One


Mimpi itu datang lagi...
Membuat tubuhnya di basahi keringat, tidak ada yg bisa di lakukannya selain berdoa.
semoga mimpi ini tidak akan pernah menjadi kenyataan.

zue er selalu saja di hantui mimpi yg sama. di dalam mimpinya selalu saja orang-orang itu berhasil menemukannya lalu merampas bayi kecil yg sedang di gendongnya dengan paksa.

Meski zue er sudah bersimpuh memohon agar bayinya dikembalikan tapi hanya ada kesunyian dan ketika dia mendongak untuk melihat ke atas maka dia hanya akan melihat mata sedingin es abadi, yg pemiliknya sedang mengayunkan pedang ke leher zue er. membuat tubunya seperti lumpuh ketika terbangun sambil menjerit.

Jauh di hatinya zue er tau bukan ayunan pedang ke lehernya lah yg membuat jantung begitu berdebar tapi tatapan mata hazel itu lah yg di takutinya.
Tak mau hanyut dalam mimpinya, Zue er Memaksa tubuhnya bergerak, menyingkap selimut yg menutupinya. membasuh wajahnya, berusaha menghilangkan pengaruh mimpi pada perasaanya.

Zue er tau dia takan bisa tertidur lagi, jadi dia memilih hanya duduk di kursi yg terletak di dekat jendela yang menghadap ke bukit, sambil menunggu matahari terbit.

kening zue er terlihat berkerut karna dia sedang berdebat dgn diri sendiri.
Betulkan keputusan yang di buatnya adalah jalan keluar dari masalah yang sedang terjadi. apakah dia tidak akan membuat masalah lainnya lagi??..

Sedangkan Satu jam lagi para pelayan akan mengetuk pintunya, jd memang sudah terlambat untuk mundur dari pernikahan yg akan di laksanakannya siang ini.

Seperti dugaannya, Tak lama kamar itupun sudah di penuhi para pelayan yang keluar masuk untuk membantunya berdandan dan berpakaian. mereka begitu bahagia akhirnya tuan mereka mau membuka hati untuk menikah. dan sepertinya mereka berpikir kalau tuan mereka dan dirinya saling jatuh cinta pada pandangan pertama.

zuer hanya diam tidak mau merusak khayalan romantis yg mereka percayai.
Calon suaminya, tuan Zang tidak pernah mencintai zue er, seperti yang sudah di jelaskanya ketika meminta zue er menikah dengannya.

" aku hanya mencintai mendiang istri ku zue er, aku tak kan menuntut kau melayaniku sebagai seorang istri. yang aku minta padamu biarkan aku menyayangi anakmu seperti anakku sendiri, aku berharap dia akan tetap menyayangiku sebagai ayahnya, walaupun suatu saat dia tau yang sebenarnya bahwa aku bukanlah ayahnya "

Setelah terdiam sejenak tuan Zang mengengam tangan zue er, membuat zue er tersentak dan otomatis menatap tuan zang, zue er hanya terdiam saat melihat mata tuan yang sudah di penuhi air mata.

" berikan aku kesempatan untuk merasakan memiliki seorang anak, anak yang hampir saja kumiliki" Dengan suara serak tuan zang melanjutkan

" istriku meninggal ketika melahirkan putra kami yg ikut meninggal bersamanya"

Kalimat terakhir tuan zang sukses membuat zue er meneteskan air mata, dengan mulut terkunci zue er hanya bisa mengangukan kepalanya menyetujui usulan tuan zang.

Zue er tau dia takkan pernah bisa membalas budi baik tuan zang selamanya.

Saat Pertama kalinya dia sampai ke desa ini, tubuh zue er terasa babak belur. setelah menunggang kuda seharian, di tambah lagi rasa sakit di perut yang membuatnya begitu risau dan khawatir.

Rasanya tubuhnya sudah tidak sanggup lagi meneruskan perjalanan jadi dia putuskan untuk istirahat sejenak.

sepanjang perjalanan, dia hanya memacu kuda tanpa memperhatikan kemana arah yg akan dituju. dia begitu takut membuang waktu.

ketika kudanya akhirnya berhenti, otomatis zue er memperhatikan ada di mana dia sekarang. zue er begitu senang ketika menyadari dia berada di perbukitan yg di penuhi pohon buah naga yang siap panen, sehingga langsung melompat dari kuda.

sedetik setelah melompat dari kuda barulah di sadarinya kakinya yg gemetaran karna kelelahan dan akibat belum makan selama dua hari ini zue er Tak kuat menopang tubuhnya membuat zue er limbung dan dengan sukses terkapar di susul pingsan sedetik kemudian

"pangil tuan yang kemari, sepertinya nona ini mulai sadar"
"baik bibi coat"
Setelahnya terdengar langkah kaki tapi bunyi pintu yg terbukalah yang benar benar membuat zue er membuka matanya.

hal pertama yang di liat zuer adalah laki laki paro baya yang menatapnya dengan senyum tulus yg sampai kematanya.
"akhirnya kau bangun " suara paling menenangkan yg pernah di dengarkannya, menghapus segala kecemasan yang sempat di rasakan zue er.
"apa kau lapar nona" sekali lagi dia berbicara pada zue er di sertai senyum di setiap katanya, zue er hanya mengangukan sedikit kepala karna demi tuhan, dia benar-benar lapar.

kalau saja tubuhnya sanggup dia akan mencari letak dapur sendiri dan menghabiskan apapun yg ada di sana...

Rasanya zue er ingin berteriak menanyakan makanan yang di tawarkan padanya. kenapa belum sampai juga. syukurlah sebelum dia bersuara dan membuat mereka yang berada di kamar ini jantungan, pelayanpun sampai dengan baki penuh makanan.
"akhirnya satu masalah terselesaikan"bisiknya dalam hati.
**********************************************************************************

Pyk.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top