Tenth

Alvin bukan keturunan konglomerat yang punya warisan tanah ratusan hektare, apalagi resort di mana-mana dengan fasilitas jet pribadi. Alvin adalah anak pertama dari Bapak Soedirwan dan Ibu Desinta yang ikut program pemerintah dua anak lebih baik. Karena itu Alvin hanya memiliki satu Adik, Adik perempuan yang superaktif kebetulan diberinama Jelly Kishafani.

Dua puluh lima tahun lalu Alvin lahir ke dunia ini, dibesarkan di keluarga yang menjunjung tinggi pendidikan dan tatakrama sungguh membuat Alvin tak henti-hentinya mengucapkan syukur pada yang kuasa. Lingkungan adalah salah satu faktor terpenting dalam membentuk karakter dan sikap seseorang, dan Alvin punya Lingkungan yang sangat baik hingga membentuk karakternya seperti sekarang.

Alvin bukan pria naif yang tak mengenal rasa suka terhadap lawan jenis, ia jelas normal bukan termasuk kedalam manusia homoseksual. Hanya saja Ayahnya selalu menanamkan nilai-nilai moral yang mendalam, bahwa perempuan bukan tempat pelarian apalagi dijadikan mainan. Kalau lelaki sejati bukanlah lelaki yang punya sederet kekasih dan punya kehidupan malam yang luar biasa, karena kejantanan seorang pria tidak diukur dari seberapa banyak rokok yang dihabiskan setiap hari, bukan diukur melalui seberapa banyak kondom yang dihabiskan setiap minggunya.

Seorang pria sejati adalah pria yang mampu menjadi teladan untuk keluarganya kelak, tahu memperlakukan perempuan sebagaimana perempuan harus diperlakukan. Pria yang belajar dari kesalahan dan mau berusaha memperbaiki.

Dulu masa putih-abunya dihabiskan dengan rasa kagum pada Senja, meski begitu Alvin tidak buta. Bahwa makhluk berkromosom X bukan hanya Senja, ada perempuan lain yang mungkin lebih mampu membuat hatinya berdebar kencang saat tersenyum. Dan saat itu ia tak pernah berpikir jika Galea termasuk ke dalam salah satu perempuan yang akan mampu membuat hidupnya berputar.

Dan malam ini saat Galea menangis di dadanya, ada perasaan sesak juga yang merongrong hatinya. Ia sama sekali tak bermaksud menyakiti Galea dengan ucapannya, Alvin sudah berusaha sekecil mungkin mengeluarkan kata-kata sarkas karena memang ia jarang atau mungkin tidak pernah berkata kasar pada perempuan.

"Why?" tanya Alvin saat Galea masih menenggelamkan wajahnya di dada Alvin, kemeja coklat muda yang ia kenakan basah oleh ingus dan air mata Galea. Hampir lima belas menit Alvin membiarkan Galea terisak, dan buruknya mereka masih di depan indekost Clara.

"Lo jahat." Galea tersedu, semakin membuat kening Alvin mengerut.

Sebenarnya siapa yang jahat di sini? Galea yang berbohong tentang keberadaannya di halte busway atau Alvin yang sudah menunggu Galea di sini sejak satu jam lalu? ditemani alunan suara nyamuk yang berdengung, Alvin bahkan meminta pada Clara untuk tidak memberitahukan keberadaaannya yang tengah menunggu pada Galea.

"Masih mau lanjut nangis?" Alvin menepuk-nepuk puncak kepala Galea, berharap perempuan di hadapannya dapat menghentikan isakannya. "Maaf kalau gue bikin lo tertekan."

"Lo kejam." ucapan Galea teredam kemeja Alvin,  bibir gadis itu masih menempel ketat di permukaan kemeja Alvin yang basah.

Alvin tak yakin jika air mata Galea yang membasahi kemejanya, mungkin ada sedikit campur tangan air liur dan ingus Galea di sana. Hah, kombinasi yang pas untuk menghasilkan... Alvin menghentikan pikirannya tentang kemejanya yang kini basah lebih jauh.

Setelah kata kejam dan jahat yang keluar dari mulut Galea, Alvin semakin tidak mengerti jalan pikiran perempuan. Alvin bahkan tidak mengeluarkan kata apapun yang merujuk ke perbuatan kejam, ia menepuk pucuk kepala Galea, mengusap pelan punggung Galea yang bergetar lalu mengusap pipi tirus Galea yang bersimbah air mata. Jadi dimana letak kekejaman yang Alvin lakukan?

"My Gagal...," Alvin menangkup wajah Galea dengan kedua tangannya, membiarkan ibu jarinya yang besar bergerak mengusap air mata Galea. "Listen, aduh rasanya gue udah banyak ngomong listen sama dengerin deh. Gue bilangkan kalau gue nggak ngerti lagi harus gimana? Galea My Galgadot, My Gagal, My Sunshine, temen hidup gue yang akan menemani masa tua gue. Tolong dengerin gue sekali ini saja."

Sebisa mungkin Alvin memasang wajah serius, ia tak mau jika ucapannya kali ini dianggap hanya candaan oleh Galea.

"Gue bukan Romeo yang nggak bisa hidup tanpa juliet, Gue juga bukan Jack yang akan berkata I jump if you jump sama Rose. Gue Alvin yang lebih senang bisa hidup bersama dengan seorang Galea, gue Alvin yang akan senang hati membantu lo memecahkan masalah kemelut hidup ini. Bukan ngajakin loncat bareng mengakhiri hidup karena nggak sanggup sama kejamnya dunia ini." Alvin memenjarakan Galea dalam tatapan penuh kasih sayangnya, "Gue adalah Alvin, pria yang menawarkan pundaknya untuk lo jadikan sandaran hidup."

Anehnya bukan mata berbinar yang diliputi pipi merona yang menghampiri Galea, Alvin jadi semakin bingung. Galea maunya apa sih?

"Lo jahat banget Vin...," Galea terisak lebih hebat, "Yang udah lo lakuin ke gue itu jahat."

Tiba-tiba Alvin merasa dejavu, rasanya ia pernah mendengar ucapan ini.

Ini sih Rangga  yang jahat sama Cinta, Alvin memijat pelan pelipisnya.

"Gal," Alvin lagi-lagi berusaha menenangkan Galea. "Ngomong-ngomong gue bukan Rangga yang akan ninggalin lo ke Amerika, gue juga nggak akan biarin lo bilang  Sinar mentari di New York sama di Jakarta beda hanya karena lo terlalu rindu nggak bertemu gue, sumpah gue nggak akan membuat lo menahan rindu sebegitu beratnya."

"Lo ngomong apa sih Vin? Nggak jelas banget." Galea memasang wajah bingungnya, sebelah alisnya terangata dengan tatapan menyudutkan seolah ucapan Alvin tadi adalah lelucon garing yang sama sekali tak bermanfaat.

Demi bikini yang dipake Sandy si tupai. Kenapa sekarang gue yang dibikin kikuk. Batin Alvin.

Alvin berdehem, "Gue lagi nunggu negara api menyerang."

"Garing tau," sahut Galea dengan juteknya.

Saat ini Alvin ingin sekali mencubit bibir Galea yang merengut, sejak tadi Galea lah yang membuat Alvin kalang kabut karena isakan tangisnya.  Di sisa usahanya meredam isak tangis perempuan di hadapannya entah mengapa justru sekarang dirinya lah yang terlihat bodoh.

"Let's get married."

Galea diam, mungkin dia mengira jika ucapan Alvin hanya lelucon di tengah malam Ibu Kota Jakarta.

"Gue nggak minta lo nikah sama gue sekarang, biaya resespsi itu mahal dan nikah itu nggak segampang buat sponge cake. Ada step by step yang harus dijalanin, nikah itu bukan cuman masalah datang ke KUA cetak buku ijo. Gue tau nikah itu nggak mudah prosesnya, butuh waktu dan persiapan mental. Makanya gue bilang sekarang, biar kita bisa siapin mental kita untuk hidup dalam satu atap nantinya."

Galea membulatkan mulutnya, "Lo tadi ngelamar gue?"

"Nggak resmi sih, yang jelas kalau gue ngelamar lo, gue akan bawa orang tua gue. Bukan di depan indekost kayak gini." Seulas senyum muncul di wajah Alvin.

"Lo masih nggak kenal gue Vin." Galea menyanggah Alvin berusaha mendebat pria di depannya yang akan berujung sia-sia.

"Klise, lo sama gue bahkan udah kenal hampir 8 tahun. Nggak kenal deket? gue bahkan bisa tahu ukuran celana dalam lo waktu itu, inget nggak yang waktu lo suruh gue beli disposable pant pas kita lagi study tour ke Jogja?"
Atau nggak yang waktu lo kehujanan pas acara kemah bareng di Cibubur, lo malah meluk gue biar beha motif mickey mouse lo ketutupan karena baju lo transparan kena air hujan. Lo mau bilang gue nggak kenal deket?" Tanpa sadar apa yang telah Alvin ucapkan membuat wajah Galea memerah, bukan merona karena tersipu tapi karena malu mengingat kejadian konyol itu.

"Stop it."

"Gue tau lo yang suka permen kapas, gue tau kalau lo suka Westlife, gue tau lo suka baca novel esti kinasih, bahkan gue tau kalau lo punya keinginan nonton drama musikal di Broadway."  Alvin menarik napas pelan, perasaannya terlalu meletup-letup kali ini ia bahkan tak mampu mengontrol ucapannya. "Yang nggak gue tau selama ini adalah perasaan lo, kalau ternyata cewek jutek yang suka ngatain gue cupu punya perasaan sayang yang dalam sama gue."

"I love you," ucap Alvin. "Be my girlfriend, please."

TBC

A/N :

Pokoknya bales komennya entar yaa mau bobo dulu gue 😂😂

Sabtu. 21-10-2017.

dua menit lagi menuju hari minggu tanggal 22 😂😂

Bubay

Sayangnya Seunghoon.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top