8..

"Jadi siap untuk menyusul Jiyo dan Ryo? " Tanya Kinos yang kini mengalungkan tangannya pada pinggang Nakami. Menciumi rambut Nakami yang beraroma sampo.

"Tentu,  kita juga harus merayakannya bersama adikku kan?" Nakami tersenyum sembari berbalik menatap mata Kinos. Menangkup kedua pipi Kinos dan mengecup bibir itu.

"Aku punya hadiah untukmu! " Kinos buru buru membuka tas kertas berlebel branded yang cukup menguras kantong hanya untuk Nakami.

"Sayang,  gak perlu repot? " Nakami tersenyum karena itu branded dia juga antusias. Mungkinkah jaket,  topi,  sepatu atau jam tangan. Dalam otaknya hanya terformat seperti itu namun saat dibuka dan tahu isinya spontan Nakami langsung menekuk wajahnya dan merasa Kinos tak mengerti dirinya sama sekali.

"Kenapa sayang,  kamu gak suka? ' Kinos merasa sedih karena tahu ekspresi wajah Nakami. Dan kini Kinos langsung mengambil kembali tas itu.

"Bukannya gk suka,  aku tahu ini dapatnya juga susah tapi kenapa kamu membelinya?." Nakami menenteng dress berenda berwarna peach. Cantik dan potongannya pas untuk ukuran Nakami. Karena tak mau membuat Kinos terluka akhirnya Nakami memaksa tersenyum kearah Kinos dan memeluknya.

"Terimakasih" Nakami memeluk Kinos dan mencium pipi Kinos.

"Aku mau kamu pakai saat makan malam besok. Aku sungguh tak sabar" Kinos antusias dan kini membantu Nakami untuk mengeringkan rambutnya. Karena tadinya Nakami baru saja keluar dari kamar mandi.

"Uhmmm"Nakami masih memaksa tersenyum.

Tapi Kinos yang nakal kini meletakkan pengering rambut itu dan memasukkan tangannya pada handuk kimono yang dipakai Nakami.

"Yak,  apa yang kamu mau lakukan? " Tanya Nakami memegang erat tangan Kinos,  dia baru saja mandi dan gak ada acara ronde kedua.

"Ayolah sayang hmmmm? " Kinos menatap mata Nakami dan kini menciumi leher putih itu dan tangannya masuk saja mencari tempat tempat sensitif Nakami.

Ashhhhhhhhh

Nakami mulai mendesah saat Kinos sampai ketitik sensitif Nakami dan menciuminya tanpa henti. Menghisap niple itu dan saat Nakami sudah berbaring diatas kasur king size nya tangan Kinos langsung menyibak handuk kimono itu melihat Nakami yang full naked dan Kinos tak ingin melewatkan ronde kedua.

"Aku baru mandi sayang ' Nakami hendak menolak dan kini berusaha untuk kabur, namun saat Kinos berhasil menangkap Nakami kembali dan meremajakan lubang holenya Nakami hanya terlihat pasrah dan mendesah keras.

"Masih menolak ronde kedua? " Cibir Kinos saat melihat Nakami kini menari diatas tubuhnya.

"Ishhhh,  aku hanya malas mandi lagi! " Keluh Nakami.

"Gk perlu mandi,  hmmm" Dan kini Kinos berbalik dan mendapatkan Nakami berada dibawahnya kembali. Kinos terus menghujam lubang hole itu hingga pemiliknya mendesah ingin lebih.

Ashhhhhhghh

Kinos....... Akh......

"Lakukan lebih cepat sayang!"Pinta Nakami sudah gak tahan,  miliknya pun juga ingin diremajakan.

Dan saat cairan putih yang panas membanjiri lubang hole Nakami kini tugas Kinos adalah meremajakan punya Nakami. Mengulumnya lembut dan membuat Nakami mendesah kembali hingga muatan Nakami juga keluar.

"Ilove u"

"I love u toooo"

.......

Tak perlu waktu lama kini Nakami dan Kinos sampai di Hokkaido. Disana telah berkumpul keluarga dari pihak Nakami sedangkan untuk pihak Kinos nanti dipertemuan berikutnya karena Kenny dan Kean masih di Eropa.

"Paman cantik" Ryu langsung berbaur dan memeluk pamannya.

"Ada apa dengannya? " Tanya Ryo yang kaget dengan tampilan kakaknya yang kini kembali ke jaman bahalula dimana Nakami berperan jadi perempuan.

Nakami hanya diam dan sesekali tersenyum kecut.

"Gak lagi amnesia kan? "Ryo masih menggoda Nakami yang telihat makin kesal.

"Sudahlah sayang,  kakak terlihat kesal itu kamu goda terus. " Jiyo menghentikan aktifitas suaminya yang tengah mengintimidasi Nakami.

" Kak,  kenapa harus berpakaian seperti ini. Bukannya kakak gak nyaman? " Tanya Jiyo dengan penuh kelembutan sembari meraba perutnya yang semakin besar. Baby kecilnya rajin sekali menendang.

"Kinos memberikannya,  aku tak enak jika tak memakainya" Alasan Nakami yang sebenarnya bikin Jiyo gusar.

"Kakak harus bisa menolak jika tak nyaman,  benarkan sayang? 'Jiyo menatap Ryo. Dan Ryopun mengangguk pasti.

"Iya,  benar kata Jiyo. Jangan jadi orang lain. Hmmm" Ryo kini menguatkan kakaknya. Memegang tanggan kakaknya dan menepuk halus.

"Nanti aku bicarakan padanya? " Nakami kini memilih menggoda baby Ryu yang tengah sibuk memakan cokelatnya.

"Ish,  paman..... " Celotehan Ryu dikala Nakami terus berusaha mengambil cokelat Ryu.

......

"Maaf,  parkirannya rame jadi sulit untuk mendapatkan parkir" Keluh Kinos ngos ngosan dia baru saja berlari dari parkiran menuju tempat makan. Yaps dimana cukup sulit mendapatkan parkir. Maklum wisata rumah besar Bitou sangat langka. Jadi peminatnya terus saja membeludak.

"Iya gpp,  kita juga tengah menunggu makannannya datang" Jiyo kini masih sibuk meraba perutnya.

" Kenapa sayang,  dari tadi kamu terlihat gelisah?" Tanya Ryo yang khawatir. Sedari tadi Jiyo sibuk bergeser,  merasa tak nyaman dan sering sekali menghirup nafas panjang dan mengeluarkannya.

"Babynya terus menendang,  aku merasa kesakitan" Keluh Jiyo yang semakin meringis. Wajahnya mulai pucat dan keluar keringat dingin.

"Bukannya masih lama untuk kelahiran? ' Nakami kini mengecek denyut nadi Jiyo yang semakin melemah.

"Tapi ini sakit..... " Jiyo mulai menangis karna merasa sakit yang amat. Bukan lagi tendangan tapi seakan seperti sayatan dan tusukkan yang merajam perutnya.

"Bawa kerumahsakit!! ' Perintah Nakami karena Jiyo semakin pucat dan lemah.

Sontak Ryo langsung menggendong Jiyo untuk masuk kedalam mobilnya dan menuju rumahsakit. Baby Ryu kini digendong Kinos dan menuju mobilnya bersama Nakami untuk mengikuti Ryo.

.........

Sesampai dirumahsakit.

"Sayang,  kamu harus kuat ya.... Aku disini untukkmu" Ryo kini berusaha menenangkan Jiyo yang sudah berada diruang ugd. Jiyo terus saja menangis sampai akhirnya obat bius itu bisa membuatnya tertidur.

"Maaf tuan,  sepertinya pasien akan mengalami proses kelahiran awal. " Sang dokter sudah mulai untuk operasi sedangkan Ryo memilih tetap disamping Jiyo yang tengah berjuang. Babynya belum cukup umur untuk lahir tapi terpaksa dilahirkan karena tubuh Jiyo tidak bisa bertahan sampai bayinya siap untuk lahir nanti.

"Lakukan yang teebaik dok"Ryo berharap dan terus berdoa Jiyonya selamat serta babynya.

...........

"Kenapa lama!"Nakami juga ikutan gelisah karena dia harus menunggu diluar sambil menggendong Ryu yang tertidur dipangkuannya. Ryo tengah menunggu Jiyo didalam ruang operasi karena Ryo menolak menunggu diluar dan mengancam akan membakar rumahsakit bila dia tak diijinkan masuk. Ryo tak mau meninggalkan Jiyonya sendirian. Berjuang untuk babynya.

"Sayang ini kopinya" Kinos memberikan kopi panas untuk Nakami dan kini mengambil tubuh Ryu untuk dia pegang menyelimuti Ryu dengan jaketnya.

"Eugh,  appa tengah berjuang si kakak malah asyik bermimpi?" Kinos malah mencubiti pipi Ryu dan menciumi pipi gembil itu.

"Ish,  hentikan Kinos nanti dia bangun" Nakami melarang kegiatan konyol Kinos,  kasihan juga harus membiat Ryu bangun. Karena suasana rumahsakit juga gak bagus untuk anak apalagi sang papah lagi sibuk sama appanya. Kalau ditinggal di hotel malah lebih gak manusiawi.

"Iya iya.... "

........

Tak lama kemudian lampu ruang operasi padam. Rto keluar dengan nafas lega.

"Bagaimana? "Nakami langsung berlari kearah Ryo.

"Jiyo baik begitupun bayinya. Tapi tetap saja bayinya harus dirawat sampai cukup umurnya" Ryo senang,  baby boy yang dilahirkan Jiyo baik baik saja.

"Ah,  selamat ya..... " Nakami langsung memeluk adiknya.

"Proses pemindahan pasien"Suster menggiring Jiyo untuk pergi keruang rawat dan kini babynya sudah ditempatkan pada inkubator dan lagi lagi Ryo sangat posesif terhadap putra kecilnya itu. Ryo tak mau baby kecilnya dibawa keruangan bayi, Ryo takut bayinya ketukar macam di drama. Ryo memesan kamar vvip dan ingin bayinya juga bersamanya.

"Kamu berlebihan Ryo? " Cibir Nakami

"Aku tak ingin dia tertukar" Ryo sibuk menatap babynya tang baru lahir.

"Emang ini macam drama yang bayinya sengaja ditukar. Rumahsakit gak mau ambil resiko kan? " Jelas Nakami. Rumahsakit gak bisa teledor macam kejadian lalu dimana putra Yuki sampai hilang satu. Dan karna itu rumahsakit kini benar benar memperketat pengamanan.

"Ya, untuk mengawasinya. Aku tak mau bayiku jauh! " Ryo masih kekeh kalau bayinya harus tetap bersamanya sedangkan Nakami tengah sibuk memijat pelipisnya. Ryo itu sangat bebal.

"Ish,  dasar. Awas aja kamu lebih sayang pada si kecil daripada Ryu. Aku yang akan memukulmu lebih kalau sampai Ryu diabaikan! ' Ancam Nakami. Dan jangan sampai itu terjadi,  Ryu juga masih sangat kecil.

"Tidak mungkinlah,  keduanya putraku! " Kini Ryo menggendong Ryu yang kebetulan bangun.

"Dimana appa? "Tanya Ryu yang masih mengembalikan nyawanya. Menguap lebar dan memeluk leher papahnya.

"Ayo sayang kita bertemu appa! " Ryo mencium pipi gembil Ryu dan berjalan menuju tempat Jiyo istirahat.

Tbc

Mmaaf typo

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top