Takdir Gadis Magissa

Happy reading n enjoy this story :)

Aislinn menatap pria tampan didepannya tajam. Ia tak bisa begitu saja percaya dengan apa yang dikatakan pria ini.

"Lady Aislinn, sepertinya Anda tidak percaya dengan apa yang saya katakan. Yah, itu memang pilihan Anda. Akan tetapi, apakah Anda tidak peduli dengan keadaannya? Kakak Anda, Cyril Eleva Ross ditahan oleh pihak Kerajaan karena telah mempelajari magis kegelapan." Pria tampan itu menyeringai.

Aislinn menggeleng. Tidak! Ini pasti bohong! Kakakku tidak akan berbuat seperti itu. Ia bukan seorang darkpolemist! Batinnya menafikan kata-kata pria tampan dihadapannya.

Paras cantik nya terlihat putus asa. Badannya limbung. Nyaris saja terjatuh bila tidak ada sepasang lengan kekar yg melingkari pinggangnya. Menangkap tubuh Aislinn.

"Hei, hei. Nona, kau baik-baik saja?"

Kasihan sekali gadis ini. Ia hanya tinggal berdua dengan kakaknya. Dan sekarang kakaknya pergi meninggalkan dia sendiri. Bukannya aku ingin peduli tapi ia tampak menyedihkan.

Kalau saja aku tidak terikat dengan perjanjian bodoh ini. Aku tidak perlu bersandiwara seperti ini. Dasar Eoin, Pangeran sialan! Awas saja kau nanti!
Umpat pria itu sebal.

Sampai ia tak sadar bila lengannya masih menangkup Aislinn. "Ck, lepaskan aku! Biarkan aku sendiri!" Bentak Aislinn menepis lengannya.

Pria tampan itu berjengit. Terkejut dengan reaksi Aislinn yang berbeda dengan gadis-gadis diluar sana yang menikmati pelukannya.

"Hei hei, jangan membentakku begitu Milady." Ia menarik kedua lengannya.

"Milady? Aku bukan Lady-mu. Sungguh tidak sopan, seorang utusan Kerajaan namun tidak menyebutkan nama-" belum selesai gadis cantik itu berucap pria itu sudah memotong perkataannya terlebih dulu.

"Ah, sungguh maafkan aku, Nona. Namaku Elford. Anda bisa memanggilku seperti itu. Salam kenal, Nona Ross," ujarnya seraya meletakkan tangannya di dada. Badannya membungkuk hormat.

Aislinn mendengus sebal. Kata-katanya dipotong seenaknya oleh pria tampan yang mengaku utusan kerajaan Alighten yang membuatnya jengkel setengah mati.

Elford tersenyum misterius. Memandang gadis dihadapannya dengan sorot mata yang tak dapat dibaca. Aislinn tidak tahu apa yang ada dipikirannya. Dan, dia bersyukur atas hal itu.

Gadis yang cantik, sayang sekali aku harus membawamu ke istana. Aku tidak yakin dengan keputusan Eoin. Yah, apa dirimu benar-benar bisa berguna bagi kami?

Aislinn mendesah. Bangkit seraya menatap tajam Elford. "Maaf saja, tuan Elford. Aku tetap tidak percaya dengan apa yang kau katakan sebelum melihat dengan kedua mata kepalaku sendiri."

Wuuush...

Angin bertiup pelan mengenai helaian rambut merah mudanya yang tergerai panjang. Untuk sesaat, Elford terpaku dengan apa yang dilihatnya. Gadis dengan kulit putih porselen yang tingginya hanya sepundaknya terlihat sangat mengagumkan.

Cantik...

Beberapa detik kemudian ia tersadar, kedua irisnya mengerjap sesaat. "Ah baiklah. Bagaimana jika Anda melihat sendiri, Nona? Ikut dengan saya ke Elesta?"

"Elesta? Maksudmu istana Kerajaan?"

"Ya, Elesta. Istana Kerajaan Alighten."

"Mengapa aku harus kesana?" tanya Aislinn malas, seakan tidak tertarik dengan penawaran Elford.

Siapa yang ingin bertemu denganku? Anggota Kerajaan? Mengapa?

"Siapa yang-"

Seakan tahu apa yang hendak ditanyakan oleh Aislinn, Elford menyahut dengan segera. "Pangeran Eoin, Putra Mahkota yang mengundang Anda secara pribadi, Nona Aislinn Eleva Ross."

Kedua manik indah Aislinn terbelalak. Terkejut dengan perkataan Elford. "Pa-Pangeran katamu? Jangan bercanda! Ada urusan apa hingga Pangeran mengundangku secara pribadi?"

"Sayang sekali, saya tidak memiliki kuasa untuk memberitahu Anda tentang hal itu, Nona. Tapi, ini bukanlah omong kosong belaka. Anda bisa memegang kata-kata saya. Bagaimana?"

Sorot mata Aislinn mencari kebohongan di mata Elford. Tapi, tidak tampak kebohongan disana.

"Baiklah, aku ikut denganmu. Tapi ingat, bila kau berdusta padaku... Aku tidak akan segan-segan," kata Aislinn mengancam.

Elford hanya mengangguk kecil. "Tentu saja. Saya bukan pria yang suka mengumbar janji," sahutnya menggoda.

Aislinn memutar bola matanya bosan. "Ck! Aku tidak peduli," dengusnya.

Elford tertawa kecil melihat reaksi Aislinn. Entah mengapa, kata-kata gadis itu selalu membuatnya merasa senang untuk menggoda gadis cantik itu.

Elesta, istana yang dibangun begitu megah oleh Raja ke-10 Kerajaan Alighten ini benar-benar memanjakan setiap mata yang memandangnya. Aislinn sama sekali tidak merasa lelah untuk mengagumi istana yang sekarang dihuni oleh sang Pangeran beserta para gardian, bawahan dan maidnya.

Elford hanya tersenyum tipis melihat manik gadis cantik disebelahnya terus berbinar kagum. Seperti seorang anak kecil yang mendapat mainan baru. Hingga ia tidak tahan untuk tertawa, karena raut wajah yang ditunjukkan Aislinn.

"Hahahaha..." Suara tawa Elford menggelegar.

Aislinn menoleh, mendapati pria tampan disampingnya tengah tertawa seraya menatapnya. Ia tak mengerti dengan tingkah Elford. Aneh, batinnya.

"Hei, apa ada yang lucu?" Tanyanya ketus. Ia sedikit tersinggung dengan tawa Elford.

Elford menggeleng, berusaha menutupi mulutnya agar berhenti tertawa. "Ahahaha, ya ampun. Kau ini!" Tawanya makin keras. Mengundang tatapan aneh dari orang-orang yang ada disekitarnya. Termasuk gadis cantik disebelahnya.

Duk... Tanpa diduga Aislinn memukulnya.

"Aduh, hei hei. Apa-apaan kau?!" Teriak Elford tak terima.

Manik gadis magissa itu melotot sebal. "Kau itu yang apa-apaan?! Memangnya ada hal yang lucu hingga kau tertawa mengerikan seperti tadi?" Kedua tangannya berkacak pinggang.

Aislinn yang begitu tenang biasanya entah kenapa menjadi terusik. Mungkin karena kakaknya yang tiba-tiba menghilang? Atau... Karena pria dihadapannya ini?

Utusan Kerajaan apanya? Aku jadi ragu dengan pria ini. Jangan-jangan dia hanya menipuku?

Hmm... Aku harus segera mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Aku curiga dia berdusta mengenai keadaan kakakku. Aku yakin Cyril tidak dapat ditangkap semudah itu.

Aislinn berpikir sejenak. Ia berspekulasi bila memang Cyril belum tertangkap berarti mereka ingin melakukannya.

Ah, aku baru sadar. Mungkin mereka belum menangkapnya. Dan mereka ingin memancing Cyril keluar menggunakan diriku. Licik sekali.

Hm, aku benci mengakuinya. Tapi, mungkin aku hanya menjadi kelemahannya. Sampai kapanpun.

Elford mengernyitkan keningnya. "Nonaaaa... Hei, nona Ross?" Tangan kanannya ia kibaskan didepan wajah Aislinn.

Gadis cantik itu mengerjap. "Ya?"

"Kau melamun. Apa yang kau pikirkan?"

Gadis itu terdiam. Menggelengkan kepalanya. "Tidak ada."

"Kau pembohong yang buruk. Katakan padaku, apa yang kau lihat?"

"Sudah kubilang tidak ada. Jangan memaksaku! Lagipula ini tidak ada hubungannya denganmu." Aislinn memilih untuk pergi meninggalkan Elford. Berjalan terlebih dulu.

"Penglihatan. Pasti ada hubungannya dengan itu, kan?" Tanya Elford seraya berlari mengejar gadis itu.

Eizack D. Elford

Akhirnya up...
vote, comment n share
❤️❤️❤️

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top