Part 8
Bagaikan pasar, ruangan kelas itu sangat ribut. Beginilah jadinya jika guru sedang rapat atau tidak hadir. Kelas akan menjadi riweh seperti sekarang.
Suara nyaring terdengar seperti bel. Entah dari mana asalnya, siswa dan siswi di kelas itu mencari dan mengecek ponselnya. Tidak ada.
"Cek ponselmu." Gadis berambut sepinggang itu menyuruh teman sebangkunya yang sedari tadi melamun.
Gadis itu mengeceknya, dan benar saja, ponselnya yang berbunyi. Ia hanya tersenyum dan meminta maaf pada seisi kelas.
Kelas kembali ribut sehingga gadis bernama Ani itu harus keluar kelas untuk menerima telpon.
"Halo!"
Awalnya hanya hembusan napas, tetapi kali ini gelak tawa mulai terdengar.
"Siapa ini?" Ani mulai panik. Pasalnya sekarang sedang marak-maraknya kasus penculikan siswi SMA maupun balita. Ia takut jika yang menelponnya ini adalah penculik.
Masih tak menyahut, Ani terus bertanya dengan pikiran positif.
"Kau sudah dewasa sayang! Mungkin sudah waktunya."
Hanya itu, kemudian panggilan di matikan. Ani semakin takut. Jantungnya berdegub kencang layaknya orang yang baru saja berlari maraton.
.
Perjalanan pulang. Jalan memang cukup ramai karena ini adalah jam pulang kantor. Seharusnya ia tak merasa kesepian.
Tetapi kali ini, setiap Ani melangkah, rasanya seolah ada yang menghitung langkahnya. Ia berbalik menatap sekeliking, semuanya tampak biasa saja. Mungkin perasaannya saja. Ia harus berpikir positif.
"Tenang Ani. Kau aman. Tak ada yang menguntitmu!"
.
Ani sampai di rumah. Jarak ke sekolah memang tidak terlalu jauh. Hanya butuh berjalan kaki sepuluh menit sudah sampai.
Saat ini Ani membaringkan dirinya di ranjang. Jantungnya masih berdegub kencang. Ia merasa terancam.
Tak lama ponselnya kembali berbunyi. Dari nomor yang berbeda lagi. Ani ingin mengangkat tetapi takut juga. Ia juga takut jika tak mengangkatnya, siapa tahu itu ibunya. Atau ada seseorang yang mengerjainya.
"Halo?"
Sunyi.
Ani mulai takut. Ia menatap sekeliling kamarnya dengan raut wajah gelisah.
"Apa kau tidak merindukanku? Ayo ikut denganku. Aku lapar sayang!"
Ani berteriak histeris.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top