9.

"Kinos kenapa? "Nakami heran tiba tiba Kinos menghentikan aktifitasnya untuk mencumbu Nakami. Kinos buru buru bangun dan kini menatap mata Nakami.

"Dia pria? "Batin Kinos.

Keduanya tengah full naked, Nakami berada dibawah Kinos dan kini Kinos menatap intensif kearah Nakami.

"Kenapa rambutmu lama panjangnya? "Kinos kini mencium pucuk rambut Nakami. Melihat rambut Nakami yang masih pendek Kinos merasa terganggu.

"Ini juga belum genap sebulan mana mungkin rambutku langsung panjang! ' Nakami kini mengambil alih,  mengalungkan tangannya pada leher Kinos menarik Kinos lebih dekat dengan dirinya dan mencium bibir itu. Melumatnya dan semakin dalam namun Kinos tak menyahut dan terkesan pasif. Nakami menghentikan aktifitasnya dan memilih untuk pergi. Spontan Kinos langsung jatuh di kasur karena Nakami tiba tiba pergi.

"Ayolah sayang" Goda Kinos tahu Nakami sedang kesal.

"Ayolah apa,  aku kesal. Aku ingin pergi kerumahsakit saja! " Nakami kini buru buru pergi kekamar mandi saja. Menyiram kepalanya dengan air shower biar adem.

.......

Kini Nakami menatap cermin yang buram karena uap. Sengaja ia sapu dengan tangannya dan melihat dirinya sendiri dengan intensif. Rambutnya memang masih terlihat pendek walau sudah menutupi kupingnya. Semuanya butuh proses tapi kenapa Kinos terlalu memaksa dirinya. Nakami merasa kacau dan kini menangis menatap dirinya sendiri.

"Kenapa begitu menyedihkan saat ingin jadi diri sendiri. Kenapa dia juga ingin aku jadi orang lain!! "Nakami menjambak rambutnya sendiri dan terus saja menangis didalam kamar mandi. Suara tangisan itu tak sampai keluar karena Nakami sudah menyalakan showernya.

.......

Sedangkan dikamar tidur terlihat Kinos sedang duduk dengan mengusap kasar wajahnya. Dia juga tengah kacau. Merasa dirinya terlalu memaksakan keinginannya untuk Nakami. Namun tetap saja Kinos tak berani meminta maaf atau sekedar merubah dirinya. Yang ada mereka akhirnya saling diam dan saling menyakiti.

"Arrrrrrghhhhh" Kinos nemilih merebahkan dirinya diatas kasur dan memejamkan mata.
.........

Setelah selesai dari kamar mandi Nakami keluar dengan perasaan masih kesal. Dia bergegas memakai bajunya tanpa berbenah seperti biasanya dan pergi kerumahsakit. Enggan membangunkan Kinos yang sudah pergi kealam mimpi. Pikir Nakami karena terlihat Kinos tengkurap dan Nakami tak tahu Kinos sudah benar benar tertidur atau tengah merenungi masalahnya.

"Disaat seperti ini, bisa bisanya dia tidur. Dasar tak peka!! " Gerutu Nakami makin kesal. Tapi masih kesal rata rata karena Nakami tipe orang yang tidak terlalu mempermasalahkan hal hal lalu.
Setelah selesai berbenah Nakami hendak pergi namun tiba tiba seseorang menahannya, mengalungkan tangan di pinggangnya dan terdengar suara sesegukan.

What?

Kuntilanak?

Gak mungkin?

Jepang gak ada kuntilanak!!

Sontak Nakami menoleh untuk memastikan,  merinding aja. Terasa dingin dan angker.

"Yakkkkk,  kenpa kamu menangis? " Sontak Nakami kaget,  yang dikira hantu tengah menggodanya ternyata Kinos tengah memeluknya dari belakang dan menangis.

Ternyata Kinos cengeng juga?

"Kenapa hmmmm? "Nakami yang memang dewasa kini menangkup kedua pipi Kinos. Menatapnya dalam dan berusaha mencari tahu akar masalahnya.

"Maafkan aku sayang,  maafkan...... " Kinos sesegukan dan meminta maaf.

"Hmmm,  udah gpp. " Nakami mengecup kening Kinos dan bilang semua tak apa apa.

"Aku mau kerumahsakit kasihan Ryu" Ucap Nakami melepas pelukan Kinos,  dia harus kerumahsakit karena si baby masih lemah begitupun Jiyo dan Ryu juga masih kecil.

"Tunggu sebentar aku antar! " Kinos buru buru memakai pakaiannya dan segera mengantarkan Nakami kerumahsakit.

........

Nakami terlihat modis dengan wajah manisnya walau tadi dia cuman asal asalan memilih baju. Aura itu tidak pernah lupa tuannya, mau pakai baju bekas atau lusuh kalau cakep tetap aja cakep. Lebih terlihat manly daripada cantiknya. Tapi itulah yang jadi masalah buat Kinos.

Kinos apa sich maumu?! Arggggggh

"Sayang? " Kinos menahan langkah Nakami yang buru buru meninggalkan parkir. Nakami hendak pergi membeli camilan untuk Ryu.

"Iya,  aku kesana dulu mau beli camilan" Tunjuk Nakami kearah toko swalayan didepan rumahsakit.

"Rambutmu berantakan' Kinos sibuk merapikan rambut Nakami dan dia sengaja menguncir rambut Nakami.

"Kenapa? "Nakami bingung tapi dia iyain aja toh Kinos sudah mengikatnya.

"Aku tunggu didepan saja" Kinos kini memilih menunggu didepan sedangkan Nakami pergi keswalayan untuk membeli camilan.

"Baiklah" Nakami tersenyum dan kini masuk. Menenteng tas belanjaan dan sibuke mencari makanan kecil untuk Ryu.

"Kawai......"Guman gadis gadis berseragam SMU. Macam thor kalau lihat yang bening,  gak kedip bawaannya horor mau?!

"Kuncir rambutnya cantik"

"Pasangannya didepan"

"Eugh manisnya "

"Dia gay"

"Yang didepan gagah yang disini lucu,  imut,  dan cantik "

Kata cantik sangat bikin kesal Nakami.

Mendengar rerumpian para gadis SMU Nakami jadi canggung. Dan menunduk malu malu sembari menyapa saja (sapaan orang Jepang menunduk dan tersenyum) . Memijat tengkuk lehernya untuk menetralisir kecanggungan.

"Mas kenapa senyum senyum? " Tanya Nakami rada ketus si penjaga toko juga seperti membicarakannya dalam senyum itu. Alias ngerumpi didalam hati. Hayo ada yang pernah gitu?

"Cantik eugh" Si penjaga toko berguman lirih sekali tapi Nakami mendengarnya.

"Aku pria lho? " Nakami menjelaskan.

"Aku tahu! "

"Lalu, ekspresi itu? "Nunjuk penjaga toko yang masih iseng senyum senyum.

"Tapi kamu terlihat manis dan cantik dengan jepit rambut itu! " Tunjuk sang pelayan.

"Ha.... ' Nakami terkecoh dan dia mau segera mencari cermin. Tapi tak mendapatkannya. Sontak Nakami mengambil saja kuncir rambut itu.

"Apa apaan Kinos!! ' Sontak Nakami kesal dan menyimpan kuncir rambut itu dalam saku celananya.

Karet warna merah yang manis dengan manik stroberi yang mencolok. Walau maniknya kecil tetap saja terlihat nyata kalau itu buah stroberry. Niat banget itu Kinos.

"Terimakasih " Sang penjaga toko memberikan belanjaan Nakami.

"Terimakasih kembali" Nakami buru buru pergi,  dia merasa malu karena para gadis serta pelayan toko tengah ngerumpiin dia.

"Kinos awas ya.... "Nakami kesal. Tapi saat hendak marah dan ingin sekali mengacak rambut Kinos. Tapi Kinos malah melambaikan tangan kearahnya dengan senyum itu.

Blushhhhhh niat untuk talak tiga sirna.

"Lho kenapa digerai! "Tanya Kinos saat melihat rambut Nakami berantakan kembali.

"Karetnya putus! " Bohong Nakami dan memberikan tas belanjaannya pada Kinos. Dan Kinos siap membawakannya untuknya.

"Nanti beli lagi! ' Ujar Kinos watados dan Nakami hanya bisa bernafas kasar. Melihat Kinos memencet nomor lantai lift.

Dan kini sesekali Kinos merapikan rambut Nakami. Mencubiti pipi Nakami.

"Eugh manisnya isteriku? " Ujar Kinos sembari seperti tengah bercengkerama dengan anak TK.

"Aku bukan Ryu yang pantas kamu hibur seperti itu! " Jawan Nakami ketus.

"Sini aku cium dulu,  kenapa bete hmmm! "Kinos mencubit pipi Nakami setelah mengecupnya dan sontak Nakami memksa Kinos melepasnya.

"Aku bukan Ryu Kinos? " Nakami makin bete.

"Sayang kamu PMS ya? " Celetuk Kinos yang tak indah sama sekali yang bikin ubun ubun Nakami hendak meledak. Pria gk mungkin PMs,  adapun Mpreg!!!  Itupun hanya di bacaan saja.

"Kamu gak lagi amnesia kan,  istrimu itu cowok! " Nakami langsung berlari pergi setelah liftnya terbuka. Dia sangat kesal pemirsa!!

"Sayang.... " Teriak Kinos yang tahu Nakaminya sudah jauh. Itu lift ternyata udah banyak yang nunggu dari luar. Karena Kinos bawa belanjaan jadi dia rada repot.

"Bodo,  emang dipikir aku wanita apa. Tiap hari juga tidur bareng,  mandi bareng bahkan ena ena juga. Aishhhh!! " Nakami kesal dan berlari meninggalkan Kinos. Tapi belum sampai dikamar rawat Jiyo ditengah jalan Nakani bertemu dengan seseorang yang paling dia benci.

"Nakami makin cantik aja,  kirain udah gak mau? " Cibir sang mantan boss.

"Lihat dengan kacamata, hnmm kan aku pake jeans dan kemeja!! "Celetuk Nakami. Kesal aja,  tadi lari dari Kinos eh ketemu ma si boss mesum.

"Itu bukan ukuran sayang,  baliklah ke klinik aku tambahin bonus kamu. Wajahmu makin cantik! " Si bos mau grepe grepe.

"Mata bapak itu pake lensa 360 kali kelihatannya cantik aslinya kagak! " Nakami masih mengelak.

"Udahlah,  ayo! " Si mantan boss makin kelewat. Dari orok Nakami emang manis,  apalayi dengan tampilan ceweknya walau sekarang dengan tampilan manly wajah itu tidak bisa menipu. Tapi saat si mantan noss mulai kurang ajar si Kinos pun datang untuk menghajarnya.

Brakkmmm,  si bos berenang dilantai.
"Yak.... Siapa kamu? "Si boss kesal

"Aku suaminya,  mau apa?!! " Kinos kesal.

"Udahlah sayang,  kita pergi! " Nakami milih menghindar saja.

"Ini gak bisa dibiarin, biar dia tahu rasa! "Kinos hendak menghajarnya kembali tapi kini bala bantuan datang.

"Sayang kita pergi! "Nakami menarik Kinos untuk menjauh. Untuk si dokter mesum abaikan dia.

"Aku akan menuntutmu!! 'Acam sang boss mesum,  teriak teriak gak jelas.

"Tuntut saja,  atau kamu yang bakal tidur didalam penjara" Ancam Kinos balik.

"Udahlah dok,  dia pengacara internasional. " Cegah asistennya agar si boss nya gak menjadi jadi. Gawat juga kalo sampe si boss mesumnya dipenjara. Kliniknya terancam tutup dan sang asisten terancam pengangguran.

........

"Siapa dia? " Tanya Kinos

"Mantan boss aku. " Jawab Nakami dengan nada rendah.

"Kenapa dia seperti itu!! " Mengusap wajah pucat Nakami yang sempat ketakutan.

"Dia obsesi dengan laki laki yang memakai baju perempuan dan berwajah sepertiku! " Ujar Nakami yang terus berjalan tak sadar Kinos menghentikan langkahnya.

"Jadi.....!? "

"Jadi seperti itulah kenapa kamu bertemu denganku seperti kemarin. Awalnya Jiyo pun juga pernah merasakan apa yang kamu rasakan. Tapi Jiyo bilang "Nakami keren bisa lepas dari belenggu itu" ! " Nakami tersenyum kecut kearah Kinos. Kuping Nakami itu seperti radar. Suara samar Kinos terdengar dan berharap Kinosnya peka akan pernyataannya tadi.

"Sayang..... " Teriak Kinos menghampiri.

" Sudah gak usah minta maaf,  aku hanya ingin kamu tahu. Aku gak suka dengan sikap konyolmu itu bikin aku berpenampilan kayak perempuan. Aku gak suka!! " Akhirnya Nakami memberitahu hal yang membuatnya tidak nyaman sembari memberikan karet warna merah itu.

Kinos hanya bisa menatap karet merah itu yang ternyata tak putus. Menatapnya lekat sembari melihat Nakami yang sudah berjalan jauh didepannya.

Tbc
Masf typo

Hargai sebuah proses.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top