13.

Ditengah kerumunan bazar.

Bazar di Universitas memang selalu ramai. Apalagi dibuka untuk umum juga, jadi pengunjungnya lebih rame dan kini Ryu tengah sibuk mencari adiknya yang suka ceroboh itu. Kalo beneran ilang bagaimana ngomong sama appanya?

"Oh ya ampun Daehan,  kamu dimana? "Ryu menenteng dua eskrim yang mulai mencair. Tadi Daehan ditinggal sebentar buat antri beli eskrim tapi saat sudah mendapatkan eskrimnya Daehan tidak ada ditempat Ryu meninggalkannya.

"Daehan...... "Ryu kehilangan adik kecilnya,  mondar mandir sembari memanggil nama Daehan dan berharap Daehan mendengarnya.

"Daehan..... "

"Daehan...... "

"Daehan.... Hiks.... Hiks."Ryu mulai menangis setelah lama tak menemukan adiknya. Es krim itu sudah tak bisa dimakan lagi melumer dan membasahi kedua tangannya.

"Daehan.... "Sontak Ryu mengingat stand pamannya dan kini Ryu berlari mencari stand itu dan ingin segera meminta bantuan kalau adiknya hilang dari jangkauannya.

"Semoga Daehan ada disana,  atau setidaknya perlu bantuan orang dewasa untuk mencari Daehan. Hari juga sudah mulai gelap."Guman Ryu disepanjang jalan. Dan terus berharap adiknya itu ada bersama kedua pamannya. Untuk insiden kali ini Ryu benar benar bertekad untuk terus menjaga adiknya. Tidak boleh satu cm pun hilang dari jangkauannya.

.......

"Kakak...... "Teriakan melengking dari arah stand yang membuat stamina Ryu tiba tiba penuh setelah mendengar bahwa suara itu milik adiknya. Ryu berlari kencang dan tak memperhatikan arah jalannya. Sering terjungkal itu tak masalah.

"Daehan.... Maafkan kakak."Ryu langsung memeluk adiknya. Bersyukur adiknya tidak kenapa napa. Memeriksa adiknya dari ujung kaki keujung kepala apakah ada luka atau tidak. Memeluknya lagi setelah tahu adiknya tidak ada luka. Kedua pasang mata Kinos dan Nakami yang melihat interaksi itu hanya bisa melongo.

Curiga!!

"Daehan gpp,  maaf membuat kakak khawatir." Suara mungil keluar dari mulut Daehan yang masih memeluk kakaknya.

"Ehem.... "Suara dehaman Kinos membuat keduanya jadi canggung melepas pelukan satu sama lain.

"Hari sudah mulai gelap, kita harus pergi makan hmmmm. Kalian mau makan apa? 'Tanya Nakami menggiring keduanya. Daehan terlihat senang karena dia mau pergi diajak makan. Nafsu makan Daehan sangat tinggi.

"Ish,  jagoan kok nangis."Cibir Kinos kembali ketika melihat mata sembab Ryu, keduanya tengah berjalan beriringan dibelakang Nakami dan Daehan. Kinos tahu itu Ryu baru saja menangis itu tidak bisa dipungkiri memang Ryu tadi menangis disepamjang jalan mencari adiknya. Masih terdengar menghirup ingusnya dan mata merah itu.

"Klilipan."Ryu menimpalu,  dia gengsi. Tapi kalau benar saja dia kehilangan Daehan mungkin Ryu bakal nangis sejadinya. Ryu sangat sayang kepada adiknya.

"Hmmm,  ada yang malu nie.... "Kinos masih iseng ngeledekin Ryu.

"Enggak"Ryu tengsin.

"Sudahlah paman,  Daehan tadi yang salah. Main pergi aja dan gak tahu caranya kembali."Bela Daehan agar kakaknya tidak dibully.

"Lain kali jangan diulangi. Kakak khawatir."Ryu

"Iya kak? '

"Trus gimana caranya kamu bisa kembali ke stan paman? "Tanya Ryu.

"Ada kakak keren tadi yang bantu Daehan sampai ke standnya paman" Jawab Daehan,  kakak keren siapa lagi itu.

"Keren!! "Ryu kesal,  gak ada yang boleh lebih keren dari dirinya.

"Iya... Keren. Dia tinggi putih."Daehan bercerita Ryu makin kesal.

"Tuch kan pesona adikmu emang perlu diwaspadai."Kinos sengaja bikin Ryu geram.

"Sayang udahlah,  jangan bikin suasanya jadi horor."Nakami kini memilih memisah Kinos dari Ryu. Bisa berabe entar kalau Ryu makin intensif jagain adeknya.

Ryu hanya diam dan kini agak tertinggal dari Nakami, Kinos dan juga Daehan dia lagi merenungi betapa manisnya adiknya.

(Hongo Kanata kecil sebagai Daehan)

Ryu tengah berfikir gak rela kalau ninggalin adiknya sendirian, gak rela Daehan sampai terluka dan kini dia berinisiatip buat terus nempel sama adiknya itu.

"Ryu.... Ayo!! "Teriak Nakami yang sudah disamping mobil. Ryu terlalu banyak berfikir dan kini berlari menghampiri yang lainnya.

"Iya......... "

..........

Mereka pun makan malam sebelum akhirnya mereka balik kerumah.

Daehan tetidur dan kini Kinos tengah menggendong Daehan untuk sampai dikamarnya.

"Appa."Ryu menempel pada Jiyo sepertinya dia menginginkan sesuatu.
"Ryu ingin minum? "Tanya Jiyo yang tengah berada didapur. Dia lagi bikin kopi untuk Ryo.

"Daehan manis ya appa." Celetuk Ryu tiba tiba membuat Jiyo kaget.

"Tentu,  Saehan manis seperti appa kan, Ryu suka?" Tanya Jiyo ambigu. Dia bingung mau jawab apa dan membuat pernyataan apa. Mungkinkah diantaranya ada cinta. Bukan cinta antara adik kakak lagi.

"Huum Ryu suka,  nanti kalau Daehan punya cinta pertama Ryu yang bakal interogasi.  Appa harus percaya pada Ryu buat jagain Daehan. "Ryu menyombongkan diri dia seakan ingin menjadi barisan pertama untuk menjaga Daehan yang suka ceroboh itu.

"Ouch manisnya putra appa,  udah malam tidur gih."Pinta Jiyo.

"Selamat malam appa."Ryu mengecup pipi Jiyo dan bergegas menuju kamarnya.

"Hmmmm"Jiyo bernafas kasar,  dia lega dan juga gelisah. Ryu sudah tumbuh dewasa dan Daehan ada dibelakangnya.

"Sayang." Ryo menghampiri Jiyo didapur.

"Iya" Senyuman Jiyo mengembang.

"Anak anak sudah pulang? "Tanya Ryo.

"Iya,  Ryu baru saja ke kamar kalau Daehan sudah tertidur."Jawab Jiyo dan memberikan kopi untuk Ryo. Tadi Jiyo pergi kedapur untuk membuatkan kopi untuk Ryo.

"Apa perlu aku bawa Daehan untuk keasrama? "Guman Jiyo yang membuat hatinya getir. Dia takut Ryu jatuh cinta dengan Daehan.

"Kenapa sayang? "Melihat Jiyo terdiam Ryo ingin tahu.

"Perlukah aku bawa Daehan keasrama? " Tanya Jiyo pada Ryo,  sontak Ryo kaget dengan pertanyaan Jiyo tersebut. Daehan masih kecil kenapa harus dibawa keasrama.

"Appa."Suara nyaring Ryu yang turun dari tangga.

"Ryu" Jiyo kaget dan menatap Ryu gelisah.

"Ryu mendengarnya? " Tanya Jiyo.

"Jangan pisahin Ryu dengan Daehan."Teriak Ryu dan berlari menuju kamar Daehan.

"Sayang."Jiyo menatap mata Ryo bingung.

"Kamu harus percaya pada Ryu,  ketakutanmu itu tak berdasar. " Ryo kini memeluk Jiyonya.

"Tapi? "Jiyo mendapati dirinya gelisah kembali. Ryo tahu itu dan kini dia berusaha membuat Jiyonya tenang.

" Aku akan berbicara dengan Ryu,  jadi simpan pemikiran konyolmu itu tentang asrama oke. Kamu harus istirahat" Ryo mengantarkan Jiyo untuk istirahat dan Ryo kini bergegas menemui Ryu.

.....

Di kamar Daehan terlihat Ryu tengah duduk dan menatap adiknya yang sedang tertidur.

"Ryu. " Panggil Ryo pada putranya.

"Iya pah" Ryu

"Ryu ingat appa tengah sakit kan? " Ryo mencoba sebisa mungkin berbicara pada putranya dengan sabar.

"Iya "

"Appa suka gelisah dan berfikiran yang tidak logis. Papah percaya pada Ryu bahwa Ryu sayang pada Daehan karena Daehan itu adik Ryu dan suka ceroboh"

"Papah tahu Daehan seceroboh itu kan? "Ryu merasa ada seseorang dipihaknya.

"Iya,  tapi tidak dengan appamu. Jadi Ryu harus mengerti dan tidak membenci appa"

"Iya"

"Anak pintar. Pergi tidur gih besok kita lari pagi. "Ryo kini mengajak Ryu untuk pergi kekamarnya.

Tbc

Maaf typo.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top