W = F. S

Love dulu buat part ini ♥️

Absen dulu yuk kalian dari kota mana aja!

Tolong dong semangatin aku biar aku aktif nulis lagi. Aku kadang minder tulisanku itu bagus apa enggak.

***

Ibarat rumus usaha perlu banyak energi buat gerakin hati Kak Angga biar suka sama aku. 


Tournament Mobile Legend yang diadakan oleh salah satu brand handphone terkenal di Jakarta diadakan hari Rabu jam 10 pagi.  Naya dan ke empat temannya sedang menyusun rencana bolos. Mereka sudah mempersiapkannya dari awal. Sekarang mereka berada di  belakang sekolah. Motor mereka diparkirkan di luar, Iky menitipkan motor mereka di salah satu rumah warga.

 "Kita keluar lewat mana?" tanya Riko. Dia paling lemot di antara mereka berlima, padahal semalam mereka sudah membicarakan strategi untuk bolos. Ada satu anggota lagi yang tergabung dalam squad mereka. Nama squad mereka  Blitzkrieg.  Disingkat menjadi BZR.

Biru adalah Pasukan yang bisa menyelesaikan perang dengan cepat atau pasukan kilat. Ketuanya bernama Albiru Laksmana Langit. Bagi Naya BZR sudah seperti keluarganya. Ada Iky, Riko, Erwin dan Biru. Meski Biru jarang ngumpul bersama, karena cowok itu terlalu sibuk sparing. Biru adalah jungler di squad mereka, hero powernya assasin seperti Ling dan Fanny. Iky Mid laner, dia main mage, hero powernya Pharsa dan Valentina, Riko main Roamer, hero powernya kufra. Sedangkan Erwin dia EXP lane hero powernya Yuzhong dan Naya main Markmarms, hero powernya Betrix. Idola Naya adalah skylar ia ingin bisa jago betrix seperti skylar. Skylar adalah salah satu atlilt e-sport dari RRQ.

RRQ sendiri merupakan salah satu klub E-sports asal negara Indonesia yang menaungi 6 divisi game, salah satunya mobile legend. Saat ini RRQ sangat populer karena berhasil memenangkan hampir lebih dari 200 turnamen E-sports baik nasional maupun internasional. RRQ adalah grup favoritnya. Meski di divisi mobile legend RRQ hanya berhasil juara runner up di internasional.

Iky yang kesal langsung menggeplak kepala Riko membuat tiga orang lainnya tertawa. Mereka sudah terbiasa dengan kelemotan Riko. Nama doang sangar, tapi otak tidak. Anehnya, kalau main game Riko itu nggak lemot malah jago. Entahlah mungkin beberapa orang memang memiliki bakatnya masing-masing.

"Anjing lo main geplak aja. Gue nanya, semalem gue nggak dengerin."

"Nggak dengerin apa lupa?!" Naya ikut meledek, ia berkacak pinggang menatap Riko kesal.

"Kita berpencar, biar Naya sama Riko langsung ke luar. Gue, Erwin sama Iky liat keadaan," Biru akan mengecek apakah ada guru atau tidak. Ia yang akan mengawasi ke dua orang itu.

"Berarti sekarang kita keluar?" tanya Naya.

"Iya."

Tadi mereka hanya mengikuti kelas satu kali. Mereka juga sudah membawa baju, nanti akan mereka ganti di pom bensin sekalian isi bensin. Mereka keluar dari gudang, Biru di depan. Erwin dan Iky di belakang. Sedangkan Naya dan Riko di tengah. Mereka berjalan saling berpencar dan berjauhan agar tidak terlihat oleh guru. 

Benar saja ada Pak Edward yang tak sengaja lewat. Biru langsung mengkode agar mereka bersembunyi. Hampir saja ketahuan. Setelah Pak Edward tak terlihat, mereka langsung ke belakang sekolah memanjat pagar. Biru dan Erwin menjadi pijakan Naya untuk naik ke atas terlebih dahulu. Mereka selalu mengutamakan Naya. Lalu Riko naik tanpa dibantu sehingga dia bisa langsung turun dengan Naya.

Mereka berhasil bolos dengan selamat. Lalu mereka langsung ke tempat penitipan motor dan menuju lokasi tournament. Naya dibonceng oleh Biru, sedangkan Erwin dengan Riko, dan Iky sendirian. Di motor Iky mendumel karena merasa kesepian. Mereka memakai jaket varsity berwarna hitam dan ada logo squad mereka.

Biru terdiam ketika merasakan tangan Naya memeluk pinggangnya. Mungkin Naya reflek karena ia mengebut. Entah kenapa hal itu membuat jantung biru berdebar begitu kencang. Diam-diam ia menyukai Naya, tapi mereka cuma teman sekelas. Apalagi Naya terlihat tidak tertarik padanya.  Ia tahu akhir-akhir ini Naya menyukai seseorang, kalau tidak salah guru lesnya yang ternyata juga jago main mobile legend. Bahkan skillnya jauh di bawah cowok itu. Biru hanya bisa memendam rasa ini. Mungkin benar mereka hanya bisa menjadi teman sekelas saja.

Lagunya pas banget bisa didengerin yaaaa!! >.<

****

Airlangga terkejut ketika ia dipanggil tiba-tiba oleh Profesor Aldo. Ia baru saja selesai mengerjakan tugas yang diberikan ketua divisinya. Ia duduk di kursi depan meja Professor. Matanya menatap Prof bingung, perasaan ia tak memiliki kesalahan, apa ini ada hubungannya dengan Naya. 

"Saya boleh minta tolong?"

"Tentu saja boleh, Prof." 

"Tolong jemput anak saya, dia bolos sekolah. Untung saya memasang GPS di ponselnya, jadi bisa tau ke mana saja dia pergi." Airlangga terdiam mendengar itu, ia tak menyangka jika Naya akan bolos. Padahal kemarin ia sudah memperingatkan. Jangan sampai bolos hanya untuk tournament. Gila saja, Naya menyepelekan masa depan hanya untuk game. Meski ia tahu game itu adalah impian gadis itu.

"Baik Prof, saya akan menjemput Naya dan menasehatinya."

"Saya merasa gagal menjadi seorang ayah, padahal saya sudah berbicara dari hati ke hati perihal ini, namun kamu tau kan anak zaman sekarang keras kepala. Mereka punya obsesi tinggi terhadap impiannya sampai menyepelekan omongan orang tua. Bukannya saya tak mendukung impian Naya, tapi saya ingin yang terbaik buat masa depan dia." Airlangga mengangguk, ia paham perasaan Prof. Aldo. Dulu juga ayahnya begitu menentang impiannya, namun karena ia berhasil menunjukkan kalau ia bisa ayahnya luluh. Ia pernah menjadi juara OSN Fisika ketika SMP, lalu ketika ia memutuskan SMA di china ia menjuarai olimpiade astronomi. Bukan hanya itu ia peraih nilai tertinggi SIMAK UI di Indonesia.

"Anda tidak gagal, hanya saja Naya yang belum mengerti apa yang akan terjadi di masa depan. Apa yang Naya alami wajar untuk anak seusianya yang masih suka bermimpi. Dia masih menuruti egonya untuk mewujudkan impiannya."

"Makasih Airlangga mau bantu saya buat jaga Naya."

"Saya lakuin sebisa saya Prof, saya juga punya utang budi sama Professor berkat  rekomendasi Professor juga saya bisa masuk ke LAPAN."

"Saya cuma merekomendasikan, tapi hasil akhir kamu bisa di sini adalah usaha kamu sendiri kerja keras kamu. Kalau otak kamu nggak jenius mana bisa sembarangan orang masuk sini dan rekomendasiin kamu di sini."

"Iya, Professor. Kalau begitu saya pergi dulu." Airlangga kemudian pamit tak lupa ia salim dengan Professor sebelum pergi.

Airlangga menghembuskan napas, ia tak mengira jika Naya senekat ini bolos. Apa Naya tidak berpikir jika ayahnya begitu overprotektif tidak mungkin ayahnya tidak tahu anaknya melakukan apapun. Ia sudah menebak kalau Profesor Aldo sangat posesif terhadap anaknya, bahkan memperhatikan anaknya. Ia berjalan ke parkiran lalu naik ke dalam mobil pergi ke tempat yang sudah di share oleh Professor Aldo. Ia akan menyeret Naya seperti janjinya kemarin kalau ia tahu Naya pergi.

****

Satu jam berlalu dengan cepat. Babak penyisihan sudah terlewati, kini penentuan untuk masuk grand final. Tim Blitzkrieg berhasil mengalahkan empat group sebelumnya. Ada lebih dari 24 group yang bertanding. Jika mereka berhasil menang dengan group Black Sun maka mereka yang akan masuk ke grand final. Naya sangat berharap jika hari ini adalah keberuntunganya.

Proses draft pick di mulai. Naya tak mengira jika hero favoritnya Betrix akan di banned. Hal itu membuat Naya lesu dan tak semangat bermain. Musuh seperti tau kelemahannya. Bukan hanya Naya tapi juga hero power Erwin di banned sehingga mereka tak bisa memainkan hero favorit mereka. 

Tanpa Naya sadari ada kehadiran seseorang. Airlangga datang, ia masih mengenakan pakaian kemeja lembaga penerbangan dan antariksa nasional berwarna hitam dengan logo merah putih dan LAPAN serta celana hitam kain panjang. Hal itu membuat orang-orang menatap Airlangga terlebih wajahnya yang tampan membuat semua orang bertanya-tanya.

Awalnya Airlangga mau menyeret Naya dari pertandingan, namun melihat hero power Naya di banned dan wajah muram gadis itu membuat Airlangga iba. Ia jadi teringat dulu waktu ia SMA. Ia seperti dejavu melihat sosok Kai sahabat laki-lakinya yang muram karena harus menerima kekalahan dan mereka tak bisa lanjut ke babak grand final. Airlangga memutuskan untuk berdiri dan mengamati Naya. Ia jadi memiliki firasat buruk.

Pertandingan antara Black Sun dan Blitzkrieg dimulai. Kedua tim mulai menunjukkan taringnya, Airlangga melihat semua pergerakan pemain dengan cermat. Ia merasa tim Blitzkrieg mengalami kesulitan dalam rotasi baik dalam mengamankan turtle ataupun jungle. Bahkan sering kali Naya dan Erwin terkena kill karena di gank musuh. Blitzkrieg ketinggalan jumlah gold membuat mereka sulit untuk memenangkan game kali ini. Benar saja bahkan disaat adu retri, black sun lebih unggul karena perbedaan level yang jauh. 

Airlangga menghembuskan napas, ia ingat hari itu disaat pertandingan selesai Kai menangis dan memutuskan untuk bunuh diri. Tournamen yang mereka ikuti dulu besar tidak seperti Naya jadi wajar jika Kai frustasi terlebih orangtuanya tak mengizinkan Kai menjadi atlit e-sport dan jika Kai gagal menunjukkan pilihannya benar, maka Kai akan dibawa ke amerika untuk kuliah di pilihan orangtuanya. Namun yang membuat Kai patah hati berat adalah karena dulu ia pernah ditawari oleh klub e-sport terkenal sehabis pertandingan. Airlangga merasa bersalah, dan merasa kalau kematian Kai penyebabnya adalah dirinya. Ia tak mampu menghentikan temannya.

Kenapa Naya harus mengingatkannya akan masa lalu itu?

Benar saja Blitzkrieg harus menerima kekalahan telak. Dua game kalah dengan Black Sun sehingga mereka gagal masuk grand final. Airlangga yang tadi diam menonton, kakinya seperti digerakkan oleh hatinya. Ia berjalan menuju Naya yang tertunduk lesu. Airlangga berlari seakan ingin menggapai Naya dengan cepat, tanpa ia duga ia memeluk gadis itu di tengah kerumunan. Membiarkan gadis itu menangis di dadanya. Mencurahkan isi hatinya.

Naya terkejut ketika badannya ditarik seseorang dibawa ke pelukan. Ketika ia tahu orang itu adalah Airlangga alias Kak Angga kesayangannya, ia malah balas memeluk pria itu. Ia tak menghiraukan banyak orang yang melihat mereka terutama teman-temannya. Ia merasa gagal sekarang.

"Aku gagal Kak.."

"Aku gagal ternyata nggak segampang itu. Aku kalah Kak. Bener kata Ayah impian aku cuma omong kosong."

"Kegagalan sekali bukan berarti kamu gagal berkali-berkali. Gagal berkali-kali bukan berarti kamu usahamu sia-sia. Ini namanya proses Naya. Proses untuk jadi lebih kuat. Saya yakin kamu bisa lebih baik lagi, si gadis pemimpi, ceria dan percaya diri seperti kamu menangis karena gagal sekali? Katanya mau buktiin sama saya kalau kamu bisa wujudin mimpi kamu." Entahlah datang dari mana perkataan itu, Airlangga hanya tak ingin Naya seperti Kai jadi ia memutuskan untuk menguatkan Naya, agar gadis itu tak menyerah terhadap hidupnya dan merasa ada yang peduli padanya.

Naya berkaca-kaca menatap Airlangga. Ia tak menyangka sosok beruang kutub sedingin es yang selama ini ia kenal menghiburnya. Ada apa ini?

"Buktiin sama saya kalau kamu bisa wujudin impian kamu dan juga lolos seleksi SIMAK UI."

"Kalau bisa, Kak Angga mauu jadi pacar aku?"

"Ya."

Naya yang tadinya hampir menyerah jadi semangat kembali. Sedangkan teman-temannya di belakang merasa menjadi nyamuk melihat itu. Biru memutuskan untuk pergi karena tak sanggup melihat orang yang ia sukai dengan pria lain.

"Aku bakal buktiin kalau aku bisa." Airlangga  mengelus rambut panjang Naya dengan lembut seolah memberikan semangat. Meski wajahnya masih datar tapi tak mengurangi kadar ketampanannya. Membuat Naya semakin suka. Ia akan berusaha untuk menggerakan hati Angga agar mencintainya.

***

Gimana part ini?

Next or no?

Spam komen disini

100 komen ya baru lanjut...

Salam

Gulla

Istri sahnya song Jong Ki


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top