Chapter 11

Author: kemarin sih udah 1000 kata tapi kehapus sialan emang

Warning; ooc, typo, gaje

Sudah dua hari sejak name bertemu zilo keadaannya masih sama badannya panas, keringat dingin, dan selalu mimpi buruk membuat komori dan sakusa harus menjaganya setiap malam dan kirari harus pulang balik dari tempat kerjanya ke asrama untuk merawat name.

"Oi name baka cepatlah sembuh atau ku siramkan kau hand sanitizer" ujar sakusa pada name yang masih tidur ia seperti berbicara dengan kucing.

"Sudahlah sakusa name-chan pasti akan bangun kok sekarang ayo latihan iwaizumi-san daritadi menunggu loh" ajak komori sudah 5X ia memanggil sakusa tapi tetap saja pria itu tidak mau beranjak ia tetap menunggu name bangun. 

Setelah sekian lama di bujuk, akhirnya sakusa mau pergi latihan meninggalkan name yang masih tidur sebenarnya mereka sudah terlambat latihan salahkan sakusa yang keras kepala karena tidak mau meninggalkan name sendirian.

Saat sampai di gym, mereka sudah di sambut dengan tatapan marah iwaizumi yang lain hanya pura-pura tidak melihat daripada kena marah iwaizumi.

"Kalian berdua dari mana saja hah?!!"

"Saatnya dokumentasi" batin suna mengambil hp kesayangannya dan merekam iwaizumi yang memarahi sakusa dan komori.

"Aku tau kalau kalian berdua mengkhawatirkan name-san, demo jangan sampai kalian berdua lupa latihan apalagi sampai lupa makan dan begadang ingat pertandingannya tinggal 5 bulan lagi aku tidak mau ada salah satu anggota ku yang sakit!" Ujar iwaizumi panjang lebar telinga sakusa dan komori sudah panas karena mendengar ceramah panjang lebar iwaizumi ingin menjawab tapi nanti malah tambah panjang jadi di diemin aja. 

"Hahhhh.... Sekarang sana latihan" ujar iwaizumi kedua orang itu pun langsung bergabung bersama rekan-rekannya yang lain.

Di saat name lagi tertidur, seseorang mengendap-endap masuk ke kamarnya ia merusak cctv agar tidak berbunyi dan tidak ketahuan lalu orang itu mencari-cari kamar name dengan membuka semua pintu kamar asrama para tim.

"Are?" Ujar hakuba bingung karena melihat sepatunya tidak ada di sekitarnya.

"Ada apa hakuba? Kau kehilangan sesuatu?" Tanya yaku karena melihat hakuba mencari-cari sesuatu.

"Ah yaku-san sepatuku sepertinya tertinggal di asrama jadi aku ingin mengambilnya" jawab hakuba menatap yaku yang lebih pendek darinya.

"Baiklah aku ikut kaos kaki ku terlupakan" ujar yaku lalu kedua orang beda tinggi itu izin pada iwaizumi untuk mengambil barang mereka yang tertinggal di asrama.

Jarak dari gym ke asrama kira-kira 125± meter lah dan di samping kiri ada gudang penyimpanan sebelah kanan ada taman bunga kecil-kecilan jadi posisi asramanya itu di tengah (bayangin ae).

"Lah kok ini kenapa semua pintu pada kebuka?!!" Ujar yaku heran semua pintu terbuka tapi barang-barang mereka tidak ada yang berantakan atau di curi.

"Dan juga cctv tidak ada yang berbunyi biasanya jika ada orang asing pasti berbunyi" ujar hakuba memeriksa cctv apakah berfungsi atau tidak.

Mereka berdua yang tengah kebingungan seketika terkejut karena mendengar suara teriakan name dari dalam kamarnya lalu mereka berdua segera berlari ke kamarnya.

"Apa yang kau inginkan?! Pergi!!!" Teriak name ketakutan karena orang itu semakin mendekat padanya kepalanya pusing karena kaget badannya juga gemetar.

BRAK!!!

Suara pintu di dobrak name melihatnya dan pria misterius itu langsung panik karena rencananya gagal ia lalu berlari ke arah jendela name berniat kabur namun naas, jaketnya di tarik oleh yaku hingga terpaksa melepaskannya.

"Cih dia kabur!!" Ujar yaku kesal berniat mengejarnya tapi orang itu sudah menghilang duluan.

Name masih ketakutan karena kemunculan orang itu ia tidak menyangka ternyata info tentang dia menjadi pelatih timnas akan di ketahui oleh keluarganya padahal ia sudah rapat-rapat menutup informasi tentang dirinya.

"Lepaskan aku hiksss!! Lepaskan dasar penjahat!!" Berontak name ia masih syok karena kemunculan orang itu tiba-tiba hakuba tetap berusaha menenangkannya.

"Sshhhtt name-chan sudah ini aku hakuba, aku bukan penjahat tenangkan dirimu" ujar hakuba memeluk tubuh mungil name pelan. Name mengeratkan pelukannya dan menangis dalam pelukan hakuba.

"Name-chan bisa ceritakan apa yang terjadi? Kau sampai ketakutan begitu" ujar yaku lalu memberikan air minum pada name.

Perlahan-lahan name menceritakannya semuanya di saat ia sedang tertidur tiba-tiba pintu kamarnya di buka secara tiba-tiba ia mengira itu cuma angin kencang padahal itu adalah orang yang menyusup ke kamarnya dan mencoba membawanya pergi untunglah name masih sempat melawan dengan menghantam kepala orang itu.

"Bahaya kalau kau sendirian di sini kau ingin ikut gym? Supaya kau aman bersama yang lain" ujar yaku name hanya mengikuti saja demi keselamatannya. 

HUP

Hakuba menggendong name di bahunya lalu berjalan keluar dari kamarnya tak lupa yaku menutup dan menguncinya.

"Sumimasen kalau aku berat dan merepotkan mu hakuba-san" ujar name.

"Tidak sama sekali name-chan kau ringan kok" ujar hakuba santai.

Sesampainya di gym, mereka langsung di sambut oleh pertanyaan dari beberapa anggota tim sakusa khawatir melihat wajah name yang pucat dan ketakutan.

"Kau sudah minum obat mu?" Tanya sakusa name menggeleng tanda belum, sakusa menghela nafas panjang kenapa bisa ia punya sepupu yang keras kepala seperti ini.

Meong....meong.....

Tiba-tiba ada kucing masuk ke dalam gym mengalihkan perhatian semua orang di situ, terlihat kucing itu sedikit pincang dan berjalan ke arah name lalu naik ke pangkuannya. Name yang melihat kucing itu ada di pangkuannya sedikit heran biasanya kucing liar akan waspada jika ada orang baru.

"Hey darimana kau datang hmm? Kawaii ne" Ujar name pada kucing itu sambil memeluknya erat kepala kucing itu tenggelam di dada name karena terlalu erat di peluk yang lain menatap cemburu ke arah kucing itu.

"Cih akan ku singkirkan kucing itu" batin mereka semua.

Kucingnya be like; empuk kali mwehehehehehe.

"Name lepaskan kucing itu dia penuh kuman pasti dari luar"

"Tapi aku suka bulunya lebat dan halus apalagi kaki mungilnya"

"Lepaskan kucing itu lihat, bajumu saja sudah penuh bulu kucing"

"Biarin"

"Eh ada yang aneh sama kucing itu"

"Di kakinya seperti ada sesuatu"

"Kakinya luka kan?"

"Bukan kucingnya kan warna hitam, di kakinya ada putih-putih semacam kertas" 

"Coba name periksa"

"Eh hai"

Name perlahan-lahan menyentuh kaki kucing itu hampir saja ia di cakar jika ia tidak menenangkan kucing itu dan ternyata benar di kaki kucing itu ada kertas name lalu mengambilnya dan membaca apa yang ada di kertas itu.

Isi surat;

Ya tak kusangka adik kecilku yang manis ini jadi seorang pelatih timnas Jepang padahal kau itu tidak pernah bisa melakukan apapun hanya bisa mempermalukan keluarga. Kau tau sekarang keluarga besar sedang mencari mu karena mereka menyadari bahwa kau mengetahui semua rahasia keluarga sekarang lebih baik kau pulang atau aku yang membawa mu pulang secara paksa. 

Satu hal lagi coba lihat ke arah pintu.

Name perlahan-lahan menoleh kearah pintu gym alangkah terkejutnya dia ketika melihat ada 4 orang yang sangat ia kenali menatapnya dengan tajam.

"Lama tidak berjumpa name-chan" ujar salah satu dari keempat orang itu ia adalah kakak tertua name.












To be continued 🙂

Author minta maaf sebesar-besarnya sama para readers karena gantungin cerita ini tapi keadaan author lagi kek gini 👇











Ya author harap semoga kalian tetap suka cerita ini 🙂 walaupun alurnya berantakan dan gak jelas

Jangan lupa vote komennya minna-san jaa ne 🙂

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top