Part 18
Suara tangisan bayi membuat kepala pria berkepala tiga itu menatap sinis. Rasanya ia ingin segera meledakkan bom di sana agar suara mereka segera berhenti.
Anton berjalan menyusuri setiap lorong. Entah ke mana arah tujuannya, ia hanya memilih berjalan dengan kaki kiri yang pincang.
"Anton!"
Pria itu berbalik.
"Anton!"
Ia terdiam.
"Antooon!"
Ternyata hanya hayalannya saja. Mengingat sang istri memanggilnya di ujung lorong sana dengan deraian air mata.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top