2 - Wanita Yang Sama

Arvyn berbalik begitu mendengar suara lembut familier di telinganya itu, untuk melihat siapa wanita itu sebenarnya, dan astaga! Dugaannya benar!

Arvyn menetralkan wajah terkejutnya. Gadis yang dulu menarik simpatinya, kini berdiri di depan nya dengan begitu anggunnya.

Di matanya, Airyn tetap sama seperti gadis kecilnya di masa SMA. Hanya aura kecantikannya yang semakin terlihat.

Kulitnya yang putih bersih, rambutnya yang panjang ikal bergelombang dengan warna coklat kepirangan dan mata indah dengan manik coklat kehitaman yang menandakan kelembutannya masih tetap sama. Membuatnya terpesona pada pandangan pertama.

Arvyn menggeram tertahan. Bibir sexi Airyn yang merah dengan kepolosan nya membuat sesuatu dalam dirinya terpantik, ingin langsung menariknya dan mencumbunya di atas meja kerjanya sekarang juga. Entah pesona apa yang menarik dirinya, melihatnya saja membuat nafsu primitif yang tak pernah muncul itu berkhayal ke mana-mana.

"Maaf, Tuan. Anda memanggil saya?"


Oh Tuhan, suaranya. Betapa aku sangat merindukan suara itu. Suara yang aku dengar 7 tahun lalu.

"Airyn?" panggil Arvyn agak gugup. Dia sangat mengenal jelas gadis imut nya. Dia tidak mungkin salah orang.

"Ya saya Tuan," jawab Airyn dengan suara lembutnya sambil menunduk.

"Airyna Kayla Mahez?" ucap nya lagi ingin memastikan, jika wanita yang saat ini berdiri di depannya adalah gadis yang di rindukan nya selama ini.

"Ya Tuan. Em, dari mana Tuan tau nama kepanjangan saya?" tanya Airyn membuat Arvyn sedikit linglung untuk menjawabnya.

"Tentu aku tau semua data karyawanku. Kau tak mengenalku Airyn?" jawabnya. Dia juga penasaran apa Airyn juga mengenalinya sama seperti dia mengenal Airyn walaupun hanya melalui suara?

"Eh, Saya rasa ..." kegugupan Airyn dengan pipi yang merona indah membuat Arvyn ketagihan untuk terus melihat wajahnya.

Arvyn tak membuang-buang kesempatan. Dia semakin gencar menggoda Airyn dengan aura intimidasinya sembari berjalan mendekat. Aroma mawar dalam tubuh Airyn pun, menusuk indra penciumannya tajam.

Arvyn menatapnya intens. Airyn semakin salah tingkah di buat nya. Terbukti dari jari-jari lentiknya yang saling bertautan erat satu sama lain.

"Saya apa, Airyn?" tanya nya semakin mendesak. Sebelah tangan nya dia masukan ke saku celana nya. Dirinya atasan. Bukankah dia harus bersikap cool sebagai seorang pria.

"Saya hanya, seperti mengenal Tuan. Karna, maaf sebelumnya. Netra dan suara Tuan mengingatkan saya pada seseorang. Tapi jelas. Orang itu bukan Anda. Maaf."

Suara lembut Airyn sambil sekilas menatap Arvyn, tak ayal membuatnya sedikit berdesir karna Airyn masih mengenal nya meski hanya mata dan nada bicaranya. Memang suara khas dingin nya sudah terkenal sejak dulu.

Lain dengan nya yang mengenal keseluruhan yang ada pada Airyn. Meski terjadi sedikit perubahan dalam dirinya tapi, dia masih bisa mengenalinya walaupun Airyn berada di antara ratusan wanita.

"Oh seperti itu. Sekarang kau boleh ke ruanganmu."

"Baik Tuan, permisi..." pamitnya hendak pergi.

"Oh iya Airyn. Ku harap kau bekerja dengan baik di kantor ini," tegasnya. Mulai saat ini, Arvyn akan memantau kinerja nya.

"Baik Tuan." hanya itu yang di ucapkan nya. Airyn tersenyum dan mengangguk hormat lalu pergi dari ruangan nya.

Arvyn tak dapat menyembunyikan senyuman nya. Wanita yang sangat dia rindukan, secara tak langsung Tuhan hadirkan di depannya begitu saja setelah 7 tahun berlalu.

"Well, mari kita lihat Airyn. Kali ini aku akan mendapatkanmu. dan menjadikanmu milikku seutuhnya. Karena di tahap ini. Aku bukan lagi seorang pengecut yang hanya bisa mengagumimu dari kejauhan," tekadnya.

Dan sejak saat itu, Arvyn semakin gencar mendekatinya walaupun Airyn terkadang menjauh. Tapi, Arvyn tak pernah menyerah. Airyn tak bisa meremehkan nya begitu saja. Arvyn terus mendekati Airyn tahap demi tahap. Berawal dari persahabatan hingga kedekatan mereka berjalan 4 bulan tanpa hambatan sedikit pun.



****



Hari itu, tibalah saatnya Arvyn mengutarakan perasaan nya. Dia meminta semua karyawan nya berkumpul di ruang depan.

Arvyn menyuruh beberapa orang untuk menempatkan begitu banyak bunga mawar merah di belakang mereka. Hari itu juga dia sengaja membuat Airyn terlambat agar bisa sedikit memberinya kejutan.

Arvyn tersenyum simpul begitu melihat Airyn yang sedikit lari tergesa-gesa sambil membuka pintu kantor utama dan raut wajah terkejutnya ketika melihat atasannya dan semua karyawan berkumpul dan intens menatap nya.

"Jadi ini ulah karyawan yang aku gaji tinggi? Mengecewakan!" tegas Arvyn dengan sedikit nada ejekan yang membuat Airyn sontak menunduk, takut dan malu.

"Ma-af Tuan. Saya terjebak macet," jawabnya tergugu

"Jadi hanya kau saja yang terjebak macet? Lalu, datang terlambat?" ucapnya sambil bersedekap dada.

"Alasan! Kau bisa jalan kaki 'kan? Meeting ku harus batal karnamu!" lanjutnya dengan tegas dan tak Arvin duga, perkataannya tadi membuat bulir-bulir itu jatuh dengan derasnya.

"Apa aku keterlaluan? Kenapa sifatnya yang mudah tersentuh itu, tak pernah berubah?"

"Cukup Airyn! Sekarang ikut denganku atau kau ku pecat!"

Airyn mengangguk dan mengikuti langkah besar Arvyn di depan nya. Semua karyawan menatap nya. Mereka pun menghindar, membuat jalan Airyn menjadi mudah dan tepat saat Arvyn sudah berada di depan bunga-bunga itu, Arvyn berhenti dan membalikkan tubuhnya.

Arvyn berlutut, menjatuhkan tubuh nya di depan Airyn yang sontak membuatnya membulatkan mata indahnya tak percaya.

"A-apa yang Tuan lakukan? Bangunlah," katanya dengan gugup sambil melirik karyawan lain yang melihatnya.

"Airyn mungkin ini terlalu cepat untukmu tapi tidak untukku. Aku sudah sangat lama menunggu untuk menyatakan perasaan ini dan bisa memilikimu seutuhnya."

Airyn menelan saliva nya susah payah. Apa yang terjadi pada atasan dingin nya itu? Kenapa mendadak romantis dan benarkah pria itu melamarnya?

"Apa kau tau? Kau satu-satunya wanita yang mampu meruntuhkan hati seorang Arvyno. Kau mampu meruntuhkan sikap egois dalam diriku. Meski kau tidak tau, tapi, aku selalu mengagumimu. Bukan karna kecantikan mu tapi, karna kelembutan hatimu.

"Airyn aku sangat mencintaimu. Mencintaimu melebihi diriku sendiri. Will You Marry Me?" Arvyn mengambil tangkai bunga mawar yang sebenarnya adalah sebuah kotak cincin. Dia membukanya. Sebuah cincin dengan berlian di tengahnya dan Airyn hanya menatap tak percaya dan menutup mulutnya dengan tangannya.

Aku memang pria dingin. Tapi untuk melakukan sesuatu yang romantis, jangan remehkan aku.

Apa aku bermimpi? Oh siapa pun, tolong bangunkan aku...

Airyn hanya terdiam. Dia tak berhenti melongo melihat sesuatu yang mengejutkan di depannya, "Apa maksud Tuan? Jangan bersandiwara, dengan menjadikan saya sebagai bahan percobaan," ucapnya tak suka.

Arvyn terkekeh. Lantas dirinya langsung mengecup bibir Airyn di depan semua karyawannya tanpa permisi. "Apa itu meyakinkan mu bahwa gadis itu adalah dirimu?"

"Apa Tuan yakin dengan keputusan ini? Aku hanya wanita kelas rendah yang menjadi karyawan di perusahaan ini," jawabnya. "tolong, jangan permalukan saya dan diri Anda sendiri." Lanjutnya.

"Stsss! Hanya aku yang boleh berpendapat tentang dirimu. Sedang kau, hanya perlu memberikan jawabanmu. Ya atau tidak?" Ucapnya dengan lembut membuatku percaya semua ini adalah kejujurannya.


**TBC**







Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top