juga banyak anak di bawah umur njir! Masih polos!", William : "Gak sudi gue jadi maho, apalagi sama kouhai sendiri", Naori : "Oh kirain pada mau", Ronald dan William : "menghajar Naori bareng-bareng"*.
Ralat dari awal, abaikan paragraf di atas. William dan Ronald saling pandang.
"Bagaimana senpai?"
"Ya aja dah."
"Baiklah, kami setuju," ucap Ronald.
"Bagus, soal rapat pengoreksian jawaban beres, sekarang saatnya rapat yang lain," ucap Pain.
"Ya baiklah."
"Jadi biar gak terlalu garing saat pengumuman kelulusan, kupikir kita harus mengadakan acara gitu," ucap Pain.
"Aku setuju, lagipula jika akan ada acara maka bisa membuat Akatsuki High School mendapatkan rekor MURI senpai!" ucap Tobi setengah kumat.
"Serah luh dah, pokoknya harus ada acara, dan aku sudah menyiapkan undangan kepada tamu spesial kita."
"Jadi akan ada bintang tamu?"
"Tepat."
"Siapa yang akan kau undang Pain?" tanya Konan.
"Rahasia, kita tunggu tanggal mainnya saja, ini akan menjadi sebuah kejutan karena aku yakin di sini tidak ada yang mengenalnya."
"Terserah kau saja lah Pain."
"Itu saja yang ingin kusampaikan secara benar, selanjutnya Sebasuchan, Undertaker, dan duo setan-"
CTUAKKK...
"Jangan panggil aku setan dodol! Aku adalah shinigami syuci!" ucap William sambil memukul Pain.
"Iye-iye dol, gue bicara formal dikit langsung kek gini, gue ulangin aja deh," ucap Pain.
"Iye sono!"
"Selanjutnya Sebasuchan, Undertaker, dan dua shinigami silahkan pergi ke ruangan untuk mengoreksi, Itachi, antar mereka!"
"Baik..." ucap Itachi.
Sebastian, Undertaker, William, Ronald dan Itachi pergi dari ruang rapat.
"Baik semua, rapat selesai, silahkan melanjutkan kegiatan masing-masing."
"Baik..."
Semua Akatsuki menghilang dari tempatnya.
Yo minna...
Akhirnya Naori update lagi.
Naori hampir lupa update lo, maafkan.
Maafkan jika chapter ini garing.
Jangan lupa nantikan kelanjutannya.
Jangan lupa pula untuk vote dan komen :'v.
Sampai jumpai di chapter selanjutnya.
Bye minna
Salam damai
TBC
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top