❥03. Letting Go [NaoIchi]
Cast
•Ichigo Hoshimiya
•Naoto Suzukawa
-----------------------------------------------------------
Sinar matahari sudah hilang, digantikan oleh sinar bulan yang bersinar terang. Malam hari, harusnya Ichigo saat ini sudah tidur beristirahat. Tapi gadis itu malah keluar, berjalan menuju taman.
Angin malam yang menusuk tubuhnya, dia abaikan. Ichigo memilih untuk tetap berjalan, ke tempat yang dia rindukan.
Langkah terhenti, saat dia telah sampai di taman. Ichigo lalu duduk di kursi, kepalanya mendongak menatap ke atas langit. Setetes cairan bening keluar dari matanya. Turun, turun, mulai membasahi pipi Ichigo. Dia merindukan separuh hatinya, yang kini sudah berbeda alam.
Naoto Suzukawa.
"Aku merindukanmu," gumam Ichigo.
••• 3 bulan yang lalu •••
Suara sorakan memenuhi tempat konser more than true. Para fans bersorak, gembira menonton konser boyband rock itu.
Setelah menyelesaikan konsernya. Naoto, pemimpin band itu menuju ke belakang panggung. Tempat sang kekasih kini berada. Sudut bibirnya melengkung ke atas, saat gadis berbando merah menghampirinya.
"Kerja bagus Naoto-kun. Aku bahkan tak berkedip menyaksikanmu bernyanyi," puji Ichigo.
Naoto terkekeh,"Kau berbohong, konserku itu berjalan-jalan berjam-jam. Mana mungkin kau tak berkedip."Naoto mencubit pipi Ichigo gemas. Ichigo mempopotkan bibirnya kesal. Kemudian dia berkata, "Karena konsermu hari ini berjalan lancar, kau harus memenuhi janjimu."
Kepala Naoto berpaling ke arah lain, tangannya bersilang di depan dada.
"Entahlah, aku lupa." Naoto berpura-pura tak tahu.
"Naoto-kun!" Ichigo merengek pacarnya ini sedang membohonginya.
Akhirnya Naoto berhenti berpura-pura. Tangannya meraih tangan Ichigo, lalu mengajak gadis itu pergi.
"Ayo, aku traktir."
Kepala Ichigo mengangguk dengan cepat. Bibirnya mengulum senyum manis. Tangan Naoto menggenggam erat tangannya. Cowok itu selalu saja membuat jantung Ichigo berdetak kencang. Rasanya Ichigo akan mempunyai kebun bunga di hatinya. Ichigo senang. Naoto selalu ada di sisinya.
Begitu sampai. Di toko yang menjual strawberry parfait. Ichigo dan Naoto duduk di meja, sambil menunggu pesanan. Tak butuh waktu lama, untuk menunggu. Karena pesanan mereka telah tiba.
Mata Ichigo berbinar, melihat strawberrry besar yang ada di atas parfaitnya. Dia akan mengambil strawberry itu, sebelum ...
Sendok Naoto mengambilnya.
"Naoto-kun!!!! Itu strawberry punyaku!!!"
Naoto tersenyum penuh kemenangan. Dia telah berhasil mengerjai Ichigo. Naoto memasukan strawberry itu ke mulut, lalu menguyahnya.
Ichigo mengembungkan pipinya kesal. Dia lalu menaruh kepalanya di meja.
"Maaf," ujar Naoto, setengah tak ikhlas. Karena dalam hati dia sedang menertawai Ichigo.
"Tak dimaafkan," tutur Ichigo yang masih kesal.
"Ayolah, aku hanya bercanda," bujuk Naoto.
"Tapi strawberry itu favoritku!"
"Ya sudah, kau tinggal makan punyaku," bujuk Naoto.
Kepala Ichigo langsung beranjak dari meja. Dia memperhatikan, strawberry yang ada di hadapannya. Matanya mengalisis strawberry Naoto.
"Tak mau! Strawberry punyamu kecil!" tolak Ichigo.
Naoto menghela napas. Dia lupa, jika soal makanan, Ichigo gampang merajuk. Dia kemudian mengarahkan sendok ke arah strawberrynya.
"Ini, makanlah, atau ... Mau aku belikan parfait baru?" tawar Naoto.
Tangan Naoto menyodorkan sendok, yang di atasnya terdapat strawberry. Segera saja, Ichigo membuka lebar mulutnya. Dia memakan strawberry itu
"Tak usah, Ini juga belum habis," ujar Ichigo.
"Oke." Naoto menjawab singkat.
Sendok demi sendok, strawberry parfait mulai masuk ke dalam mulut Ichigo. Dia masih kesal, tapi tak mau makanan enak ini mubazir.
"Ichigo ... " panggil Naoto.
"Hm?"
"Senyum ... "
Ichigo tak menuruti permintaan Naoto.
"Ayolah, sekali saja."
"Tak mau."
Naoto mulai menggoda Ichigo,"Saat ini, kau tampak seperti zombie hidup. Tersenyum sedikit saja."
"Naoto-kun!!"
Naoto terkekeh, "Kau cantik jika tersenyum."
Semburat rona merah menjalar di pipi Ichigo. Bibirnya mengulum senyum manis. Ichigo mengalah, semua perlakuan Naoto selalu saja membuat dirinya kalah. Naoto berulang kali memenangkan hatinya. Hanya dengan hal kecil seperti ini.
Tapi ...
Sampai kapan Naoto terus membuat gadisnya tersenyum manis?
Naoto bahkan menyimpan suatu hal sendiri. Tanpa sepengetahuan Ichigo.
"Maaf ...."
•••
Naoto masih belum memberitahukan Ichigo. Dia akan pergi ke Amerika, untuk memulai debutnya di sana. Dia tahu, jika Ichigo mengetahui dirinya akan pergi, Ichigo pasti akan menolak. Jadinya, Naoto masih tetap merahasiakannya.
Sampai ...
Rahasianya itu terbongkar. Ichigo mengamuk. Dia dibohongi. Tak bisakah Naoto memberitahukannya? Kenapa Ichigo yang tak tahu cowok itu akan pergi?
"Kau berbohong!" bentak Ichigo pada Naoto.
"Dengarkan aku du---"
"Tidak!"
"Ichigo, pliss---"
"Kau bilang tak akan meninggalkanku! Kau bilang akan selalu ada untukku!"
"Ichigo---"
"Tapi ternyata? Kau akan pergi! Naoto-kun jahat!"
Tangan Naoto dia simpan di bahu Ichigo. Namun, Ichigo malah menghempasannya kasar.
"Pembohong!"
Ichigo berlari pergi. Meninggalkan Naoto. Dia berlari sambil menangis. Air matanya mengalir deras, membasahi pipinya.
"Ichigo berhenti!" pinta Naoto.
Ichigo tak menjawab, larinya malah semakin kencang. Dia tak ingin berbicara dengan Naoto.
Bola mata Naoto membulat sempurna. Ichiho akan menyebrang jalan. Dan tepat di hadapan gadis itu ada mobil yang sedang melaju kencang.
Naoto mempercepat larinya.
"Ichigo Awas!"
Tangan Naoto mendorong tubuh Ichigo untuk menepih dari jalanan. Ichigo terjatuh, sementara Naoto? Cowok itu tak sempat menyelamatkan dirinya sendiri. Waktu berlalu begitu cepat dan
BRUK
"NAOTO-KUN!" jerit Ichigo.
•••
Naoto meninggal ...
Salah satu fakta yang sempat membuat Ichigo hampir tak waras. Ichigo menangis kencang, dia merutuki sifat kekanakannya. Jika saja, hari itu Ichigo tak mengamuk. Mungkin, Naoto masih ada di dunia ini.
Bisakah waktu berputar kembali?
Tentu tidak.
Nasi telah menjadi bubur.
Sekarang, Ichigo hanya bisa mengikhlaskan kepergian Naoto. Naoto tak 'kan pernah kembali. Tapi setidaknya, Ichigo menyimpan kenangan indah bersama cowok itu.
"Senyum Ichigo, Kau sekarang tampak seperti zombie." sudut bibir Ichigo terpaksa terangkat ke atas. Saat dia mengingat ucapan Naoto. Dia harus tetap tersenyum. Naoto menyukai senyumannya. Jadi, gadis berbando merah itu tak boleh bersedih.
•••
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top