Bab 2. War #EdisiRevisi

Selamat Membaca

Seorang lelaki yang mengenakan kimono terduduk dengan pahanya dijadikan sebagai guling, karena ada tangan wanita yang mengalung pada pahanya. Tangannya menekan gelang pada tangannya, membuat layar transparan terlihat.

2019

Ada sebuah ramalan dari salah satu clan tua di Jepang, mengatakan bahwa pada tanggal 22 bulan desember tahun 2119 akan terjadi bencana luar biasa. Ramalan itu kemudian, membuat para pemimpin meminta untuk para ilmuan melakukan pencocokan data dengan badan astronomi dunia.

Kemudian, dari data yang mereka teliti, ada sebuah bintang besar yang mereka beri nama, Mugen Tsukoyomi. Diketahui jarak bumi dengan bintang itu adalah 100 tahun cahaya, bintang yang memiliki ukuran 80 sampai 150 kali lebih besar dari Matahari. Bintang itu ternyata keluar dari jalurnya, hingga mengarah pada Bumi.

Dan saat para peneliti mencoba menghitung, ternyata perhitungan tabrakan Mugen Tsukuyomi dengan Bumi akan terjadi antara tahun 2110 atau 2119. Kabar itu pun, membuat gempar para pemimpin, namun mereka tak langsung memberi informasi itu pada rakyat. Demi mengurangi kepanikan mereka.

Akhirnya, terciptalah dua projek besar untuk merekontruksi terjadinya bencana besar itu. Projek pertama adalah pembangunan pesawat luar angkasa, sebagai alat transportasi menuju Planet Super Bumi yang dari 2012 telah digadang-gadang menjadi planet hunian sebagai ganti Planet Bumi.

Kemudian, projek kedua adalah perkembangan bioteknologi dengan pembuatan manusia buatan, sebagai pengganti bagi mereka yang tidak bisa ikut pergi ke Planet Super Bumi. Dan ciptaan itu yang kini disebut sebagai Otsutsuki.

Namun, tepat 22 desember 2119, bencana besar yang diramalkan tidak menghancurkan Planet Bumi. Mugen Tsukuyomi hanya menghancurkan tujuh planet di tata surya, seolah Kami-sama memberi kesempatan kehidupan untuk makhluk hidup di Bumi. Peristiwa tersebut, kini disebut Mugen Tsukuyomi.

Kemudian, setelah kejadian Mugen Tsukuyomi, para pemimpin terdahulu menarik dana mereka dari dua projek besar yang hampir selesai. Profesor Orochimaru yang dulu ditunjuk sebagai pemimpin projek, karena melanjutkan projek dari Profesor terdahulu. Merasa kasihan dengan kabar itu.

Akhirnya, berbekal koneksi yang dimilikinya, Profesor Orochimaru meminta bantuan pada Clan Uchiha. Tapi seperti yang diketahui semua orang, Clan Uchiha sangat menjunjung tinggi kesetiaan pada pemimpin. Dan ketika pemimpin memberi larangan, maka Clan Uchiha pasti akan mematuhinya tanpa melakukan debat apa pun.

Alhasil, Profesor Orochimaru harus menelan kepahitan karena tak mendapat dana dari salah satu clan terbesar.

Dalam keterpurukan itu, satu persatu ilmuan yang bekerja dibawah naungan Profesor Orochimaru, mulai meninggalkan projek itu. Membuat Profesor Orochimaru harus melakukan pekerjaannya sendirian.

Dan beberapa hari kemudian, tepat setelah Senju Tsunade—keturunan terakhir Clan Senju—meninggal. Lelaki itu mendapat sokongan dana yang sangat besar, dia kembali melanjutkan projek pembangunan pesawat. Setelah berhasil menyelesaikannya, Profesor Orochimaru berniat melanjutkan proyek bioteknologi yang telah berhasil hingga 50 persen.

Tapi, tiba-tiba saja masyarakat di seluruh dunia melakukan demo besar-besar meminta agar pemerintah menghentikan kegiatan Profesor Orochimaru. Melihat dirinya semakin terdesak, Profesor Orochimaru membawa hasil penelitannya, dan pergi meninggalkan bumi.

Gerakan yang dirasakan tubuhnya, membuat pria itu menghentikan tampilan informasi yang berhasil dia dapat dari kinerja Kitsune. Bibir tipisnya tersenyum ketika menatap wajah polos pada wanita itu.

>>>

Rasa pening menyambutnya ketika kesadaran menyapa, tangannya perlahan memegang kepalanya mencoba menghilangkan pusing yang terus menyulitkan dirinya membuka mata. "Egh," erangnya dengan suara sangat serak.

"Pelayan! Ambilkan aku minum," teriak Naruto karena kesakitan dengan tenggorakannya yang terasa kering.

Tangan Naruto yang telah mendapat gelas berisi air putih, menarik tubuhnya agar bersandar pada kepala ranjang. Seiring dengan Naruto yang meneguk ari minum, kelopak matanya terbuka dan menampilkan sapphire yang secerah langit.

Sebuah bayangan dari sosok pria yang menjadi rivalnya, menyambut pandangannya. Pria itu memakai kimono putih, dengan rambut acak-acak sedikit basah, tanda bahwa pria itu baru saja selesai mandi (?)

Seketika Naruto menyembur minumannya sendiri, matanya mulai membola tak menyangka dia harus dihadapkan dengan posisi sekarang. "Apa yang kau lakukan di sini?"

"Apa otak pintarmu tak mengingat apa yang kita lakukan semalam?"

Naruto terdiam, tapi tidak dengan tangannya yang berusaha menarik selimut putih yang masih melekat pada tubuhnya. Ya, saat ini, di balik selimut tebal yang dipegang erat pada tangannya, ada tampilan yang harus disensor.

Pikiran Naruto mulai melayang pada kejadian dia yang duduk di atas pangkuan lelaki berambut raven, dengan manik merah yang memiliki ukiran unik di dalamnya. Menurut buku, manik itu adalah ciri khas keturunan Jenderal Clan Uchiha, dan ukiran unik pada mata itu akan berubah seiring dengan kemampuan mereka.

Itu lah mengapa Emperor, selalu membuat keturunan uchiha sebagai jenderal. Karena demi menjaga rakyatnya dari perang antar manusia dengan kaum otsutsuki yang tinggal di Super Bumi.

Kaum otsutsuki adalah, manusia yang tercipta dari program cloning gen yang berhasil dikembangkan oleh Profesor Orochimaru pada tahun 2119. Memiliki kecerdasan di atas rata-rata, kekebalan tubuh yang tinggi, serta memiliki tampang yang rupawan

Namun, bukannya seluruh keajaiban itu bisa dimanfaat dengan baik, para kaum otsutsuki terus melakukan perang melawan manusia. Dan, satu-satunya manusia yang bisa menandingi kemampuan otsutsuki adalah Clan Uchiha, dan Clan Senju. Sayangnya, di dunia ini hanya tersisa Clan Uchiha.

Kembali pada Naruto, pikiran rumitnya benar-benar tak bisa menangkap ingatan tentang bagaimana dia bisa telanjang sekamar dengan lelaki yang dia ketahui bernama Taka.

"Yang kuingat, aku ...." Naruto kembali terdiam, dia bingung harus mengatakan apa.

Taka bangun dari kursi kebesarannya, di mendekati ranjang yang semalam menjadi saksi kegiatan mereka. Kaki kanannya dia tekuk di atas ranjang, tubuhnya mulai mengikis jarak diantara keduanya. "Aromamu begitu menyengat, aku bahkan sampai sulit mengenali dirimu jika tak melihat ukiran yang dulu aku gambar."

"Ap—apa maksudmu?"

Naruto menatap dalam pada manik merah itu, tak ada rasa takut walau dia sedang mnyamar menjadi Naruko. Tangan Taka terlihat menyentuh rambut pirang Naruto, dan menghirupnya seolah rambut Naruto memiliki aroma yang wangi. Yah, walau Naruto akui dia sempat melakukan masker rambut.

"Kau tau ... kegiatan semalam belum bisa menghapus dahaga-ku. Apa aku boleh meminta tambahan?"

Dengan cepat Naruto mambanting ujung gelas pada kepala ranjang, setelah itu mendorong tubuh Taka. Posisi mereka berubah dengan Naruto di atas Taka, dan gelas kaca yang terarah pada leher Taka.

Taka tersenyum melihat Kitsune akhirnya mau melakukan perlawanan dan tak terlihat bagai kucing yang butuh perlindungan.

"Apa yang terjadi semalam? Selangkanganku tidak terasa sakit, jadi aku rasa kita belum sampai tahap itu. Tapi kenapa aku bisa sampai di kamarmu? Apa kau sengaja menculikku? Karena kau masih ingin mencuri gulungan yang kemarin aku ambil."

Suara gedoran pintu tak membuat Naruto mengurangi tekanannya tangannya pada tubuh Taka. Berbeda dengan lelaki dibawahnya itu, wajahnya mulai melihat ke arah pintu.

"Jenderal Sasuke, apa ada masalah?"

"Siapa pun yang berani masuk, akan saya gantung kepala kalian di Pangkalan Cosmic Ame!" teriak Sasuke tepat sebelum pengawal dan pelayannya membuka pintu.

>>>

Kalian tau apa rasanya, bila telah berani melawan seorang Jenderal dengan mengacungkan senjata?

Naruto tak bisa mengungkapkan apa yang dirasakan saat ini, dari sejak insiden penyerangan dirinya melawan Taka yang ternyata memiliki identitas asli sebagai Jenderal Sasuke. Naruto diam menerima berbagai pelayanan untuk mempercantik diri.

Siang ini, menurut jadwal yang diberikan Kakashi, adiknya memiliki kegiatan untuk melakukan pidato di Panti Asuhan dekat Cosmic Konoha. Serta mungkin saja dengan mengenakan dress berwarna biru langit ini, Jenderal Sasuke berniat membiarkan Naruto pergi ke tempat itu.

Tapi sebelum itu, Naruto yang dirundung perasaan ketakutan dan rasa malu, kini memilih duduk di meja makan. Perutnya tiba-tiba berubah menjadi tempat ternak cacing perut, karena Naruto sudah menghabiskan dua porsi makanan dalam hitungan detik.

Oh demi apa pun.

Baru kali ini, Naruto sampai merasa kelaparan seolah sudah tak diberi makan selama berbulan-bulan. Terdengar berlebihan memang, tapi itu nyata.

"Pelankan makanmu, Kitsune. Tidak ada yang akan mencurinya darimu."

Ejekan itu membuat Naruto kehilangan napsu makannya, dia melupakan keberadaan Taka yang duduk di ujung meja, pria itu terlihat telah menggunakan setelan seragam militernya.

Untuk pertama kalinya, Naruto bisa melihat sisi dominan yang kata anak buahnya, Taka tercipta dari pahatan keindahan yang tak bisa dibandingan dengan karya seni mana pun. Dan Naruto akui, pria berusia 28 tahun di depannya itu tampak cocok dengan setelan militer, yang memiliki lambang pangkat pada jasnya.

"Hari ini seharusnya kamu melakukan pidato di panti asuhan. Kebetulan aku mendapat tugas untuk menjagamu, jadi ayo berangkat sekarang."

oOo

"Anak adalah anugerah dari Sang Kami-sama, saya mempercayai hal tersebut. Entah anak itu terlahir dari kandungan para kaum perempuan seperti saya, atau tercipta dari teknologi seorang otsutsuki. Kita tetaplah makhluk yang sama. Jadi, saya berharap agar kita tetap bertahan sampai pemerintah menemukan titik damai pada masa peperangan ini. Terima kasih."

Suara tepuk tangan menyambut akhir pidato singkat dari Naruto. Wanita yang berusia 23 tahun ini, sebenarnya lebih menyukai tindakan dibanding harus berpidato panjang yang belum tentu bisa menghentikan peperangan melawan otsutsuki.

Dari jauh, sebuah pesawat sedang mengintai kegiatan wanita rambut pirang itu. Bibirnya mulai tertarik ke samping kanan. "Perdamaian? Bangsa kalian sudah saatnya dihancurkan! Karena ini adalah era otsutsuki."

Awak pilot yang ketahui bernama Toneri, mulai melesat menekati pemukiman. Otaknya memberi perintah agar segera menghancurkan anak dari Presiden Jepang. Namun sebuah peringatan langsung berbunyi.

Kode Merah! Pesawat asing mendekat dari jarak 500 mil. Mohon seluruh rakyat segera mengikuti instruksi para prajurit!

"Tidak kusangka, mereka memiliki teknologi canggih ini," remehnya karena sempat gegabah ingin segera melakukan penyerangan.

"Apa yang kamu lakukan, Toneri? Sudah saya perintahkan, jangan mengacau sebelum saya mendapatkan Hime-sama."

Protesan dari kakaknya, membuat Toneri semakin membenci putri presiden. "Aku juga tidak tahu mereka memasang alat pemancar di kota kecil ini."

"Sudahlah, persiapkan perlawanan dengan Pasukan Shinobi, biarkan aku menghadapi Taka."

Setelah itu komunikasi terputus, Toneri langsung menjalankan pesawatnya untuk menyerang pesawat milik pasukan shinobi.

Di sisi lain, Sasuke langsung menerbangkan pesawatnya mendekati Kitsune. Pikirannya mengatakan, agar jangan membiarkan wanitanya berada jauh dari jangkauan. Tapi Naruto sendiri justru membantu mengevaluasi rakyat, baginya keselamatan rakyat adalah utama.

"Kalian tetap teratur, jangan sampai ada yang terpisah," seru Naruto.

"Putri, biar kami yang melakukannya. Putri segera pergi ke—" suara tembakan yang menembus dada prajurit itu menghasilkan teriakan rakyat.

Menyadari keberadaan musuh tidak hanya di udara, tapi juga di daratan. Naruto menggerangan jari tangan kanannya, sebuah pistol langsung muncul. Dia dengan cepat mengarahkan pinsolnya pada musuh.

Well, perlu kalian ketahui, Naruto adalah spesialis petarung jarak jauh. Jadi, tanpa dengan bantuan lensa kaca, dengan mudah Naruto bisa menembak musuh yang dilihatnya. Beberapa prajurit yang melihat itu, mulai terkejut. Tapi mereka langsung kembali fokus pada evaluasi masyarakat.

"Kalian pastikan meraka selamat! Aku akan menangani musuh." Naruto berlari meninggalkan kerumunan warga, dia membutuhkan tempat yang cukup menjangkau seluruh sudut tempat itu.

Pesawat yang dipiloti Sasuke terlihat mendekatinya, dengan cepat Naruto mampu menangkap maksud Sasuke yang meminta dirinya segera bergabung dengan kekuatan seorang Taka. Naruto melompat masuk ke dalam kokpit yang terbuka, dan langsung tertutup setelah Naruto masuk.

"Siap menjadi co-pilotku?" tanya Sasuke.

"Cih. Seharusnya aku yang menjadi pilotnya."

TBC

Hallo, selamat dini hari.

Saya mau minta tolong dong, apa kah scifi dan actionnya telah terasa di bab ini? Karena setelah aku baca di bab sebelumnya, scifi-nya kurang nendang.

Terima kasih telah mampir ke lapak Odi.

Semoga karya ini bisa selesai sebelum deadline ya. Wkwk

Salam

Lody

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top