Prolog

Abad ke-16 M, dunia ini dipenuhi oleh berbagai macam kekuatan magis yang terpendam dalam diri manusia. Bahkan keajaiban pun bisa saja terjadi dengan sihir yang muncul dalam diri manusia. Dengan mempelajarinya dengan serius mereka mampu menggunakan kekuatan sihir. Mereka disebut penyihir. Penyihir yang handal dengan tujuan mereka masing-masing. Ilmu sihir sangat luas, belum ada aturan-aturan yang mengekang penggunaan ilmu sihir.

Namun, seiring berjalannya waktu. Penyihir mulai berkurang. Sebuah kemampuan psikis pun muncul dari alam bawah sadar dan bisa dipertanggung jawabkan dengan logika. Mereka menyebutnya sebagai esper. Kemampuan Extra Sensory Perception yang kemampuannya dapat dikendalikan dari alam bawah sadar. Meski begitu, perbedaan esper dan penyihir adalah esper hanya mampu mengendalikan satu kekuatan.

Mereka tidak pernah berperang akibat adanya kekuatan alam bawah sadar yang baru saja muncul. Kehidupan mereka benar-benar damai, bahkan saling menolong satu sama lain. Mempelajari setiap bidang yang dapat dipelajari. Kekuatan mereka jika dikombinasikan pun menjadi amat unik dan kuat.

Akan tetapi, perdamaian itu tidak berlangsung lama. Penyihir dan esper mulai dibantai di seluruh penjuru Eropa. Mereka pun mulai menyebar ke berbagai tempat di penjuru dunia. Mereka melakukan hal ini demi melindungi diri mereka dan akan memulai hidup baru di daerah lain.

Kekuatan sihir mereka jarang sekali digunakan saat mereka menyebar. Entah bagaimana, beberapa dari mereka – esper dan penyihir – menciptakan senjata suci. Terdapat dua macam senjata suci yakni tingkat atas dan senjata suci biasa. Mereka—esper dan penyihir—menciptakan senjata suci tingkat atas. Tujuan mereka adalah untuk membantu para manusia yang tidak paham dengan kemampuan sihir. Senjata suci ini juga tersebar ke berbagai daerah seperti Jepang yang terdapat satu senjata suci tingkat atas yang dipegang oleh klan Tokugawa. Jawa pun juga demikian, ada dua senjata suci tingkat atas yaitu sebuah busur panah dan keris yang diciptakan dari Desa Hulur.

Sering kali senjata suci ini disalahgunakan oleh berbagai pihak hingga menimbulkan pertumpahan darah. Seperti halnya pertempuran tujuh samurai yang melibatkan tujuh klan. Namun, kondisi ini pun dapat dikendalikan dengen menyegel senjata suci.

Bahkan di abad ke-20 pun senjata suci ini masih saja diincar. Baik itu dalam bentuk partikel senjata suci atau pun yang senjata sucinya. 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top