FLASHBACK PART 2
Author: mungkin bakal panjang jadi moga enjoy ya baca sampai bawah
Warning: ooc, typo, gaje ada sedikit time skip di sini.
I K U Z O
Sekarang umur name sudah 13 tahun ia sudah kelas 2 SMP kirari terus saja mengikutinya kemanapun ia merasa tidak enak pada sahabat kecilnya itu tapi kirari tidak keberatan sama sekali.
Bahkan sekarang name adalah setter utama tim-nya dan kirari sebagai manager tim voli nilai pelajarannya juga bagus masuk dalam 10 besar nilai dengan siswa tertinggi di sekolahnya.
Sejak ia berumur 6 tahun, ia sudah tidak pernah melihat keberadaan kedua miya bersaudara itu padahal ia merindukan kedua saudara yang selalu bertengkar itu name juga pernah bertanya kepada kirari dan di jawab "atsumu dan osamu juga jadi pemain voli tapi mereka sangat sibuk aku bahkan hampir lupa dengan mereka" itu jawaban yang ia dapatkan.
"Ne kirari, apa menurutmu aku bisa bertahan menghadapi mereka? Jujur saja semakin hari mereka semakin menambah siksaan padaku" ujar name pada kirari yang berjalan di sampingnya name diam-diam ikut ekskul voli karena tidak ingin keluarganya tau.
"Apa mereka melakukan hal yang lebih buruk dari itu?" Tanya kirari name lalu terdiam beberapa menit lalu tangannya membuka kerah bajunya dan memperlihatkan sebuah luka yang masih terbilang baru itu adalah luka yang berasal dari siraman air panas dari y/b yang kesal karena name tidak becus merapikan kamarnya dan mengotori baju barunya.
Kirari menatap kaget ke arah luka name yang masih terbilang baru itu ia tidak habis pikir kenapa keluarga name seperti itu.
"Kami-sama andai aku bisa melawan tapi aku tidak punya kemampuan" batin name.
Saat sampai di rumah ia melihat ada satu mobil asing di rumahnya jika di lihat dari jendela ada satu anak berambut hitam keriting dan satu anak berambut karamel sebelumnya ia tidak pernah melihat anak itu mungkin itu tetangga baru name memilih mengabaikannya dan masuk lewat pintu belakang karena kamarnya berada di kamar paling belakang dekat dapur.
"Name kemari!!!" Panggil y/m dari ruang tamu name langsung jalan ke ruang tamu secepatnya padahal lukanya masih sakit.
"Jaa dia adalah sakusa kiyoomi dan Komori motoya dia adalah sepupu mu" ujar y/b name memperhatikan kedua orang itu yang sedang asik mengobrol.
Sakusa diam-diam melirik ke arah name yang tampak menahan sesuatu seperti kesakitan ia curiga jangan-jangan name mendapatkan kekerasan di rumah ini.
Name mengantarkan sakusa dan komori ke kamar mereka sepanjang mengantarkan mereka ke kamar, name hanya bisa diam memang pada dasarnya dia tidak pintar memulai percakapan atau mencari topik.
"Ini kamar kalian kalau ada yang kalian inginkan bilang saja tidak usah segan" ujar name lalu pergi dari situ Komori langsung loncat ke atas kasur itu dan berbaring di sana, sakusa memperhatikan jalan name yang agak aneh ia lalu mengikuti name.
"Aishhhh kami-sama aku ingin pulang saja kepadamu, aku sudah tidak tahan lagi kumohon bawa aku pulang" gumam name sembari menangis bersandar di tembok kamarnya ia lelah dengan semua yang di lakukan keluarganya sendiri andai saja tidak ada kirari ia mungkin sudah pergi jauh dari rumah.
"Ekhem" dehem sakusa name berbalik dan melihat sakusa yang menatapnya dengan tatapan heran.
"Ada yang kau perlukan?" Tanya name menghapus air matanya bukannya menjawab sakusa lalu mendekati name dan mengurungnya di dinding dengan kedua tangannya.
"Aku ingin tau sesuatu dari mu"
"Na-nani?"
"Kau sering di siksa di rumah ini kan? Di lihat dari gerak gerik mu menunjukkan bahwa kau sudah lama mengalami kekerasan di rumah ini"
Name baru sadar kalau sakusa ternyata tau akan hal ini ingin mengelak tapi percuma sepertinya sakusa tidak bisa di bohongi.
"Tidak ada pilihan lain" batin name.
Name lalu menceritakan semuanya dari awal sampai akhir mulai dari dia di siksa saat umur 4 tahun bertemu kirari dan miya bersaudara dan saat dia masuk klub voli dan menjadi setter utama.
PUK-PUK
Name sedikit kaget saat sakusa menepuk-nepuk kepalanya jika dilihat pipi sakusa sedikit memerah dia melihat name seperti adik kandungnya sendiri.
"Kau tidak perlu merasa sendirian, karena aku siap mendengarkan semua keluh kesah mu kau boleh memanggilku kakak" ujar sakusa name lalu memeluk sakusa erat sungguh dari dulu seperti inilah yang ia inginkan kasih sayang seorang kakak.
Singkat cerita, mental name sudah lumayan membaik sejak ada sakusa meskipun dia masih sering mendapatkan kekerasan setiap hari.
Nah pas suatu hari sakusa dan komori udah balik ke rumahnya name kesepian karena biasa ia curhat ke sakusa gitu mood-nya juga berubah-ubah jika berada di dekat kirari mood-nya itu bagus kalau di rumah jadi jelek.
Saat name sedang membersihkan dapur ia melihat y/b sedang mencari barang sambil jongkok di bawah gitu tapi di atasnya ada pisau dapur yang di gunakan untuk memotong daging mau nusuk kepalanya y/b name otomatis lalu menangkap pisau itu. Coba aja kalian bayangkanlah kalian lagi megang pisau terus posisinya kek mau nusuk gitu.
"Name!! Mana teh– APA YANG KAU LAKUKAN BODOH?!!!" Teriak y/m kaget ketika melihat name memegang pisau dan seperti hendak menusuk kepala y/b.
Name yang panik berusaha menjelaskan kalau itu adalah salah paham namun memang pada dasarnya orangtua name yang benci padanya, mereka tidak mendengarkan pembelaan name.
"Aku sudah muak dengan semua kelakuan mu name!! Sekarang, kemasi barang-barang mu dan pergilah dari rumah ini!!!
"Tu-tunggu okaasan a-aku ti-tidak me-melakukannya"
"Pergi cepat sebelum aku menghabisi mu di sini!!!!"
Name lalu secepat mungkin ke kamarnya dan mengemasi barang-barangnya hatinya sakit sangat sakit saat orangtuanya sendiri mengusirnya dari rumah.
Dahlah skip to>>>
Name sekarang tengah berjalan dengan bingung, ia tidak tau harus tinggal di mana lagi untunglah barang-barangnya tidak banyak jadi ia tidak kesusahan ia tengah berteduh di halte karena hujan.
Meong....meong....
Seekor kucing menghampiri name dan mengusap-usap kan kepalanya di kaki name kucing itu berwarna oranye.
"Maaf ya aku tidak punya makanan untuk mu" ujar name mengangkat kucing itu lalu menaruhnya di pangkuan mengelus-elus kucing itu sebagai penenang untuknya.
Titt titt!!!
Suara mobil dengan kecepatan tinggi melewati hujan deras terlihat di sana ada seorang anak yang tengah berlari menyebrangi jalanan tinggal sedikit lagi hingga anak itu tertabrak mobil.
/Suara tabrakan.
Name terkapar di tengah jalan karena mendorong anak itu agar di tertabrak mobil ia meringis karena kepalanya terbentur trotoar jalanan dengan keras sesaat sebelum ia kehilangan kesadarannya ia melihat ada beberapa orang menghampirinya lalu semuanya menjadi gelap.
"Aku dimana..?" Lirih name tangan kirinya di infus dan ia memakai selang oksigen.
"Wahh kau sudah sadar syukurlah" ujar seorang dokter pria yang masuk ke ruangan name.
"Kenapa aku bisa disini dokter? Perasaan tadi aku di halte"
"Ah nona kau tadi di tabrak oleh pengendara mobil berkecepatan tinggi dan tulang punggung mu sedikit retak nona" jelas dokter itu.
Name mengingat-ingat kejadian tadi saat hujan deras dan ia sedang berteduh di halte seekor kucing datang kepadanya dan ia menyelamatkan seorang anak dari tabrakan mobil dan setelah itu ia tidak ingat apa-apa lagi.
Suara pintu di buka mengalihkan pandangan name dan melihat seorang pria dengan wajah yang masih lumayan muda menggunakan jas formal jika di lihat lagi ada name tag yang bertuliskan "ozaka"
"Jadi kau sudah sadar ya nona maafkan aku karena telah menabrak mu aku buru-buru dan tidak melihat kalau kau sedang menyelamatkan seorang anak kecil sekali lagi saya benar-benar minta maaf nona" ujar pria bernama ozaka itu sambil membungkuk.
"Tidak apa-apa tuan aku tidak mempermasalahkannya lagipula itu juga salahku karena tidak memperhatikan jalan" ujar name tersenyum santai.
Ozaka menanyakan beberapa hal kepada name mulai dari kenapa ia bisa di halte saat itu hingga masalah name ia adalah seorang psikolog yang sudah menangani beberapa masalah seperti name ini
"Souka name-san kau mau tinggal di apartemen ku? Kebetulan aku punya satu apartemen yang tidak terpakai aku juga punya pekerjaan untuk mu"
"A-ah etto tapi itu akan merepotkan Anda tuan"
"Tidak sama sekali name-san aku ingin ada yang tinggal di apartemen ku karena itu aku membelinya sewaktu-waktu kalau di perlukan"
"Etto baiklah tuan saya menerimanya"
Maka di mulailah kehidupan baru name ia tinggal di apartemen yang di berikan ozaka dan biayanya di tanggung oleh ozaka sendiri walaupun name tidak enak ia juga bekerja paruh waktu sebagai kasir di restoran ternama sambil bersekolah ia sudah tak ikut klub voli lagi agar waktunya terbagi rata.
Waktu telah berlalu sudah 4 tahun sejak kejadian dia di usir, name sekarang sudah sukses ia sudah mampu membiayai dirinya sendiri ia juga tidak ingin merepotkan ozaka yang selama ini membiayainya name. Dan sekarang name sedang mencoba menjadi pelatih voli.
Awal-awal name jadi pelatih voli itu susah karena tim yang dia latih ini jarang masuk inter-high dan lumayan keras kepala latihan juga tidak teratur untung name sabar jadi ia perlahan-lahan mengubah tim ini menjadi disiplin dan bertanggung jawab.
Mereka juga mulai latihan serius demi mendapatkan posisi di inter-high walaupun susah karena mereka harus bersaing dengan sekolah kuat seperti inarizaki, karasuno, itachiyama dan sekolah kuat lainnya. Itachiyama dan inarizaki merupakan dua sekolah yang paling sering jadi juara inter-high posisi mereka selalu berada di posisi pertama atau kedua itulah yang membuat tim name selalu berada di posisi ketiga.
Nt; mungkin flashback nya sampai sini kalau mau tau lagi balik ke chapter satu dan dua ya maapkeun kalau gaje w lagi gak konsentrasi karena tugas dan yah mungkin bakal sedikit telat up
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top