Chapter 13 : [Epilog] End of a Sad Tale
Tiba - tiba aku mendengar sebuah suara tembakan. Myers langsung tersentak ke belakang karenanya.
Ketika aku melihat ke belakangku, rupanya di sana ada David yang memegang sebuah senjata sniper. Dia melirik ke arahku, lalu membuka kaca helm yang dia gunakan.
"Apa aku mengenai sasarannya? Kuharap aku tidak meleset, karena aku tidak memakai kacamataku." Ujar David.
Aku tersenyum. "Tepat sasaran, David. Terima kasih."
Kami menghampiri Myers, dan aku bisa melihat dia masih membuka matanya. Kubidik senjataku ke jantungnya, dan bersiap untuk menghabisi nyawanya.
"Selamat tinggal, Myers." Kataku.
Dengan sebuah suara tembakan, dia menutup matanya. Tapi aku tidak peduli dengan itu. Aku langsung menghampiri Agápi, dia masih membuka matanya, meski aku tidak yakin dia bisa bertahan, karena lukanya mengeluarkan banyak darah. Kuletakkan kepalanya di pangkuanku, lalu kuusap wajahnya lembut. Oh Tuhan, kuharap dia masih mengingatku ... aku ingin dia ingat aku ....
"Maafkan aku, Agápi ...." Ujarku.
"B - Brian?" Katanya, dengan suara lemah.
"Iya sayang, ini aku, Brian."
"Ma - maaf ... aku tidak bisa ... bertahan ... dia ... berusaha membuatku lupa padamu ...."
"Tapi kamu ingat." Kataku, lalu tersenyum.
"Ba - bagaimana aku bisa lupa padamu, Brian?"
"Maafkan aku ...."
"Tidak apa ... aku yang seharusnya ... minta maaf. Aku ... selalu membuatmu khawatir ... padaku."
"Tapi itu karena aku juga sayang padamu."
"Aku tau ... maafkan aku, Brian. Aku ... tidak bisa ...."
"Tidak apa, tidak apa ...."
"Terima kasih ... karena kamu telah membuatku bahagia."
"Tentu, Agápi. Aku kan sudah janji."
Agápi terkekeh. "Iya. Jangan ... jangan menangis, Brian ... kamu selalu bilang ... kalau aku tidak boleh menangis ... jadi, kamu juga ...." Kata Agápi, lalu mengusap air mata yang tak terasa jatuh ke pipiku.
"Tapi ... kamu akan pergi lagi."
"Aku tidak akan pergi ... aku akan selalu ada di sisimu."
"Aku ... aku akan merindukanmu, Agápi."
Agápi tersenyum. "Me too. I love you, Brian."
"I love you too, Agápi."
Aku mendekatkan wajahku ke wajahnya, dan mendaratkan kecupan ringan di bibirnya. Bisa kulihat dia tersenyum, dan menggenggam tanganku. Matanya perlahan terpejam, dan aku hanya bisa duduk di sana, ditemani dengan air mataku yang terus mengalir. Hingga kurasakan sebuah tepukan lembut di pundakku, dan kurasakan David memelukku dari samping.
"At least you make her happy before she left, Brian. I know you make her the happiest she is ever been. " ujar David.
~~~~~
Cerita berakhir dengan cepat, tentu saja. Myers tewas di tempat, begitu juga dengan Agápi. Tidak ada yang menang dalam pertempuran ini, karena kami sama - sama kehilangan sesuatu yang berharga. Myers kehilangan nyawanya, dan aku kehilangan Agápi.
Tapi setidaknya kami berhasil menangkap sisa - sisa anak buah Myers, dan mengakhiri sindikat yang dia punya di kota ini. Meski aku tidak tau kalau mungkin saja ada sindikat lain yang berkeliaran di luar sana. Setidaknya satu tugas yang diminta oleh The Hoodie Man sudah tuntas.
Setelah menangkap sisa anak buahnya, aku menanyai mereka apa yang sebenarnya terjadi pada Agápi. Karena dia tidak mungkin kehilangan ingatannya tentangku begitu saja dalam waktu seminggu. Jadi setelah beberapa usaha karena mereka awalnya tidak mau buka mulut, akhirnya salah satu dari mereka mengatakan bahwa Myers melakukan metode waterboarding pada Agápi.
Mengetahui hal itu tentu membuat darahku mendidih. Myers telah menyiksa Agápi, dan aku yakin dia berusaha menanamkan sugesti - sugesti pada Agápi. Tak heran Agápi bisa melupakan aku dengan cepat, terutama karena dia mendapatkan tekanan dari Myers sedemikian rupa.
Tapi, aku bisa apa? Semuanya sudah terjadi, dan aku tidak bisa menghentikannya. Sudah terlanjur, dan aku harus bisa menerimanya.
Pemakaman Agápi berlangsung dengan sederhana. Hanya sedikit yang datang, dan keheningan menyelimuti prosesinya. Semua orang memberikan banyak pesan untuk menguatkanku. Tapi aku tau, sekuat apapun aku, aku tidak akan bisa menghindari kenyataan kalau aku merasa bersalah karena apa yang terjadi.
"Kau tidak salah apa - apa, Brian. Kau tau kalau kau mencoba melakukan sesuatu yang benar. Tapi terkadang beberapa hal bisa berubah secara cepat dan kita tidak menyadarinya." Kata Sherina, lalu mengusap bahuku.
Aku hanya diam. Air mata perlahan mengalir di pipiku. Ya memang, aku menembak karena aku ingin melumpuhkan Myers. Tapi bukan salahku aku mengenai Agápi. Dan juga bukan salah Agápi, karena dia di bawah sugesti kuat Myers. Dia dengan refleks akan melindungi Myers. Tidak ada yang salah, tapi semuanya terjadi.
"Setidaknya dia mengingatmu, Brian." Kata David.
Aku tersenyum kecil. David benar. Setidaknya pada akhir cerita, Agápi mengingatku. Dia bukan hanya mengingatku saja, tapi dia mengingat semua hal tentang dirinya, dan diriku.
Setelah pemakaman selesai, aku kembali ke rumah. Aku memutuskan untuk memindahkan sisa barang - barang Agápi ke dalam lemari yang ada di kamarnya, dan merapikannya.
Merapikan kamar Agápi tidaklah susah. Karena dia memang memiliki sifat rapi, jadi yang kulakukan hanyalah memindahkan beberapa barang ke dalam lemari.
Hingga akhirnya aku melihat sebuah buku di atas meja. Catatan harian Agápi. Dan bukunya terbuka, tepat di catatan terakhirnya. Aku tidak pernah menyentuhnya, karena aku selalu memberikan Agápi privasi terhadap barang - barangnya, terutama catatan hariannya. Tapi kini Agápi tiada, dan catatannya terbuka begitu saja. Setidaknya dengan membacanya aku bisa mengetahui sedikit apa yang terjadi, kan? Penasaran, akupun duduk di depan meja dan membacanya.
°•°•°•°•°•
6 Desember 2021
Hari ini berlalu seperti biasanya. Aku merapikan rumah dan melakukan pekerjaanku, sementara itu Brian pergi bekerja seperti biasa. Dia akan pulang agak larut, tapi kuharap kalau dia bisa pulang sebelum aku tidur. Aku sudah sering menuliskan kalau aku suka dengan pelukan selamat malam yang selalu diberikan Brian, kan?
Mengingatnya membuatku tersenyum. Tapi ... tadi aku tiba - tiba teringat akan sesuatu yang membuatku mengerti akan semuanya. Mengapa aku bisa berada di sini. Mengapa aku bisa merasa bahagia seperti ini.
Ketika aku membersihkan ruangan tengah, aku menatap beberapa foto yang ada di pigura. Hingga mataku tertuju pada foto masa kecil Brian, ketika dia bersama Tyler dan Daryl. Aku menatap ke arah Brian kecil, dia sungguh terlihat menggemaskan dengan rambut cokelatnya, dan mata birunya yang bercahaya.
Ketika aku menatap matanya itulah, aku merasakan kalau aku mengenalnya. Dia bercahaya, seperti ... cahaya biru yang selalu menyelamatkanku dari ibuku.
Kemudian, aku memutuskan untuk melipat pakaian. Ketika aku meletakkan pakaian milik Brian, aku tidak sengaja menyenggol meja kerjanya, dan membuat beberapa buku jatuh ke lantai. Akupun memutuskan untuk meletakkan pakaian yang ada di tanganku, kemudian merapikan kekacauan yang aku buat.
Ketika aku mengembalikan semua buku itu, ada sebuah buku catatan berwarna merah yang jatuh ke lantai, dengan selembar foto. Aku memungutnya, dan berniat mengembalikannya. Tapi kemudian aku membalik fotonya, dan melihat sebuah gambar yang membuatku mengerti semuanya.
Disana ada seorang pria dengan mata biru, dan rambut cokelat. Dia tersenyum lebar, dan memakai sebuah bando yang dihiasi mata yang direkatkan pada sebuah per, yang membuatnya bergerak setiap kali dia melangkah. Di sisi kirinya ada anak perempuan dan anak laki - laki. Anak perempuannya tersenyum, dan menggandeng tangan si pria dan anak laki - laki yang berdiri di sebelah kirinya.
Si anak perempuan memiliki rambut hitam dan mata kecoklatan, dan mengenakan gaun mini berwarna biru yang berakhir di atas lututnya. Dia memiliki senyum yang menggemaskan, dan dia sedang menatap anak laki - laki yang ada di sebelahnya. Sementara itu si anak laki - laki balas menatapnya. Dia mengenakan kaus berwarna biru, dan celana pendek berwarna cokelat.
Mereka sepertinya tengah berada di taman ria, karena ada beberapa wahana yang menjadi latar belakangnya. Tapi bukan itu yang menjadi fokusku. Aku lebih berfokus kepada anak perempuan yang ada di foto itu.
Dari foto itu, aku bisa menyimpulkan si pria adalah ayahnya Brian, karena Brian memiliki fotonya di ruang tengah, bersamaan dengan fotonya bersama kedua teman masa kecilnya. Dan si anak laki - laki itu adalah Brian, tentu saja. Dia terlihat sama menggemaskannya, meskipun di foto yang kutemukan dia terlihat beberapa tahun lebih tua.
Tapi anak perempuan itu ... dia memiliki mata dan rambut yang sama sepertiku. Dan itu seperti melihat diriku dari masa lalu. Lagi, aku yakin kalau yang ada di foto itu adalah aku. Tapi kenapa Brian memiliki foto ini? Apakah dia menemukannya dalam penyelidikan? Tapi kenapa dia menyembunyikannya?
Hingga akhirnya aku teringat kembali akan cahaya biru itu. Dalam mimpiku gambarannya juga tergambar lebih jelas dalam mimpiku beberapa bulan ini. Dan ketika aku memikirkan tentang ini, rasanya semuanya masuk akal. Ibuku dan aku pindah ke Dublin, dan dia menikahi seorang pria. Dan pria yang ada di dalam mimpiku terlihat seperti ayahnya Brian. Dan yang menolongku itu ... kalau dia bukan ayahnya Brian itu berarti ... Brian - lah yang menolongku.
Seperti segel yang terbuka, akhirnya aku bisa ingat penggalan kisah masa kecilku dengan sangat jelas. Aku ingat. Brian selalu menggenggam tanganku ketika kami pergi ke taman. Dia selalu meminjamiku beanie miliknya ketika musim dingin. Dan dia selalu melindungiku ketika Ibu berusaha menyakitiku.
Setelah aku mengingat semuanya, aku kini mengerti kenapa. Aku mengerti kenapa Brian membawaku ketika menemukanku di rumah Myers. Aku mengerti kenapa dia berusaha untuk menolongku, padahal aku tidak bisa ingat sama sekali tentangnya. Itu karena Brian mencariku selama ini. Dia ingin menemukanku setelah hal jahat yang dilakukan Ibu. Dia ingin aku ingat semuanya dengan perlahan, dan mengobati luka batin yang aku miliki. Brian tidak memaksaku mengingat siapa dirinya di masa laluku. Dia percaya kalau perasaan itu masih ada dalam diriku, karena itulah dia percaya kalau aku akan ingat semuanya dengan perlahan.
Dan kini aku mengerti kenapa aku bisa merasa nyaman pada Brian. Karena hanya dialah yang bisa membuatku nyaman. Dialah orang yang paling aku percaya di seumur hidupku. Perasaan itu masih tersisa dalam diriku, dan kini aku menyadari kalau ... aku selalu mencintai Brian, sejak dulu sampai sekarang.
Setelahnya, aku melirik ke arah catatan yang aku pegang. Dan aku tidak percaya akan apa yang dia tulis di sana.
"Aku akan membuatmu bahagia, Agápi. Aku sudah berjanji, dan aku tidak akan pernah mengingkarinya."
Janji itu. Janji yang dia katakan sebelum pergi ke Amerika. Janji yang dia katakan setiap kali aku merasa sedih. Dan dia benar - benar masih memegang janji itu hingga saat ini.
Brian, kau telah memenuhi janjimu. Aku kini bisa merasa bahagia, lebih daripada yang aku rasakan sebelumnya. Dan itu semua terjadi karena aku bersamamu. Kau menemukanku, dan menyelamatkanku.
Dalam hatiku, aku sangat bahagia mengetahui bahwa Brian adalah pelindungku selama ini. Dan di dalam dadaku ... aku sudah menyimpan perasaan yang sangat besar. Bukan perasaan sayang biasa dari seorang adik perempuan ke kakak laki - laki. Tapi sebuah perasaan yang lebih ... dan sejak dulu kami tau kalau kami memilikinya.
Kini aku mengerti kenapa semuanya terjadi. Harapanku bahwa Brian akan menemukanku sudah menjadi nyata, dan dia telah menjaga dan membahagiakanku sesuai dengan janjinya. Lalu ... kini aku sudah ingat semuanya.
Karena itulah aku langsung mengembalikan catatannya ke tempat asalnya, dan menulis semua ini. Aku terlalu senang sehingga aku tidak tahan untuk menuliskannya!
Kuharap Brian tidak akan marah karena aku melihat catatannya. Tapi kurasa dia akan senang kalau akhirnya aku memberi tau bahwa aku bisa ingat hubungan kami. Aku akan memberi tahunya ketika dia kembali dari kantor. Kuharap aku tidak akan tertidur sebelum itu.
°•°•°•°•°•
Aku tidak bisa menahan air mataku yang terus mengalir selama aku membaca catatan terakhir Agàpi. Karena itulah ... dia ingat semuanya. Dia mengerti semuanya. Dia tau kalau akulah pria yang selama ini dia cari ....
Aku tidak bisa menahan rasa bahagiaku karenanya. Agápi kini tau semuanya. Dan dia pergi meninggalkan dunia ini dengan mengetahui hal itu, dengan sebuah senyum bahagia. Semuanya karena usahaku yang membuahkan hasil ....
"Sleep well, me lil sister. Yer big brother will always miss ye here ...." Bisikku.
~~~~~
Hullah Readers! (=D
Akhirnya satu cerita lagi selesai! Entah kalian bisa nangkep pesan apa yang mau saya sampaikan dari cerita ini.
Oke, mari bahas behind the scene dari bagaimana saya membuat cerita ini XD (elah kayak film aja lagi :v)
Inti cerita ini sih, sebenernya saya mau bahas prostitusi. Tapi ... akhirnya saya memutuskan untuk menambahkan soal rahasia apa yang tidak pernah disampaikan Brian di sepanjang cerita tentang Agápi. Ya nama seri ini aja Secrets & Agents, jadi ya ... karena itulah saya bikin ceritanya jadi begini, walau mungkin sejak awal bisa ketebak kali ya? Soalnya masa lalu Brian sudah dengan jelas menggambarkan keadaan yang nyambung dengan Agápi :v
Selain itu, mungkin cerita inilah yang juga menghabiskan banyak waktu untuk riset dibandingkan dengan cerita - cerita saya yang lainnya. Mulai dari riset soal perdagangan manusia sampai prostitusi, lalu riset dadakan soal waterboarding di akhir cerita :v
Untuk riset, saya ambil sumbernya dari bukunya Victor Malarek, yang judulnya Natasha : Menyibak Perdagangan Seks Dunia, dari Penerbit Serambi, cetakan tahun 2008. Ya siapa tau kan ada yang mau riset tentang prostitusi ....
Dan saya ketemu buku ini dengan cara yang tidak terduga juga. Awalnya saya jalan - jalan di bazar yang ada di bagian belakang kampus, dan disana ada sebuah lapak yang jualan buku. Saat itu saya sudah ada ide cerita tentang Agápi, jadi awalnya sih mau cari novel, eh ketemu buku itu :v saya be like : "Kayaknya emang udah jodoh nih gua ketemu buku ini. Pas banget mau bahas prostitusi dan ketemu buku beginian!". Langsung deh saya beli tanpa pikir dua kali :v
Selain itu, ada satu lagi cerita unik dari pembentukan cerita ini. Tidak lain dan tidak bukan adalah nama Agápi sendiri. Agápi sendiri berasal dari bahasa Yunani, yang artinya "cinta". Dan bagaimana saya menemukan nama ini ... adalah salah satu cerita yang bakalan saya ingat.
Saat itu, saya menghadiri pertemuan dengan klub teater prodi, nah karena saya good student (uhuk), jadi saya sering datang sebelum yang lainnya datang. Saat itu, saya lagi ngobrol sama kakak tingkat, dan karena dia tertarik dengan buku dan dunia penulisan, plus dia juga tau kalau saya punya Wattpad, jadi saya cerita deh kalo saya lagi stuck dan butuh nama untuk tokoh perempuan. Saya kasih sedikit latar belakang tokohnya saat itu. Setelahnya, dia langsung ngasih saran : "Gimana kalau kasih nama yang artinya "cinta", tapi dalam bahasa asing?".
Nah, dari situlah, saya langsung googling dan ketemu dengan Agápi.
Kalau bagi saya cerita Freefall itu adalah yang paling menarik proses pembuatannya bagi saya, nah kalau Agápi ini yang paling unik dalam proses risetnya ....
Ya tapi, seri ini belum akan berakhir. Karena saat saya nulis ini, saya sudah punya dua konsep cerita yang siap ditulis, dan lima konsep yang akan segera saya rumuskan jadi outline yang lebih terarah.
Rasanya saya pas di Blue and Red ada bilang kalau saya punya lima cerita setelahnya? Nah sekarang, setelah cerita keempat selesai, saya punya lima konsep lagi :v
Apakah bakalan nambah, saya tidak akan tau. Nanti deh kita lihat :v
Dan di sini juga disinggung soal salah satu kelompok di Underground, Darla's Harem. Kelompok ini tidak pernah muncul di The Detective Series, tapi ada sih disebutkan. Karena itulah saya sebutkan di sini :v
Tapi sekali lagi saya tekankan, nggak perlu tau semua hal yang ada di The Detective, kalian bakalan tetap paham cerita ini kok. Cuma ya memang ada banyak kaitannya.
Dan di sepanjang cerita juga ada beberapa spoiler soal cerita - cerita berikutnya dari seri ini. Entah apa ada yang menyadari keanehan - keanehan yang saya sebarkan :v
Ya tunggu aja deh cerita berikutnya nanti gimana :v
Salam Emot! (=D
@DillaShezza
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top