Sakura ➡️ KazumaYukina
Cast: Kazuma Kawamura x Yukina Sugawara
Request by my little sister, Ran-chan
Arigatou, hope you like this story 😚
***
Meski jutaan kali ia memohon agar segalanya tetap sama. Keadaan tidak akan kembali. Masa depan selalu saja berubah. Kau bertemu dengan seseorang. Kau menyukai seseorang. Kau kehilangan seseorang. Seperti itulah hidup. Kau akan selalu berjalan maju. Meski tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, setidaknya kau bisa melakukan yang terbaik hari ini.
Pria yang kerap disebut memiliki kemiripan dengan seniornya, Hiroomi Tosaka itu pulang bersama ketiga sahabatnya. Hari ini adalah latihan terakhir THE RAMPAGE sebelum libur akhir pekan. Ini akan menjadi liburan akhir pekan pembuka musim semi dimana seluruh kota akan dihiasi dengan cantiknya bunga sakura.
Hokuto dan Itsuki sedang sibuk mengobrol tentang rencana menginap di sebuah pemandian air panas yang direkomendasikan kakak senior kesayangan Hokuto, Ryota Katayose. Tidak ingin menikmati liburan ini berdua, mereka mengajak dua rekan mereka untuk bergabung. Makoto akan ikut jika Kazuma setuju untuk pergi.
"Mereka mengajak kita untuk bergabung. Kau mau ikut?" Makoto memiringkan sedikit kepalanya agar bisa melihat seluruh wajah pria di sampingnya.
"Maaf Mako-chan. Aku akan pulang ke Osaka."
Makoto mengangguk-anggukan kepalanya sambil berkata, "Ah, baiklah."
"Bagaimana jika kita pergi lain waktu?" Kazuma tersenyum ke arahnya.
Raut wajah sedih pria yang satu tahun lebih muda darinya itu seketika menjadi ceria. Ia mengiyakan tawaran pria yang sudah dianggapnya sebagai kakak.
***
Kazuma mengemasi beberapa setel pakaian termasuk kaos dan celana panjang. Ia juga memasukkan sebuah kotak hitam dengan logo KK ke dalam tasnya. Ia beranjak menuju meja belajar untuk menandai kalendernya selama tiga hari ke depan dengan tulisan "Bertemu denganmu." menggunakan tinta biru.
Jemari kanannya meraih sebuah figura yang berisi 2 lembar foto. Ada foto dua anak kecil yang sedang bermain di taman dan foto lainnya saat mereka sudah beranjak remaja.
"Sampai besok, Yukina-chan."
***
Hawa sejuk kota kelahirannya begitu menenangkan. Daun-daun dan kuncup bunga mulai muncul memenuhi ranting pepohonan yang berada di ruas jalan. Rasanya sudah lama sekali ia tidak pulang ke sini. Ya, tahun lalu saat bunga sakura mekar, ia juga berada di sini.
Menjadi salah seorang vokalis boygroup terkenal, membuatnya harus berlatih lebih keras. Ia ingin memberikan dan menunjukkan penampilan terbaiknya untuk semua orang yang telah mendukungnya.
Ibu dan Ayahnya menyambut kepulangannya dengan pelukan hangat. Memang benar, tempat terbaik untuk pulang adalah rumah. Dan tempat ternyaman untuk tinggal adalah pelukan hangat seorang Ibu.
***
Ia menikmati sore dengan berjalan-jalan di lingkungan tempat tinggalnya dimana ia tumbuh dan menghabiskan masa kecil sebelum mengejar impiannya bersama THE RAMPAGE.
Ada begitu banyak kenangan yang terukir di tempat ini. Langkahnya terhenti di sebuah taman bermain. Iris hitamnya mengamati sekeliling. Tahun inipun ada wahana baru yang ditambahkan di sini. Segalanya memang tak bisa selalu sama.
Ia duduk di salah satu ayunan. Kakinya menjadi tumpuan. Sementara tangan dan tubuhnya berusaha mendorong agar bisa berayun selama beberapa menit. Matanya terpejam. Ia menghirup nafas dalam-dalam.
~~~
"Yukina-chan, saat kita sudah besar nanti, maukah kau menikah denganku?"
"Heh? Menikah itu apa?" Tanya gadis kecil di sampingnya dengan polos. Ia menerjapkan mata beberapa kali sembari menunggu jawaban atas pertanyaannya.
"Menghabiskan waktu bersama sampai tua."
Ia membulatkan mata. Agak sulit bagi gadis kecil sepertinya untuk memahami penjelasan tentang menikah. "Jadi maksudnya, Kazuma-kun akan selalu bersamaku sampai aku menjadi nenek-nenek?"
Anak laki-laki yang berusia tujuh tahun itu mengangguk.
"Hm, aku mau." Begitulah jawaban gadis kecil yang lebih muda beberapa bulan darinya.
"Kau mau?" Kazuma kecil tersenyum tipis.
Yukina kecil mengangguk. "Itu artinya kita tidak akan pernah berpisah kan?"
"Tentu saja. Janji?"
"Janji."
Dua anak kecil itu duduk bersebelahan di ayunan. Saling menautkan jari kelingking mereka sebagai janji menikah di masa depan. Senyum menghiasi wajah mereka berdua.
~~~
Ia membuka mata lalu menghela nafas panjang. Dadanya terasa sesak. Seperti ada sesuatu yang berusaha menghimpit jalan nafasnya.
16 tahun lalu di taman ini, mereka pernah saling berjanji. Saat pertama kali ia mengetahui teman masa kecilnya-lebih tepat disebut cinta pertamanya-mengidap penyakit jantung bawaan. Tak ada hal yang bisa ia lakukan selain membahagiakan Yukina.
Jemarinya menyisir surainya ke belakang. Kakinya kembali melangkah. Menjauh dari taman bermain. Semakin cepat. Ia berlari kecil hingga langkah kakinya kembali terhenti. Ia melangkah perlahan.
~~~
"Kazuma-kun, bagaimana latihanmu?" Gadis tujuh tahun itu sudah tumbuh menjadi gadis remaja.
"Yukina-chan.. Itu menyenangkan. Apa kau melihatku di TV?"
Gadis berambut panjang dengan poni depan itu terlihat sangat imut. Ia mengenakan syal berwarna hijau, hadiah ulang tahunnya yang ke-20 dari Kazuma. Ia mengangguk. "Tentu saja."
"Kazuma-kun yang selalu berjuang keras, akhirnya bisa menggapai impiannya." Ia tersenyum kecil memuji pemuda yang berdiri di hadapannya.
"Karena itu kau juga harus berjuang untuk sembuh." Tangannya menyentuh lembut puncak kepala gadis itu.
"Setelah itu, kau akan menikahiku kan?"
Kazuma mengacak-acak surai coklat gadis itu. "Tentu saja. Kau sudah menerima lamaranku saat itu kan?" Lalu mencubit gemas pipi gadis yang sangat disukainya itu.
"Awwww.. Kazuma-kun, hentikan."
Ia melepaskan cubitan di pipi gadis itu. Tangannya menarik tubuh Yukina. Gadis yang lebih pendek darinya itu membalas pelukannya.
"Aku sangat menyukaimu, Yukina-chan."
"Aku tahu. Kau sudah mengatakannya jutaan kali."
Ia melepaskan pelukan. Kedua tangannya memegang bahu ringkih sang gadis sebelum menatap lekat sepasang manik hitamnya. "Bukankah ada hal lain yang seharusnya kau katakan?"
Gadis itu mendongakkan wajahnya untuk menatap pemuda tinggi yang hanya berjarak sepuluh centi darinya. "Aku juga sangat menyukaimu, Kazuma-kun."
Mata gadis itu hampir hilang saat tersenyum kecil. Ia masih tersipu karena telah mengatakan perasaannya dengan jelas. Senyumnya melebar saat pemuda beranting salib itu mengecup keningnya kemudian kembali mendekap erat tubuhnya.
~~~
Pria berusia 23 tahun itu masih terisak di sisi batu nisan yang terpatri nama lengkap Yukina Sugawara beserta tanggal lahir dan berpulangnya sang gadis. Sebuah kotak hitam berlogo KK ada di depan nisan gadis itu.
Sepertinya Tuhan sangat menyayangi gadisnya. Ia pergi sebelum Kazuma sempat menepati janji menikahinya. Meski perpisahan ini terasa berat. Setidaknya Yukina sudah tidak merasakan sakit lagi.
"Kau sudah bahagia bukan, Yukina-chan? Jangan khawatirkan aku. Udara di sini sedikit dingin sehingga membuat mataku berair."
Sudah dua musim semi ia lalui tanpa sosok Yukina. Musim semi selalu saja membawa kenangan manis tentangnya. Sakura tentunya sangat indah ketika mekar sempurna, namun ketika kelopaknya berguguran pun tak kalah indah. Gadis kesayangannya benar, ia tidak hanya menjadi bunga sakura di musim semi. Namun juga menjadi sakura yang selalu bermekaran di hatinya.
"Aku hanya..
..benar-benar merindukanmu."
End
Ini adalah fanfic ketiga Mei yang berakhir sad ending.
Please enjoy your time when reading my story here. Thanks for read, votes, comments, and add my story to your reading list & your libraries.
Regard,
Mei
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top