Luka Lama

Ini sudah masuk tiga tahun, sejak lelaki itu pergi meninggalkanku. Sedikit pun tidak ada yang berubah. Aku malah bertambah hancur dengan hidupku. Lelaki itu menikah dengan wanita pilihan orang tuanya beberapa bulan setelah meninggalkanku. Lalu bertambah sakit setelah tahu kenyataan kenapa lelaki itu meninggalkanku.
Keadaan keluargaku yang tidak jelas. Ayahku menikah lagi dan meninggalkan ibuku. Ayahku menikah lagi dengan gadis muda lulusan sekolah menengah atas. Itu salah satunya. Lalu ibuku yang hanya pegawai rendahan juga menjadi penyebab lainnya. Lalu masa laluku yang pernah berpacaran dengan Gery, lelaki yang kerap kali tidur dengan wanita mana saja. Dia menyangka aku pun sama seperti yang lain. Mudah ditiduri oleh Gery. Padahal selama aku bersama Gery, aku berhasil menjaga diriku.

" Alasan yang masuk akal atau mengada ada, I don't know." Aku mengumpat kesal.

" Masalah orang tuaku. Aku juga tidak mau seperti itu, jika aku bisa memilih." Aku menatap wajahku dicermin.

" Ibuku bilang, selalu bilang aku cantik. Begitu juga dengan temanku. Lalu mengapa hidupku seperti ini. Cinta tidak berpihak kepadaku. Aku tahu, bukan hanya aku yang menderita seperti ini. Diluar sana masih banyak orang yang lebih menderita dari aku."

Aku mengulas senyum. Mengingat luka hati yang kini menjadi luka lama yang belum juga mengering. Luka yang selalu berdarah jika aku mengingatnya. Aku tak sanggup membalutnya. Entah sampai kapan.

" Ai, jangan lihat ke sana. Ayo kita pergi."
Dena dan Ayuning menghampirinya yang sedang mematut diri di Toilet Cafe.

" Kenapa, eh. Aku malah jadi penasaran ini. Kenapa?"

" Kita pergi saja, biar diselesaikan oleh Adelia."

" Guys please, ada apa sih?"

Aku terus terang tambah penasaran. Aku berusaha berontak dan berbalik badan menatap ke arah tadi yang mereka larang. Aku tersenyum miris menatap apa yang kulihat. Lelaki itu disana dengan seorang wanita cantik dengan rambut tergerai melewati bahu. Ada Adelia diantara mereka yang sedang berbicara. Entahlah apa, aku tidak dapat mendengarnya. Karena jarak kami terlalu jauh. Aku berusaha melepaskan diri dari pegangan Dena dan Ayuning. Mereka mengalah, karena kondisi mereka. Ayuning yang sedang hamil muda dan  Dena yang baru dua bulan lalu kehilangan bayi keduanya karena keguguran. Aku mempercepat langkah untuk segera tiba dihadapan mereka. Aku menatap mereka bergantian. Rasa sakit itu kembali hadir. Begitu menyesakkan dada.

" Hai." Aku menyapa basi basi. Wajah lelaki itu memucat. Adelia menatapku geram. Sementara wanita cantik dengan rambut tergerai melewati bahu itu menatapku tajam.

" Ah, ini wanita simpananmu itu ya Fir." Wanita itu menatapku sinis. Suaranya terdengar ketus.

" Apa maksudmu?" Aku menatapnya. Lelaki itu tak bisa berkata kata. Adelia menarik tanganku, aku menepisnya.

" Ai.."

" Diam, Del." Aku menatap wanita itu yang tertawa mengejek.

" Kamu dengar Ai yang cantik. Aku yang meminta suamiku yang penurut ini mendekatimu, membuatmu jatuh cinta dan meninggalkanmu. Kamu pun patah hati. Selesai deh."

Wanita itu tertawa keras, menarik perhatian pengunjung yang lain. Aku menatap gusar mereka. Mataku berkaca kaca.

" Jadi.."

" Dengar anak jalang. Ibumu dulu merebut suami tanteku, sampai tanteku gila karenanya. Lalu aku ingin membalasnya. Aku membuatmu  seperti sekarang ini, tapi sayang. Aku kurang puas. Kamu tidak jadi gila seperti tanteku." Aku menatap nanar ke arah wanita itu. Tubuhku terguncang hebat. Aku menggeleng lemah.

" Aku tidak tahu itu."

" Ya tentu. Ibumu tak akan pernah cerita masa lalunya yang kelam kan." Wanita itu kembali tertawa mengejek.

" Ai..Ayo kita pergi."

Adelia yang ternyata masih disebelahku, menarikku paksa. Aku terpaksa mengikutinya. Air mataku merebak tanpa bisa kutahan.

" Ya Allah...aku sudah tak kuat lagi."

Adelia merengkuh pundakku memberikan kekuatan. Air mata terus meluncur deras. Aku melangkah mengikuti Adelia, Ayuning dan Dena menuju mobil Adelia yang terparkir di sebelah kiri bangunan Cafe. Aku rasa dunia hancur..

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top