2.
Sudah sebulan setelah ulang tahun pernikahan kemarin, Jiyo sudah tidak lagi mengkonsumsi obat obatan dari dokter karena itu nantinya mempengaruhi babynya. Belenggu itu perlahan hilang, harapan tentang Jiyo bahagia sudah ada didepan mata. Kebahagiaan Jiyo ternyata bersama Ryo bukan bersama Kean. Jodoh Jiyo bukanlah Kean melainkan Ryo. Penantian Ryo pun tak sia sia Jiyo membuka hati buatnya dan kini baby Jiyo sudah memasuki bulan ke tiga perutnya pun mulai membesar dan Jiyo masih seperti biasa tak mengalami ngidam atau pun lemah karena hamil muda. Seperti biasa aktif didapur dan menyiapkan sarapan bersama maid dirumah.
" Hmmm, mau kopi? " Tanya Jiyo sembari menyiapkan sarapan dimeja makan. Raut wajah Jiyo makin hari makin bersinar dan senyum itu selalu mengembang mengiringi hari harinya.
" Tidak bikinin teh saja" Pinta Ryo, tangannya mulai nakal memegang pinggang Jiyo dan meremas bokongnya. Jiyo menahan tangan itu untuk bertindak lebih, karena mereka tengah berada di dapur dan banyak pasang mata yang mungkin tengah mengintip mereka. Banyak cctv yang sengaja dipasang juga.
"Hmmm hari ini masak apa? " Tanya Ryo yang kini melepas pasangannya itu dan memberikan kiss morning .
" Kesukaan kamu." Jiyo menunjukkan masakannya untuk Ryo. Dan kini Ryo mencium pipi Jiyo dan kembali duduk dikursi meja makan.
" Baby Ryu apa sudah bangun? " Tanya Ryo sembari menyelidik sekitar rumah tapi masih terlihat sepi tak terdengar aktifitas Ryu yang suka lari larian.
" Dia sudah bangun, dia mungkin lagi mengganggu Nakami."Jiyo menjelaskan bahwasanya tadi Ryu bangun, setelah mendengar Jiyo melihatnya dikamarnya memastikan Ryu sudah bangun atau belum tapi yang yang ada Ryu malah ikut bangun dan mengikuti Jiyo.
" Wah, pasti sebentar lagi dia turun."Ucap Ryo sembari mulai membaca koran hari ini.
Lalu Jiyo pun merengkahkan senyumannya dan mengangguk. Melanjutkan masakannya sebelum baby Ryu dan Nakami turun. Ryo menikmati setiap moment yang dikerjakan Jiyo. Bagi Ryo itu adalah pemandangan yang indah. Jiyo yang lembut, Jiyo yang murah senyum dan Jiyo yang selalu memikirkan orang lain.
Baby Ryu juga sudah besar dia sudah berumur dua tahun lebih yang otomatis semakin aktif dan cerewet, dari pagi baby Ryu sudah lari larian dan gak mau diam. Dan yang terpenting semenjak Jiyo hamil baby Ryu udah jarang menggoda Jiyo atau menempel pada Jiyo tapi lebih senang bersama nakami bibinya (Bibi laki laki). Karena baby Ryu tahu dia bakal punya adik dan dia gak mau bila terus minta gendong ke Jiyo appanya pasti nanti dedek bayinya kejepit. Seperti pesan Ryo papahnya, anak kecil itu tahu kalau dia harus bersikap dewasa dan kini pelariannya pada Nakami.
"Ohayo.... "Nakami turun dengan pakaian rapihnya beserta Ryu dalam gendongannya.
Potongan rambutnya kini pendek, rambut panjangnya sudah tak ada. Make up tebal itu, hells dan rok pendek itu tidak digunakan Nakami. Dan kini Nakami terlihat maskulin dengan kaos santai dan celana panjangnya serta wajah tanpa make upnya membuat Jiyo pangling dan cenderung syok. Jiyo tahunya Nakami itu perempuan, selama setahun terakhir tinggal bersama Jiyo tak pernah curiga kalau Nakami seorang laki laki. Bukan kebodohan Jiyo yang tak peka, tapi memang Nakami tidak mudah dikenali. Perubahannya itu sungguh menipu banyak pasang mata termasuk Jiyo.
Prank...... Jiyo kaget dengan tampilan Nakami dan tak sengaja menjatuhkan piring yang dipegangnya, Jiyopun gelagapan untuk membersihkannya.
" Sayang hati hati" Ryo dengan sigap menghampiri Jiyo karena tahu Jiyo yang masih syok membereskan pecahan kaca tanpa pelindung.
" Udah, kamu terlalu lelah sini duduk dulu! " Jiyo masih gemetaran dan Ryo membantu Jiyo buat mendekat ke kursi buat dia duduk.
" Aku gpp maaf ya buat keributan pagi pagi? ' Jiyo kini menggendong Ryu karena Ryu mendekat kearahnya,Ryu tahu kalau appanya masih panik, syok bercampur campur sedangkan Ryo tengah membersihkan bekas pecahan piring bersama maid yang tadinya ada disamping Jiyo.
" Kenapa Jiyo, apa aku mengagetkanmu? " Nakami mengedipkan matanya yang malah membuat Jiyo membolakan matanya dan mengangakan mulutnya. Dia juga hampir pingsan.
" Sudah hentikan!!" Ryo menyenggol kakakknya supaya berhenti menggoda Jiyo. Karena tahu Jiyo makin panik. Wajahnya menjadi pucat pasi dan Ryo melihatnya sungguh kasihan.
" Sayang sejak kapan Nakami jadi transgender aku kok gak tahu? ' Jiyo nunjuk Nakami dan Ryu tertawa girang.
"Paman Nakami, heeeeeeee" Nah, baby Ryu aja tahu. Jiyo saja yang tak peka dengan lingkungan sekitar, terlalu polos dan cenderung mudah dibodohi.
" paman paman..... " Ryu menegaskan, Ryu pintar dia menjelaskan kalo Nakami seorang pria agar appanya udahan syoknya.
"Nakami seorang pria sayang bukan transgender kalo masalah dia berpakaian perempuan dan makeup perempuan tanyakan sendiri. Dia memang suka aneh. " Ryo mengecup pipi Jiyo agar Jiyo tidak kepikiran lagi mengenai Nakami dan siap untuk sarapan. Nakami memang aneh dia memakai pakaian itu hanya karena tuntutan pekerjaan padahal jelas keluarganya mampu dari segi finansial dan dia tidak perlu juga bekerja dengan tampilan yang bukan karakternya.
" Maaf ya Jiyo, heeeeeee itu hanya pekerjaan seorang dokter ahli gizi ditempatku harus berpakaian perempuan. Karena ini dirumah aku ingin berpakaian sesuai dengan keinginanku. Dan mulai sekarang aku akan menanggalkan atribut perempuan itu! ' Nakami yakin tentang pilihannya dan membuat Ryo pun ingin bertanya kenapa demikian dan kenapa tiba tiba.
" Tapi kenapa baru meberitahuku sekarang, dan kenapa? " Pertanyaan Jiyo rancu, diapun masih kebingungan. Nakami yang cantik dengan rambut panjangnya, hells itu dan rok pendek itu bahkan make up serta Jiyo pun pernah mengira Nakami adalah kekasih Ryo sangking cantiknya.
"Minum dulu."Ryo memberikan segelas air putih buat Jiyo nya karena tahu Jiyo masih sangat syok. Walau mereka sudah tinggal serumah hampir setahun lebih tapi Jiyo fokusnya ke Ryu dan pengobatannya bukan ke Nakami yang setiap hari memang terlihat cantik dan malah gak pernah berpakaian laki laki.
"Ta... Tapi kenapa tidak memberitahuku? "Tanya Jiyo terbata, tangannya kini memegang tangan Ryo mencari kekuatan. Ryopun tak habis pikir Jiyo sampai sepanik ini. Ryo mengusap punggung tangan Jiyo dan mencium tangan itu. Mengambil Ryu dari pangkuan Jiyo karena Jiyo sudah mulai ngos ngosan juga.
"Kamu saja yang tak peka, hmmm sudahlah aku keren kan dengan potongan rambut ini? " Nakami mengoda, sengaja menyibakkan rambutnya centil.
"Aish, apa ditempat kerjamu udah ada aturan baru boleh memperlihatkan gender aslinya? "Ejek Ryo, Ryo tahu boss mereka mesum akut.
Lantas Nakami memberikan kartu nama pada Ryo.
"Aku buka klinik sendiri jadi aku tak akan terlibat pada dokter mesum itu" Nakami berdecak malas dan siap mengambil sarapannya.
"Selamat makan, terimakasih makanannya" Ucap Nakami senang dia seperti burung yang lepas dari sarangnya. Melihatnya Jiyo pun jadi lega dan rasa panik itu perlahan menghilang.
#Dokter pimpinan klinik Nakami memang mesum, semua kariawannya harus berpakaian perempuan dan memang semuanya harus terlihat cantik. Ya, salah satunya Nakami yang berhasil menipu mata yang ada dihadapannya.
"Wah, tumben peningkatan aku aja ngira kamu bakal betah lama. "Ryo gantian menggoda Nakami karena dari dulu ingin kakaknya pindah dari klinik dokter mesum itu tapi kakaknya enggan keluar dan malah menuruti aturan main di klinik itu.
"Lima tahun aku sudah cukup bertahannya sekarang aku buka klinik baru jadi Jiyo kamu pasien pertamaku ini jadwal mingguanmu aku tunggu kedatanganmu? "Nakami menyodorkan jadwal buat Jiyo.
"Lah aku kan sehat? "Jiyo menolaknya, dia sudah tak mau berurusan dengan obat obatan bahkan klinik pengobatan. Jiyo pun ogah ogahan dan memandang Ryo agar Nakami mengurungkan niatnya.
"Sehat apanya, bobot kamu itu tak standart buat mengandung. Kamu juga bekerja di cafe Ryo ditambah menjaga Ryu! "Nakami memberitahukan bahwa pekerjaan Jiyo itu benar benar terlalu menyita waktu banyak dan Jiyo sering melewatkan istirahat bahkan makan siangnya.
"Udah lakukan dan untuk cafe sudah ada orang jadi kamu mulai sekarang tak perlu ke cafe lagi !" Perintah Ryo mutlak dan Jiyo pun hanya bisa mengangguk pasrah. Ryo merasa kecolongan kalau Jiyo jarang istirahat dan masih melakukan aktifitas seperti biasa dan beruntung ada Nakami yang memperhatikan Jiyo.
Tbc
Arigato gozaimasu
Maaf typo
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top