Biar Hanya Aku

Bayu mencubit hidung mancung Gula, membuat sang empunya berteriak dan secara reflek mencubit lengan Bayu begitu keras. "BAYUUU!" Teriakannnya melengking, namun entah mengapa Bayu malah menyukainya.

"Lo tuh, ya. Kebiasaan deh." Gula mengembungkan pipinya, ia sebal. Sedang serius-seriusnya membaca buku paket Biologi, namun Bayu dengan segala kejahilannya tega membuat konsentrasinya buyar.

"Habis serius banget sih. Kan sedih dicuekin." Bayu memanyunkan bibirnya seolah sedang sedih sungguhan. Namun Gula yang tau watak Bayu bersikap masa bodo.

"Sono ah, pergi. Gue bilangin Budhe lho." Gula memukul tubuh Bayu dengan bukunya, membuat bayu mendesis kesakitan. "PERGI!" teriak Gula sekali lagi.

Bayu mendesah pasrah. "Iya, iya. Babang pergi. Tapi kasih sun dulu." Bayu nyengir sembari jahil menyodorkan pipinya, alisnya naik turun menggoda Gula. Kali ini Gula tak tinggal diam, matanya yang bulat melotot lebar ke arah Bayu.

"Iya deh, iya. Kali ini gue pergi. Tapi ini serius mau ngasih tau sesuatu." Bayu memperlebar senyumannya, membuat Gula curiga.

"Enggak, kali ini gue serius. Babang janji nggak akan boong." Bayu mengangkat kedua jarinya.

"Awas ya kalo boong. Gue bilangin Budhe supaya nggak dikasih uang jajan!"

Bayu mengangguk dengan penuh keyakinan. Kemudian ia mengeluarkan sesuatu dalam kantung besar celana pendeknya.

"Coba tebak, ini apaaa?"

Gula yang sejak tadi sebenarnya sudah mulai serius karena memerhatikan ekspresi wajah Bayu kini menyesal. Seharusnya, dari dulu ia tak mempercayai Bayu saat ia menyebut kalimat dengan embel-embel kata serius.

"Ih, kebangetan. Udah serius-serius gue perhatiin juga. Malah ngasih tebakan yang bahkan tokek hutan pun tau." Gula sebal. "Itu botol yang isinya air. Puas!"

Gula segera memalingkan wajahnya, sekarang ia tak mau lagi memerhatikan Bayu. Ia akan pura-pura tuli dan fokus saja dengan buku paketnya. Namun, Bayu malah cekikikan melihat tampang Gula.

"Elah, jangan gampang ngambek. Nanti jadi tua. Gue tambah suka. Hehehe."

Gula semakin menenggelamkan wajahnya ke buku paketnya. Ia tak peduli, meski wajah Bayu kini berubah jadi lebih serius. Dua kali lipat lebih serius dari sebelumnya. Padahal, Bayu tak pernah seserius ini.

"Iya, iya. Maaf," tandas Bayu kepada Gula.

Bayu yang kini tengah berdiri kemudian duduk di samping Gula. Bibirnya menyunggingkan senyum. "Gue kali ini mau bilang sesuatu yang waras," katanya.

"Jangan dengerin, ya!"

Di balik bukunya, kening Gula bertautan. Ia kebingungan sendiri, beberapa menit lalu Bayu ingin didengar, namun detik ini ia tak mau ucapannya didengar. Maunya apa?

"Nah kan, noleh." Ternyata, itu hanya taktik Bayu.

Sial!

"Janganjadi air, Gula," kata Bayu. "Jangan jadi air yang bisa sembarangan menempatitempat dan mudah nyaman dengan sesuatu. Jadilah diri sendiri. Biar cuma gueyang bisa jadi tempat lo yang paling nyaman."22camp^>



Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top