Chapter 9 : A Piece of Story

Melacak jejak adalah kegiatan yang paling membosankan, tapi bisa jadi kegiatan yang paling seru, tergantung dari siapa orang yang kalian lacak. Dalam prosesnya, mungkin bisa jadi kita menemukan beberapa bagian dari kota yang tidak terkespos, tapi bisa juga kalau kita menemukan bagian kehidupan paling membosankan dari orang yang diikuti.

Seperti kali ini, aku berhasil mendapatkan jejak dari seorang pelayan Myers yang berhasil kabur setelah mereka kami ringkus. Yang kabur ini adalah seorang perempuan paruh baya, dan punya kehidupan yang sangat normal. Bahkan dia tidak melakukan hal - hal yang berbahaya. Saat dia kabur, dia memutuskan untuk pergi ke sebuah rumah kosong yang menjadi miliknya. Tidak ada hal apapun yang mencurigakan, selain dia sekekali melewati gang gelap dan berbicara pada beberapa preman. Menurut penuturan pelayan lainnya, perempuan itu bernama Nita. Dia adalah pimpinan pelayan di rumah Myers.

Mengingat posisinya yang cukup penting di rumah Myers, sudah diputuskan bahwa dia akan ditanyai nantinya. Tapi dia sangat berhati - hati dalam kesehariannya, jadi dia agak susah untuk didekati. Karena itulah aku berusaha mengikuti jejaknya dengan sangat hati - hati. Keadaan hari sudah agak gelap, jadi ini akan memudahkanku untuk menangkapnya.

Perlahan, kudekati dia dari belakang. Nita masih berjalan dengan santai, dan tidak merasakan kehadiranku. Bagus. Langsung saja aku menutup mulutnya dengan sebuah kain, disusul dengan matanya. Dia berusaha memberontak, tapi aku mengikat pergelangan tangannya kemudian mengangkat tubuhnya.

"Aku sudah dapat dia, David. Cepatlah ke sini." Kataku, melalui earpiece yang kupakai.

"Aku sudah dengar. Aku ke sana sekarang." Jawab David.

Tak lama kemudian, David datang. Aku langsung memasukkan Nita ke kursi penumpang, dan aku duduk di sebelah David. Sahabatku itu tersenyum, kemudian melajukan mobilnya.

"Kerja bagus, kawan. Ke tempatmu?" Tanya David.

"Tentu saja ke tempatku. Ayo." Jawabku.

Selama perjalanan, keadaannya hening. Hanya sekekali Nita memberontak, tapi selebihnya dia sangat tenang. Yah, aku tau kalau ini agak bertentangan dengan hukum karena aku "menculik" Nita begitu saja. Tapi terkadang, hal ini diperlukan, terutama kalau saksi tidak mau bekerja sama. Kami memang punya aturan dan lain sebagainya, tapi terkadang cara seperti ini bisa digunakan, selama kita tidak menyiksa saksi tersebut.

Tujuan kami adalah sebuah rumah kosong yang disulap menjadi sebuah kantor kecil. Aku membelinya beberapa lama setelah kasus pertamaku di sini, dan mengubah fungsinya jadi tempat persembunyian yang dilengkapi dengan ruang interogasi. Setiap kali ada sesuatu yang mengharuskan aku melakukan interogasi, aku tidak perlu jauh - jauh pergi ke pusat kota menuju ke kantor, aku hanya perlu ke sini. Dan tempatnya juga agak terpencil, jauh dari keramaian. Tempat yang bagus untuk menanyai Nita.

Sesampainya di sana, aku membawanya ke dalam ruangan interogasi. Ruangannya berukuran 5 × 5 meter, dengan sebuah meja dan sepasang kursi di dalamnya. Sebuah lampu redup tergantung di atas meja. Di sebelah kiri pintu masuk, ada sebuah kaca satu arah yang memperlihatkan isi ruangan ke luar. David berada di luar, duduk di sebuah bangku panjang yang tersedia di sana.

Nita kududukkan di atas sebuah kursi, kemudian aku melepaskan penutup mata dan mulutnya. Setelah aku melepaskannya, dia memandangku dengan tatapan nanar. Aku tersenyum, kemudian duduk di seberang meja.

"Santai saja. Kalau anda rileks dan menjawab pertanyaan saya, maka semuanya akan berakhir dengan cepat. Tapi kalau tidak, maka bisa jadi kita ada di sini semalaman." Ujarku.

"Huh? Rupanya kau. Aku tidak sangka kalau kau berhasil melacak jejakku." Kata Nita.

"Kau tidak bersembunyi dengan baik sih, makanya kau bisa cepat ditemukan."

"Jadi apa yang kau mau? Kurasa pelayan yang lainnya sudah menceritakan semua hal tentang Myers padamu. Karena memang tidak banyak yang kami ketahui tentang orang yang memperkerjakan kami itu."

"Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan. Siapa tau ada beberapa hal yang mungkin kau lebih tau daripada mereka."

"Aku mengatakan yang sebenarnya ya, kami tidak tau apapun soal Myers atau bisnisnya. Yang kami tau dia memang terlibat perdagangan manusia, tapi kami tidak tau persisnya dia terlibat seperti apa. Dia tidak pernah membawa tamu yang berhubungan dengan bisnisnya, dan kami tidak menyentuh benda - benda pribadinya kecuali pakaian."

Aku melirik daftar pertanyaan yang ada di ponselku, kemudian tersenyum. Wanita ini jujur, itu yang bisa aku katakan. Tapi entah kenapa sepertinya dia terbiasa dengan keadaan yang mencekam begini. Sorot matanya mengatakan padaku bahwa dia sudah pernah mengalami banyak kesusahan.

"Ah, baik sekali kau mau langsung menjawabnya. Satu pertanyaan bisa kucoret dari daftarku. Sudah kubilang santai saja, yang mau kutanyakan tidak banyak kok. Masih ada beberapa hal lagi."

"Kalau begitu cepatlah!"

"Hei, santai saja. Jadi yang berikutnya ... berapa lama kau bekerja pada Myers?"

Nita mengerutkan alisnya sebelum dia menjawabnya. "Lima tahun, sejak kediaman Myers selesai di bangun. Dia membawaku untuk bekerja padanya."

"Begitu? Lalu bagaimana persisnya kau bisa bekerja pada Myers? Apa dia memasang lowongan pekerjaan, atau cara lain?"

"Apa itu penting bagimu?"

"Aku hanya ingin memahami bagaimana posisimu di kediaman Myers, itu saja. Mau kau jawab atau tidak, terserah keputusanmu. Aku masih bisa mencari tau tentang dirimu dengan cara lain."

Dia mengangguk. "Kukira kalian sama dengan polisi - polisi bodoh yang Myers selalu coba untuk hindari."

"Hei, Kepolisian Inkuria tidaklah bodoh. Mereka melakukan kerja yang mengagumkan. Aku dan perusahaan tempatku bekerja hanya membantu membereskan remah kekacauan beberapa tahun lalu dan menjangkau ke sudut - sudut yang tidak bisa mereka capai."

"Aku tau. Kepolisian Inkuria jelas lebih baik daripada kepolisian di kota - kota lain yang pernah aku tinggali. Jadi, karena kau melacak Myers, kusimpulkan kau tau tentang Underground?"

"Tentu saja aku tau. Malah, ada banyak yang aku ketahui."

"Baguslah. Jadi aku tidak perlu membuang waktu untuk menjelaskannya padamu. Myers membeliku dari Underground. Saat itulah aku menjadi pelayan Myers, sebelum akhirnya dia membawa beberapa pelayan lainnya."

"Membeli pelayan? Jadi bisa dibilang kau adalah korban dari penjualan manusia?"

"Ya. Kau tau, Blok 9 adalah pusatnya, tempat kau bisa membeli pelayan, entah pelayan apapun itu yang kau mau? Di sana juga ada beberapa pelatihan untuk mereka yang masih belum sepenuhnya layak. Aku berada di tempat busuk itu selama sepuluh tahun, sejak usiaku 25 tahun. Kalau kau pernah ke sana, kau pasti mengerti apa maksudku. Blok 9 dipenuhi oleh rumah - rumah yang menawarkanmu pelayan - pelayan dengan harga murah. Aku salah satunya, bahkan aku dianggap seperti pelayan paling ahli diantara semua yang ada di sana. Pemilikku saat itu bahkan membiarkanku menjadi pelatih untuk para junior yang baru saja datang. Saat itu aku tengah melatih seorang pemuda lembut bermata hazel dengan senyum yang menggemaskan. Saat aku menganggap kalau Underground tidak begitu buruk dengan kehadirannya, Myers membeliku dengan harga tinggi, dan langsung membawaku. Semoga saja anak itu baik - baik saja, bahkan sekarang aku tidak tau dia berada di mana! Dia terlalu baik dan manis untuk dunia yang kejam di bawah sana!"

Aku menghela napas. Oke, ini salah satu bagian yang aku tidak terlalu suka dari interogasi : terkadang saksi bercerita secara bertele - tele dan agak menyimpang dari apa yang aku tanyakan. Tapi entah kenapa, aku tidak langsung memotongnya seperti biasa. Aku membiarkan saja dia mengoceh tentang bagaimana keadaan yang dia rasakan dan beberapa orang yang pernah ditemuinya selama di Underground.

"Oke, aku sudah dapat intinya. Jadi kau dibeli oleh Myers lima tahun lalu dari Underground, dan kau sudah bekerja sejak kediaman Myers dibangun. Jadi boleh disimpulkan, kau tau semua hal tentang rumah itu, begitu?"

"Ya, bisa dibilang, kalau tidak ada yang luput dari pengamatanku."

"Jadi kurasa kamu tau banyak tentang Agápi Patterson yang merupakan ... pelayan khusus Myers?"

Matanya membelalak. "Agápi! Kau apakan dia! Kalau kau sampai melukai gadis manis itu, aku akan menghajarmu meski tanganku diikat! Apa yang terjadi pada Agápi?!" Seru Nita dengan tiba - tiba.

"Hei, hei, tenang dulu! Aku kan cuma tanya!"

"Kau harus beri tau dulu keadaan Agápi sebelum aku menjawab pertanyaanmu itu!"

"Baiklah. Dia baik - baik saja. Selama beberapa bulan ini dia ada di bawah perlindungan kami. Dia mengalami trauma dari semua hal yang terjadi padanya saat dia bersama Myers, dan juga dari masa lalunya. Agápi juga kami beri terapi, agak kondisinya bisa jadi lebih baik."

Nita menghela napas. "Syukurlah ... anak itu sudah banyak mengalami kepahitan hidup, aku tidak akan tahan kalau mendengar dia disiksa lagi. Myers memang cukup baik, tapi terkadang dia sangat kejam. Tapi anehnya anak itu malah sangat memuja Myers."

"Aku tau. Aku juga tidak akan membiarkan dia terluka kalau aku jadi kau."

"Oh iya, soal Agápi ... Myers membelinya dua tahun yang lalu. Kau tau sendiri pelayanan macam apa yang diberikan Agápi. Dia anak yang manis dan agak pendiam, tapi dia penurut."

"Dari mana dia membelinya? Apakah dari Underground juga?"

"Tentu saja, kau kira dari mana lagi coba? Agápi bercerita padaku bahwa dia dibeli dari Miss Darla, yang merupakan pemimpin dari Darla's Harem. Aku tau perempuan itu, dia yang pegang kendali atas jual beli manusia yang ada di Underground. Tidak secara langsung sih, tapi dia tau semua orang yang ada di sana. Perempuan itu baik, karena siapapun yang ada di bawah perlindungannya akan dilindunginya dengan baik."

"Lalu, apa dia sering ke Blok 9?"

"Tidak juga, dia lebih berfokus untuk mengurus perempuan - perempuan yang butuh banyak perhatian itu. Mereka punya bisnis yang menjanjikan, dan kondisi mereka butuh untuk dijaga."

"Hm, kalau Myers membelimu lima tahun lalu, bagaimana bisa dia akhirnya menjadi salah satu pimpinan dari sindikat penjualan manusia di Underground?"

"Dia teman baiknya Smith, yang merupakan pengurus soal penjualan manusia. Bisa dibilang dia itu tangan kanannya Miss Darla. Bagaimana dia bisa jadi salah satu pimpinan, aku tidak tau karena aku tidak berada di Underground saat itu. Tapi kurasa Myers pernah terlibat bisnis serupa sebelumnya, dan dia membantu Smith. Aku pernah melihat Smith datang ke kediaman Myers, jadi kurasa mereka punya bisnis bersama. Yah, sebelum ada kabar kalau Smith tewas."

Aku mengangguk. Smith memang dikabarkan sudah tewas pada tahun 2017, karena ada sebuah kecelakaan paralel saat itu, dan dia menjadi salah satu korbannya. Aku sudah melacak keberadaannya, dan memang benar kalau dia tewas.

"Lalu ... kau tau bagaimana Agápi bisa berada di sini? Dari mana dia berasal, dan apa yang terjadi padanya sebelum dia bertemu Myers?"

Nita menggeleng. "Aku tidak tau. Dia hanya mengisahkannya dengan beberapa kiasan seperti neraka dan semacamnya. Yang pasti, dia dirawat oleh Miss Darla dengan baik, karena Agápi sangat menyanyanginya. Hanya itu saja yang aku tau."

"Baiklah, jika kau bisa memberiku saran untuk mengetahui tentang Agápi, maka apa yang akan kau katakan?"

Nita mengerutkan alisnya dan berpikir sejenak. Keadaannya hening, sebelum akhirnya dia berkata.

"Temui Miss Darla. Aku dengar kabar kalau dia berhasil selamat dari kekacauan beberapa tahun lalu. Tapi aku tidak tau apakah dia masih bertahan di Underground. Walau begitu, jika memungkinkan kau sebaiknya menemuinya. Dia mengetahui semua latar belakang gadis - gadisnya sebaik dia mengetahui jalanan di Underground."

Aku mengangguk. "Saran yang bagus. Kita lihat saja nanti apakah aku bisa menemukan Miss Darla atau tidak. Sepertinya sudah cukup, aku akan membebaskanmu dan mengantarmu kembali ke tempat dimana aku menyergapmu."

"Kau kelihatannya khawatir dengan Agápi. Kenapa?"

Aku tersenyum. "Alasan yang sama dengan kenapa kau tidak mau berpisah dengan pemuda bermata hazel yang kau asuh. Dia telah mengalami banyak kepahitan, dan gadis semanis dia tidak layak untuk disakiti. Jadi aku berusaha sebaik mungkin untuk mencari tau siapa dia sebenarnya dan apa yang terjadi padanya. Setidaknya untuk menegakkan sedikit keadilan baginya."

"Huh? Kedengarannya lebih daripada itu."

Aku tersenyum. Aku memang tidak bisa meremehkan naluri wanita ya?

~~~~~

Aku pulang ke rumah setelah selesai dengan urusanku. Sesampainya di sana, Agápi berada di kamarnya dan tengah membaca sebuah buku di ruang tengah. Aku tersenyum saat melihatnya, kemudian duduk di sebelahnya. Dia melirik ke arahku, kemudian meletakkan bacaannya.

"Kamu sudah pulang, Brian? Bagaimana pekerjaanmu?" Tanya Agápi.

"Baik kok ... " jawabku, agak ragu.

"Yakin? Suaramu bilang kalau kamu tidak yakin."

Aku menghela napas. Tentu saja tidak sebaik yang aku kira. Aku baru saja mendengar tentang bagaimana Agápi bisa bertemu dengan Myers, dan kemungkinan dia terperangkap di Underground selama beberapa tahun. Belum lagi beberapa kenyataan sedih yang diungkapkan Nita tentang Underground.

Ya, aku memang sudah pernah ke sana dan melihat sendiri kenyataan yang ada. Tapi aku pertama kali ke sana sekitar tahun 2017, setahun sebelum Underground mengalami kekacauan yang menghancurkannya. Aku tidak bisa bayangkan bagaimana rasanya ada manusia yang bisa bertahan di sana selama bertahun - tahun. Atau malah ada juga yang lahir di sana.

Belum lagi membayangkan bagaimana orang - orang yang diperjual belikan seperti sepotong pakaian. Tak heran The Hoodie Man meminta bantuan untuk menyelesaikan masalah ini. Ini bukan perkara yang mudah, walau akhirnya bisa diakhiri dengan kekalahan Underground.

Tapi yang jadi pikiran utamaku adalah, sesuai dengan perkataan Nita tadi, aku harusnya menemui Miss Darla untuk mengetahui bagaimana bisa Agápi berada di sini. Itu bukan masalah besar, tapi apakah aku siap untuk mendengarkan kisah sedih Agápi? Lagi, apakah Agápi siap untuk mengetahuinya? Dia jelas lebih baik jika dibandingkan dengan saat pertama aku bertemu dengannya, tapi apa dia siap? Ya, aku bisa saja melanjutkan pencarianku dengan bantuan David, tapi aku tidak ingin membuang waktu lagi kalau memang benar Miss Darla tau sesuatu, dan aku tau kalau aku bisa bicara dengannya.

"Brian? Kamu melamun? Kenapa?" Tanya Agápi.

Aku terkesiap, sadar dari perdebatan yang ada di dalam kepalaku. Kulirik Agápi, tepat ke irisnya yang berwarna kecoklatan. Haruskah?

"Ada apa, Brian? Kalau ada masalah katakan saja." Ujar Agápi.

"Kamu yakin mau mendengarkannya?" Tanyaku.

"Kenapa? Apakah itu berhubungan denganku?"

"Aku ... aku baru saja bertemu dengan kepala pelayan di kediaman Myers, Nita. Dan ... dia menceritakan bagaimana kamu bisa bertemu Myers. Katanya kamu berasal dari Underground, tepatnya pernah menjadi anggota Darla's Harem. Apa benar?"

Agápi membelalakkan matanya. Dia terlihat senang, dan mengguncang tubuhku karenanya. Setelah dia lebih tenang, baru dia berkata.

"Miss Darla! Ya, benar! Aku pernah tinggal bersamanya selama beberapa saat setelah aku dia bebaskan dari penjara mengerikan itu." Ujar Agápi.

"Oke, jadi kamu tau itu. Nah ... aku tau bagaimana caranya menemui Miss Darla, dan aku bisa menanyakan tentang kamu padanya." Sahutku.

"Lakukan! Kamu dan aku kan sama - sama ingin tau tentang itu, dan aku yakin itu bisa membantuku untuk mengingat beberapa kejadian yang mungkin penting."

"Kamu yakin? Dan apa kamu siap mendengarkannya? Ceritanya bisa saja jadi tidak bagus loh."

Agápi menatapku. Tiba - tiba, dia meletakkan kedua telapak tangannya ke pipiku, lalu tersenyum. Dia menatapku, kemudian mengelus pipiku lembut. Kupejamkan mataku untuk menikmati sentuhannya yang lembut, setelahnya kembali kutatap sepasang matanya yang indah.

"Aku tau itu mengerikan. Karena itulah ingatanku tidak ingin mengingatnya. Tapi aku harus tau. Biar bagaimanapun, itu adalah aku. Siap tidak siap, aku harus mengetahuinya." Kata Agápi.

"... Baiklah, kalau memang kamu sudah siap. Aku akan menemui Miss Darla besok. Biarkan aku menelpon Rila dulu sebentar." Sahutku.

"Kenapa Rila?"

Aku terkekeh. "Karena dia anaknya Miss Darla. Maaf aku tidak memberi tau kamu, tapi mereka mirip kan, kalau dilihat?"

"Pantas saja saat pertama melihatnya aku merasakan ada sesuatu!"

"Ahaha, baiklah. Tunggu sebentar, aku akan hubungi dia."

Aku menjauh ke ruang tamu, lalu menekan nomor Rila di kontak dan menelponnya. Dia langsung mengangkat di deringan ketiga.

"Brian? Ada apa jam segini telepon?"

"Rila, aku butuh bantuanmu."

~~~~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top