Part 1

Hay Hay Author Datang lagi kali ini dengan cerita mini seri ya dan kali ini babnya gak akan panjang2 🤭 namanya juga mini seri 😁

Happy Reading guys 😘, semoga suka 🥰😘

💔💔💔💔💔

NAFIRA POV

Kini aku tengah terduduk di taman sekolah sambil merenung memikirkan kehidupan ku yang jauh dari kata bahagia, semenjak Bunda meninggal saat usia baru 14 tahun hidup ku mulai berubah, Ayahku menikah lagi dua tahun yg lalu dengan mantan kekasihnya saat usiaku 15 tahun sekarang usia ku sudah genap 17 tahun harusnya adalah momen yang paling mengesankan karna menginjak sweet seventeen, namun nasibku tidak semanis dan seindah usia ku sekarang, ibu sambung ku selalu berlaku semena-mena padaku, saat ayahku tidak ada dirumah, namun saat ayah dirumah dia akan berlaku sangat manis padaku, itu lah jalan hidupku menyedihkan dan jauh dari kata bahagia.

"NAFIRA,” seru Sasi sambil berlari kecil menghampiri Nafira sahsbatnya yang tengah duduk sambil termenung.

"Ada apa Sas?, duduk dulu kenapa kayak orang dikejar setan gitu sih?,” tanya  Nafira sambil menatap Sasi, yang masih terengah mengatur nafasnya.

"Kenalkan dulu namaku Nafira Anjani dan Sasi Aleta adalah sahabatku sejak kecil, kami selalu bersama dalam suka duka, dia lah tempatku mengeluh dan saat aku tersiksa didalam keluarga ku sendiri.

"Kak Bara, Fir dia tadi pergi sama gita, aku lihat mereka jalan sangat mesra " Ucap Sasi dengan nada kesal karena Bara sangat tega mengkhianati sahabatnya yang masih kekasinya.

"Oh, biarkan saja Sas aku sudah tahu tentang itu dan aku tidak mau ambil pusing, mungkin dia memang sudah bosan padaku, karena aku sudah tidak secantik dulu lagi," Jawabku sambil meneteskan air mata yang luruh dengan seiring ucapanku yg terlontar dari mulutku sendiri, oh ya Gita adalah adik tiriku putri dari ibu sambungku yang seumuran dengan ku, dan minggu depan dia akan merayakan sweet seventeennya dengan pesta yang meriah, tentu berbanding balik denganku yang hanya  mendapatkan ucapan selamat ulang tahun hanya dari Sasi sahabat terbaikku, karena Ayahku sedang berada di London mengurus bisnisnya, dan melupakan ulang tahunku, dan kak Bara  kekasihku, semenjak mengenal Gita dia seakan lupa padaku, mungkin karena sudah terlalu lama hubungan kami dari semenjak bunda ku masih hidup, semenjak aku duduk dikelas 7, hubungan kami sudah 4 tahun cukup lama bukan, pantas saja Kak Bara kini sudah tidak menganggapku mungkin karena aku sudah tidak cantik lagi jadi dia bosan padaku, namun ntah kenapa aku masih saja bertahan denganya. Cinta menang begitu.

"Kenapa kamu masih bertahan Fir?, bukan kah kamu tahu kak Bara secara terang-terangan berselingkuh dengan adik tiri perempuanmu itu dasar wanita ular,” Ucap Sasi dengan penuh amarah karena tidak Terima sahabatnya dihianati oleh kekasih dan juga adik tirinya sendiri.

"Sudahlah Sas, nanti aku akan bicarakan ini dengan kak Bara,” Ucap ku sambil menahan nyeri di kepalaku yang semakin lama semakin menyiksa, dan tiba-tiba penglihatanku menjadi kabur dan setelah itu aku hanya mendengar Sasi yg memanggil ku dengan suara khawatirnya lalu semuanya menjadi gelap dan aku tidak sadarkan diri dan tak tahu apalagi yang terjadi padaku.
                                                                       
*****

"Mataku kini kembali terbuka, namun aku merasa asing, ntah dimana aku sekarang, tapi saat melihat tanganku yang dinfus, aku tahu berada dimana aku sekarang, dan aku tahu apa yang terjadi padaku. Penyakitku kambuh lagi.

"Selamat Siang Nafira, waktu nya periksa yah," Ucap Dokter Sinta yang menjadi dokter langganan Nafira karena dokter Sinta adalah sahabat bunda Nafira.

"Iya tante, siapa yang membawaku kesini?,” Tanyaku sambil menatap tante Sinta.

"Seperti biasa putri tante Sasi, sahabat mu sayang,” Jawab tante Sinta sambil tersenyum lembut pada Nafira.

"Lalu kemana Sasi sekarang tan?," Tanyaku lagi pada tante Sinta.

"Sasi sedang ke kantin sayang, Fira apa Ayah mu tahu tentang kondisimu ini sayang?," Tanya tante Sinta sambil menatap ibq padaku aku hanya menggeleng kan kepalaku pertanda bahwa Ayahku tidak mengetahui kondisiku.

"Ayah sekarang sedang di London Tan, aku tidak ingin membuat Ayah khawatir padaku, sedang ibu Tapasya dia mungkin tidak peduli padaku," Ucapku sambil menitikan air mata membuat tante Sinta iba dan memeluk ku dengan erat.

"Tante akan bantu kamu sayang, tante udah janji sama mendiang ibu kamu Nadia kalau tante akan menjagamu seperti menjaga putri Tante sendiri,” Ucap Sinta yanh kini memeluk ku sangat erat dan aku yakin dia pun ikut menangis karena hidupku penuh dengan penderitaan, dia tahu semua itu dari Putrinya Sasi.

"Nafira kangen Bunda.. Tan, Nafira pengen ketemu Bunda hikz.. hikz.." tangis ku tak bisa ditahan lagi, percuma aku berpura-pura tegar dihadapan Tante Sinta karena nyatanya aku tidak bisa menyembunyikan kesedihanku darinya dan juga Sasi.

"Anggaplah tante ini Bundamu sayang, Bunda yang selalu melindungi dan menyayangi kamu, karena tante sudah menganggap mu seperti putri Tante sendiri, jadi mulai sekarang panggil tante Bunda,” ucap tante Sinta dan itu membuatku terharu karena masih ada yang menyanyangiku selain Ayahku.

"Dan aku selalu menganggapmu seperti saudaraku sendiri Fira,” Kata Sasi yang tiba-tiba datang dan memelukku, akhirnya kami bertiga pun berpelukan dan menangis bersama.

"Setelah sore tiba, aku pun pulang kerumah sebenarnya tante Sinta dan Sasi melarangku untuk pulang mereka memaksa ku untuk dirawat beberapa hari karna kondisiku yang tidak memungkinkan, tapi aku memaksa untuk pulang dengan bilang bahwa aku baik-baik saja dan dengan berat hati mereka pun mengizinkan ku pulang dengan syarat Sasi yang mengantarku sampai rumah, setelah sampai dirumah aku menyuruh Sasi untuk pulang, tanpa mengajaknya masuk terlebih dulu, bukan aku tega tapi aku takut Sasi jadi sasaran ibu ku, karena mengira kalau Sasi membawa pengaruh buruk padaku, aku pun masuk setelah Sasi pergi.

"Dari mana saja kamu hah!!, lihat sudah jam berapa ini, pasti kamu ngeluyur dulukan?, mau jadi apa kamu sepulang sekolah malah ngeluyur dasar gadis nakal, mau jadi apa kamu nantinya hah!!,”Teriak ibu sambung ku dengan nada marah, aku bingung harus menjawab apa, jadi aku hanya tertunduk tanpa ada minat untuk menjawab ucapan ibu Vania
"Jawab Nafira, apa kau tuli hah?, atau bisu!!,” Bentak Gita yang ikut-ikutan memarahiku.

"Maaf aku-, aww..," Tiba-tiba Gita menjebak rambutku dan setelah itu mendorongku hingga jatuh terduduk dilantai, lalu setelah puas mereka pun tertawa dan pergi meninggalkan ku yang merasa kesakitan karena dengan kejamnya ibu menendang kakiku aku pun hanya bisa menangis tergugu, namun samar-samar aku mendengar ucapan Gita yang membuatku semakin sakit tak berdarah namun dalam hatiku.

"Tenang saja mom, kak Bara sebentar lagi pasti bakalan mutusin gadis bodoh itu.” itu lah yang Gita ucapkan dengan diiringi tawa renyahnya bersama ibu Vania.

"Bunda Nafira kangen Bunda hikz.. hikz.." Aku kembali menangis lalu bangun dan pergi menuju kamarku, lalu kembali menangis, menangisi nasib hidupku yang tak pernah bahagia semenjak Bunda meninggal, ingin rasanya aku mengakhiri hidup andai saja aku tak mengingat Ayah yang pasti akan sedih andai aku mengakhiri hidupku. Aku pun menangis dan terus menangis sampai mataku lelah dan akhirnya aku pun memejam kan mataku dan beristirahat sejenak dari beban hidup yang begitu sesak menghimpitku dan juga begitu menyedihkan.

Tbc

Gimana part pertama suka gak guys? 🤭

Mau next atau sampai sini aja?

Sudah ada e-booknya ya guys bagi yang minat 😊👇

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top