L. ✾ Rekaman Rusak ✾
~•¤•~
Kesunyian malam menimpa Mansion Dirgory saat ini. Koridor penuh lukisan antik yang biasanya ramai dilewati oleh keluarga inti Dirgory dan para pelayan, mendadak sepi tanpa menyisakan suatu tanda kehidupan.
Keheningan dipergunakan oleh Orion untuk melancarkan aksinya dengan baik. Laki-laki itu membuka pintu ruang kerja ayahnya dengan sangat perlahan namun pasti. Untungnya saja, suara derit pintu tidak dapat terdengar karena derasnya aktivitas hujan salju yang terus-menerus melanda Kota Shea.
Orion menyempatkan diri memeriksa ruang kerja milik ayahnya terlebih dahulu sebelum memasukinya. "Aman!" bisiknya ketika dirasa cukup aman kepada Boby dan Jeffrey yang sedari tadi mengikuti Sang Pemilik Rumah dari belakang.
Orion masuk terlebih dahulu, lalu diikuti oleh Boby dan Jeffrey. Tak lupa, Jeffrey yang berada di posisi paling belakang, menutup pintu ruangan dengan perlahan agar aktivitas mereka tidak tercium oleh pihak Keluarga Dirgory.
Orion menarik napas lega setelah mereka bertiga sudah sepenuhnya memasuki ruangan yang ditargetkan.
Boby mengelap keringatnya dengan kasar. "Bos, kau yakin rencana ini berhasil? Bagaimana kalau paman Blake---"
"Ssttt!" ucap Orion spontan hingga membuat Boby terdiam sembari menutup mulut dengan kedua tangannya. "Kecilkan suaramu! Orang-orang rumah bisa terbangun karena ulahmu, Bob," bisiknya.
"Ah, i-ya maaf," cicitnya.
Orion melangkahkan kedua kakinya menuju ke arah di mana kumpulan layar monitor berada. Orion sempat berdecak kagum, memperhatikan puluhan layar monitor yang menempel di dinding secara saksama.
Dia tidak menyangka, ayahnya itu cukup lihai dalam menyembunyikan puluhan kamera pengintai di setiap koridor dan perkebunan. Bahkan, baru kali ini Orion menyadari kelakuan ayahnya. Seumur hidup ia tidak pernah menginjakkan kaki di ruangan keramat milik penguasa Mansion Dirgory.
Laki-laki itu sangat mengutamakan dengan yang namanya tata krama. Karena menurutnya, jika Sang Ayah melarangnya memasuki ruangan tersebut maka ia pun harus mematuhinya.
Sejak awal Orion memang tidak berniat memasuki ruangan terlarang ini. Namun, karena sifat keras kepala akan ambisinya itu, dia mau tidak mau harus melakukan cara yang dapat mencoreng pendidikan tata kramanya sejak lahir.
Maka, jangan salahkan dirinya yang pembangkang ini ketika berusaha mati-matian menerobos masuk ke dalam ruang kerja Tuan Blake.
Orion memberikan ponsel canggihnya kepada Jeffrey. "Lakukanlah dengan cepat, Jeff. Sebelum ayahku pulang."
Jeffrey mengambil ponsel yang disodorkan oleh Orion dengan wajah serius. "Aku akan membobol kamera pengintai ini sebisaku."
Jeffrey berjalan menuju ke arah di mana layar monitor berada. Dihubungkanlah ponsel milik Orion dengan layar menggunakan kabel USB canggih yang selalu dibawanya.
"Kalau dipikir-pikir kenapa kita tidak langsung melihat rekaman di layar monitornya saja? Bukankah lebih mudah ketimbang melewati ponselmu?" tanya Boby yang tidak habis pikir akan rencana yang dibuat oleh Orion.
Orion melipat kedua tangannya tepat di depan dada. Dia menoleh cepat ke arah Boby. "Jika aku melakukan itu, ayahku dengan otak cerdasnya bisa mengetahui kegiatan pembobolan. Oleh karenanya, cara yang paling aman adalah dengan mengirim format datanya ke ponselku."
"Oh, aku mengerti sekarang," jawab Boby sembari mengangguk, lalu kembali berbalik menghadap jendela mansion. Laki-laki bertubuh sedikit gempal itu lebih memilih menyibukkan dirinya dengan memandang gerbang Mansion Dirgory dari kejauhan.
Orion kembali melanjutkan aktivitasnya, memperhatikan pekerjaan Jeffrey yang menurutnya cukup sulit untuk dilakukan.
Jeffrey terlihat lihai dalam mengotak-atik pemorograman yang tertera pada layar ponsel. Laki-laki berjerawat tipis itu memang selalu terampil dalam urusan teknologi.
Orion pun tidak menyangkalnya, Semua masyarakat Kota Shea pasti mengetahui cikal bakal Keluarga Blythe yang sejak turun-temurun memang terjun dalam urusan teknologi.
Ya, dan sosok manusia yang berada di hadapannya ini adalah putra bungsu Keluarga Blythe yang cukup tersohor. Siapa lagi kalau bukan Jeffrey Blythe?
"Bos aku ingin tahu, apa yang ingin kau lihat pada rekaman kamera pengintai, hingga membuatmu rela melakukan kegiatan yang sudah pasti sangat terlarang dalam keluargamu itu?" tanya Jeffrey di sela-sela pekerjaannya.
"Aku ingin melihat apa yang terjadi pada malam di mana Hugo pulang melewati jalan perkebunan milik Keluarga Dirgory. Saat itu kalian berdua dan Miya Baltimore juga berkunjung ke mansionku untuk bermain catur, 'kan?" ucap Orion berusaha menggali ingatannya.
"Ah aku ingat, peristiwa di mana Hugo mengalahkanku dalam permainan catur untuk yang ke sekian kalinya, bukan?" sahut Boby dengan tiba-tiba, ketika sebuah ingatan mengenai peristiwa beberapa minggu silam kembali terputar di atas kepalanya. "Sepertinya, peristiwa itu terjadi pada tanggal 5 Desember 2099, sekitar jam sembilan malam."
"Tanggal 5 Desember 2099, di jalan melewati perkebunan ya?" gumam Jeffrey dengan sorot matanya yang tetap terpaku pada layar ponsel milik Orion. Sebuah senyuman kebanggaan mendadak tersungging di wajahnya.
"Ada apa Jeff?" tanya Orion kepada Jeffrey.
"Kalian berdua kemarilah! Lihat apa yang sudah kutemukan!" ujar Jeffrey disela-sela senyumannya hingga membuat Orion dan Boby berbondong-bondong berlari menuju ke arahnya
Orion, Boby dan Jeffrey terdiam menatap layar ponsel yang baru saja disambungkan dengan layar monitor. Layar ponsel itu memperlihatkan sebuah jalanan sepi---terlihat cukup luas---tengah dikepung oleh ributnya badai salju.
Orion menduga jalan yang terlihat di dalam ponselnya itu adalah jalur yang melewati perkebunan Keluarga Dirgory bagian selatan, lebih tepatnya jalan pintas menuju ke arah mansion Keluarga Lichfield.
"Gelap sekali! Seharusnya Paman Blake memasangkan lampu jalan di sana," sahut Boby.
"Ya aku setuju denganmu, untungnya saja kamera pengintai ini dapat melihat kondisi jalan di tengah kegelapan malam," timpal Jeffrey.
Orion tidak berkomentar, Si Dirgory Muda lebih memilih terdiam---terpaku pada layar ponsel yang tengah dipegang oleh Jeffrey. "Jeff, rekamannya tolong dipercepat lagi."
"Sabar bos, rekaman ini sudah diatur ke dalam mode cepat. Sebentar---"
"Jeff berhenti! Itu mobilnya Hugo!" kata Boby mendapati sebuah mobil berwarna hitam melintas di dalam rekaman.
Jeffrey secara spontan menghentikan mode cepat. Di dalam rekaman itu terlihat sebuah mobil berwarna hitam berhenti secara tiba-tiba di tengah terjangan badai salju.
"Apa yang dilakukan Pak North?" tanya Jeffrey, mendapati sosok sopir senior Keluarga Lichfield keluar dari mobil.
"Seperti yang diceritakan oleh Pak North tadi, mobilnya mogok, lalu dia berniat mencari bantuan," kata Boby berkomentar.
Sosok Pak North pada akhirnya berlari mencari bantuan, meninggalkan mobil hitam bersama Hugo di dalamnya. Setelah beberapa menit berlalu, giliran Hugo yang keluar dari mobil. Kali ini, wajah penerus terakhir Keluarga Lichfield terlihat takut akan sesuatu.
"Apa yang tengah dilakukannya?" gumam Orion tidak mengerti. Meskipun dirinya sangat mengenal karakter Hugo yang begitu pemberani, namun untuk kali ini ia bisa melihat ketakutan itu di matanya.
"Tunggu, sosok apa yang berdiri di depan mobil?!" tanya Jeffrey terkejut, mendapati makhluk aneh berkepala kelinci tengah berdiri tak jauh dari sana. Di saat kemunculannya, rekaman yang diputar mendadak rusak lalu menghitam secara tiba-tiba.
"Sial, rekamannya glitch!" umpat Jeffrey. "Cuaca di saat itu pasti mempengaruhi kamera pengintainya!"
"Lakukan sesuatu Jeff!" Orion tampak panik, mendapati rekaman yang akan menjadi sumber pentingnya mendadak mengabur.
"Tidak bisa, percuma saja! Rekaman ini bersumber dari kamera pengintainya! Tidak akan membuahkan hasil jika aku memperbaikinya sekarang," jawab Jeffrey pasrah.
"Berikan ponselnya padaku!" ucap Boby sembari merebut ponsel milik Orion dari tangan Jeffrey. Putra Keluarga Wenburg memukul pelan ponsel itu dengan harapan rekaman tadi bisa kembali menyala.
Namun, pada saat Boby menyempatkan diri untuk memperbaikinya, secara tiba-tiba kedua mata abu-abu Orion mendapati sebuah bayangan berbentuk kereta api melintas di dalam rekaman tersebut.
Orion terkejut. Dia mengusap kedua matanya. "Bob! Pause rekamannya!"
"Tapi, Bos---"
"Kubilang pause!"
Boby pada akhirnya menyerah. Laki-laki bertubuh sedikit gempal itu menghentikan rekaman ke dalam mode sementara.
"Apakah kalian melihatnya?" tanya Orion kepada kedua sahabatnya.
"Melihat apa?" ulang Boby tidak mengerti.
"Di dalam rekaman tadi, aku melihat bayangan kereta tengah melintasi jalanan sepi."
Jeffrey dan Boby hanya bisa terdiam saling bertukar pandang satu sama lain. "Apa?" kaget mereka serempak.
Jeffrey sempat terkejut, laki-laki itu kemudian tertawa. "Tidak mungkin lah, bos. Kereta tidak mungkin melintasi jalan tanpa rel. Bos ini ada-ada saja."
"Lihat ini! Jelas-jelas terlihat bayangan kereta di dalam rekaman. Meskipun samar-samar kalian pasti bisa melihatnya, bukan?" Orion menunjuk bayangan kereta yang dilihatnya.
Boby sempat terkejut. Namun rasa itu segera ia tepis. Seorang Boby Wenburg tidak akan percaya dengan yang namanya hal-hal aneh. Boby memutar kembali rekaman tersebut. "Itu hanya bayangan yang diakibatkan oleh glitch kameranya, bukan kereta sungguhan! Bos ini bagaimana ...."
Belum sempat Boby melanjutkan kalimatnya, rekaman yang tadinya rusak, kembali terputar dengan tampilan lebih jernih dari sebelumnya. Bahkan kali ini, rekaman tersebut berhasil membuat ketiga sekawan menganga tidak percaya.
Bukan karena kejernihan rekaman, melainkan sosok yang tengah dilihat mereka itulah yang mengakibatkan semua indera penglihatan patut dipertanyakan. Orion membelalakkan kedua matanya lebar-lebar, mendapati Hugo tengah dimasukkan ke dalam karung oleh sekelompok manusia berkepala kelinci. Begitupun juga dengan Boby dan Jeffrey, wajah mereka terlihat pucat memandang layar ponsel.
Makhluk yang awalnya hanya satu menjadi bertambah banyak. Para makhluk itu tengah mengerumuni karung.
Mereka membawa karung berisi Hugo ke dalam gerbong kereta api yang entah sejak kapan telah terparkir di dekat mobil hitam milik Keluarga Lichfield. Lalu terbang dan menghilang di tengah kegelapan malam. Menyisakan jalanan sepi---masih diterjang oleh badai salju.
Di saat bersamaan, Pak North baru saja tiba dengan membawa dua penjaga kebun. Lalu rekaman tersebut terhenti dan kembali ke pengaturan awal.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top