19. Honeymoon

Buat yang kangen sama Indhira dan Reza 😁. Kalo kangen jgn dikata2in mulu dong 😂
Enjoyy


"Apa maksudnya ini?" tanya Aline histeris saat mereka bertemu di bandara pagi ini.

Harusnya dirinya dan Reza akan berlibur dan berbulan madu setelah dia melancarkan rencana dengan meminta bantuan Mama mertuanya.

Dia tidak menyangka sama sekali, lelaki itu masih berani membawa pelacurnya pada bulan madu mereka.

Aline sudah mengenakan tank top dan mini skirt serta sendal wedgesnya yang semakin membuat kakinya terlihat menjulang. Dia berusaha berpenampilan semenarik dan seseksi mungkin untuk membuat Reza terpesona karenanya. Dia sudah bertekad akan membuat Reza bertekuk lutut setelah pulang dari bulan madu mereka. Dan Indhira tidak ada dalam rencananya.

Aline melihat perempuan yang berpenampilan biasa saja dengan kaos dan celana jeans pendeknya berjalan di belakang Reza, sementara lelaki itu nampak tampan dengan kaos polo, celana selutut dan sepatu ketsnya.

"Aku nggak mau dia ikut, Za!" kata Aline mengulang sekali lagi masih dengan nada marah.

"Aku udah rela mau pergi bulan madu sama kamu, Aline. Terserah aku dong mau ajak siapa." kata Reza cuek.

"Kalau kamu masih nekat ajak dia, aku akan lapor ke Mama kamu," ancam Aline.

Reza tertawa, "Kamu tahu apa yang bisa aku lakukan kalau kamu nekat begitu Line. Kamu pikir Mama akan lebih heboh mana? Dengar aku ajak perempuan di bulan madu kita atau dengar kamu tidur dengan lelaki lain?"

Aline terdiam. Dia memang terlalu gegabah karena kembali ke kehidupan lamanya dan bermain api dengan lelaki lain. Dan bodohnya, Reza memergoki sekaligus menjadikan hal tersebut kartu matinya.

Reza melihat jam tangannya, "Lima menit lagi kita boarding, ayo tunggu di dalam." katanya sambil berjalan masuk ke ruang tunggu.

Indhira mengekorinya sementara Aline menatapnya geram sambil mengikuti mereka juga. Dia tidak punya jalan lain.

Di dalam pesawat pun, Indhira yang duduk di samping Reza di business class, sementara Aline duduk di kursi seberangnya, sendiri.

Aline beberapa kali menangkap lelaki itu mencium Indhira dengan mesra tanpa malu dengan pandangan orang lain. Wajah Reza memang tidak terlalu dikenal publik walau dia adalah putra dari salah satu ketua partai politik di negaranya. Namun tetap saja Aline geram melihatnya mengumbar kemesraan dengan perempuan itu hanya karena mereka akan pergi ke tempat yang lebih terpencil keluar dari Jakarta.

Dalam waktu dua jam, mereka tiba di Lombok. Setelah dijemput oleh supir lokal di sana, mereka langsung menuju ke vila yang sudah Aline sewa dan seharusnya menjadi tempat mereka berbulan madu.

Supir yang menjemput mereka dan diinformasikan sebelumnya bahwa yang hadir adalah pasangan yang sedang berbulan madu nampak bingung, karena mereka datang bertiga. Walau supir itu berusaha untuk tidak bertanya dan terlalu banyak campur.

Aline menyewa luxury villa berukuran cukup luas dengan private pool di depan kamar tidur utamanya, sementara ada dua kamar tidur lainnya, taman yang luas, dapur dan ruang makan di tempat terbuka.

Reza memasuki kamar tidur utama yang menghadap kolam renang sambil menggandeng Indhira tanpa berkata apapun kepada Aline, membuat perempuan itu semakin berang.

Harusnya kamar itu akan menjadi kamarnya dan Reza untuk tiga malam ke depan, dan Reza malah mengajak pelacur itu menempatinya tanpa ijin kepadanya terlebih dahulu.

***

Reza menutup dan mengunci pintu kamar utama yang dipilihnya untuk dia dan Indhira. Karena selain kamar itu memiliki akses langsung ke kolam renang, ada kamar mandi terbuka yang menurutnya akan menyenangkan untuk dinikmatinya bersama Indhira.

"Tempatnya bagus, Mas." kata Indhira dengan kagum melemparkan pandangannya ke arah kolam renang yang terlihat dengan jelas dari jendela kamar mereka.

Reza merangkulnya dari belakang, "Nanti sore kita berenang ya. Aku mau kamu dulu sebelum kita makan siang." katanya penuh hasrat.

Indhira mengangguk patuh.

Dia membiarkan Reza menurunkan celana jeans dan kain di baliknya, dan lelaki itu juga melakukan yang sama untuk dirinya sendiri.

Reza menciumi tengkuk gadis itu penuh gairah. Dia memposisikan tubuhnya dan dalam sekali gerakan menenggelamkan tubuhnya di dalam tubuh mungil Indhira.

Indhira menahan napasnya dan mendesah panjang. Kakinya sedikit terangkat saat merasakan lelaki itu memasukinya. Lelaki itu memenuhinya dan Indhira merasa hangat.

Reza menggeram nikmat, "Kamu sempit, babe." Reza melebarkan kedua kaki gadis itu untuk memberinya akses untuk masuk lebih dalam.

Indhira menopang tubuhnya dengan satu lengan pada kusen jendela dan satu lengan lagi menempel pada kaca.

Lelaki itu menggerakkan tubuhnya maju sambil menahan pinggul Indhira yang terdorong saat miliknya memasuki perempuan itu semakin dalam.

Indhira mendesis sambil memejamkan matanya erat.

Reza kembali menciumi tengkuknya dengan tidak sabar sambil masih menghentakan pinggangnya kasar, sesekali dia mengigit tengkuk gadis itu karena tidak sabar.

Indhira membantunya menggoyangkan pinggulnya, membuat Reza yang terbenam di dalamnya mengelijang nikmat dibuatnya.

Reza ikut menahan kedua tangannya di jendela, meremas tangan Indhira yang bertengger di sana, "Gosh, Indhira, kamu selalu enak." Racaunya sambil memejamkan mata.

Indhira membimbing salah satu tangan lelaki itu untuk masuk ke balik kaos kebesarannya, meminta agar lelaki itu memuaskannya dan Reza menurutinya. Tangan Reza meremas kuat puncak dadanya yang sudah mengencang.

Indhira mengerang pelan. Pinggulnya meliuk dan membuat Reza merasakan nikmatnya.

"Kamu liar, Indhira." Kata Reza sambil tersenyum puas. Dia senang Indhiranya sudah semakin pintar memuaskannya. Dihentakkannya lagi tubuhnya semakin kuat dan semakin dalam memasuki Indhira.

"Mas Reza.." Racau Indhira tidak tahan. Dia yakin di dalam sana dirinya sudah banjir karena lelaki itu.

Reza kembali menghentakkan tubuhnya berkali-kali sampai tubuh gadis di depannya mengelijang dan lemas kehilangan tenaga. Reza merengkuhnya supaya gadis itu tetap bersandar di kaca dan tidak terjatuh. Diciuminya tengkuk gadis itu tanda dia belum puas. Dia hanya mengijinkan Indhira beristirahat sejenak sebelum melanjutkan aktivitas mereka lagi nanti.

Indhira membuka matanya sedikit. Rambut dan wajahnya pasti berantakan karena keringat di sekujur tubuhnya. Tubuhnya masih bersandar ke kaca jendela di hadapannya.

Indhira sedikit tertegun melihat pemandangan di luar kaca. Aline berdiri di ujung terjauh kolam renang, namun matanya bertemu dengan Indhira. Yang artinya dia bisa melihat apa yang terjadi di dalam kamar utama. Entah sejak kapan wanita itu berada di sana. Namun dari pandangan yang sulit untuk diartikan Indhira, sepertinya cukup banyak yang dilihat Aline.

Seketika setelah pandangan mata mereka bertemu, Aline membuang wajahnya dan pergi dari sana.

"Lanjut, Indhira, aku belum selesai." Kata Reza membangkitkan lamunannya.

Lelaki itu lanjut menghentakan tubuhnya berkali-kali tanpa ampun.

Indhira mengerang kuat lagi, menggigit bibirnya untuk menahan suara yang terlalu keras keluar dari mulutnya.

Reza mendesah lega dan memberikan pelepasan di dalamnya. Indhira mengelijang saat dipenuhi cairan hangat milik lelaki itu. Napas mereka beradu dan perlahan mereda.

***

Reza keluar dari kamar tidurnya dengan penampilan yang lebih segar setelah mandi. Begitu pula dengan Indhira yang sudah mandi keluar dari kamar dengan mengenakan dress santainya.

Dan mengetahui apa yang mereka lakukan sebelum mandi membuat Aline kesal sendiri karenanya. Bukan hanya tahu, dia juga melihat.

Aline sedang berjalan-jalan di dekat kolam renang saat melihat Indhira yang terhimpit di kaca jendela kamar utama sementara Reza dibelakangnya menyerang perempuan itu dengan penuh gairah. Aline berang melihatnya. Walau disaat yang bersamaan dia panas dingin diberikan pemandangan itu.

Aline membayangkan dia yang sedang terhimpit di antara jendela dan lelaki itu. Pasti rasanya sangat nikmat dan membuatnya melayang.

Entah berapa lama pandangannya terkunci melihat aktivitas pasangan itu dan membuatnya sibuk berimajinasi, dan kesadarannya kembali saat tanpa sengaja Indhira melihatnya dan membuat pandangan mereka bertemu.

Aline yang sedang duduk di sofa ruang tamu mengawasi mereka berjalan ke arah meja makan yang terletak di outdoor.

Reza duduk di kursi makan sementara Indhira menuangkan nasi ke dalam piring dan memberikan kepada Reza, seperti layaknya istri yang melayani suami.

Di meja makan memang sudah tersedia makanan yang disiapkan oleh penjaga villa untuk mereka selama di sini. Karena sesuai rencana awal Aline, mereka hanya akan menghabiskan waktu mereka di villa selama tiga hari ini. Walau di dalam rencana awalnya tidak ada Indhira di sana.

"Mbak Aline, udah makan? Makan bareng, Mbak," ajak Indhira sambil bersiap-siap menyediakan sepiring nasi untuk wanita itu juga.

"Dia diet, Indhira. Dia pasti nggak makan siang nasi kayak gini," kata Reza mendahului sebelum Aline sempat menjawab. "Kamu ambil buat kamu aja."

Aline bungkam memutuskan pura-pura tidak mendengar daripada harus berbicara lagi sekarang.

Indhira akhirnya memutuskan mengambil nasi untuk dirinya sendiri. Dia makan dengan lahap, Reza mempekerjakannya dengan keras dan dia kelaparan.

Reza selalu suka melihat gadis itu makan dengan semangat. Dia mengecup keningnya sambil menunggui Indhira yang sedang makan.

Indhira dan Reza menghabiskan waktu siang itu dengan bermalas-malasan di gazebo pinggir kolam. Indhira menikmati masa-masa tenang seperti ini. Reza sangat lembut dan menyayanginya. Dia menyandarkan kepalanya di dada lelaki itu sambil sesekali berciuman singkat.

Udara hangat dan rasa lelah karena harus melayani lelaki itu tadi pagi membuatnya mengantuk. Dada keras Reza menjadi tempat sandaran yang nyaman untuknya. Indhira terlelap.

***

Indhira membuka matanya perlahan. Entah sudah berapa lama dia tertidur. Lelaki itu sudah tidak ada disisinya saat Indhira terbangun di gazebo.

Indhira menegakkan tubuhnya dan mengitari pandangannya mencari lelaki itu.

Reza sedang berenang di private pool sendirian. Sepertinya lelaki itu bosan menunggunya terbangun.

Reza berenang bolak balik tanpa henti. Lelaki itu memang rajin berolahraga. Indhira heran, gairah lelaki itu tetap besar untuk dilampiaskan kepada dirinya walau sebagian tenaganya sudah dihabiskan untuk berolahraga.

Reza akhirnya berhenti di salah satu tepian. Dia berusaha mengatur napasnya yang terengah-engah. Reza tersenyum ketika akhirnya pandangan mereka bertemu dan dia melihat Indhira yang sudah terbangun.

"Sini, ikut aku berenang, Dhi," panggil Reza.

Indhira menurut. Dia melepaskan dressnya saat itu juga. Dia memang sudah mengenakan bikini di balik kaosnya. Niatnya memang akan berenang setelah makan siang tadi. Walau ternyata dia malah ketiduran.

Reza menatap tubuhnya intens, membuat Indhira malu dan salah tingkah. Dia sudah sangat sering dilihat oleh lelaki itu dalam keadaan telanjang. Entah mengapa mengenakan bikini malah membuatnya lebih malu.

Indhira sadar tubuhnya kurang menarik. Dadanya rata dan badannya kurus kering. Kini bahkan perutnya sedikit buncit karena ada bayi di dalam rahimnya, yang membuat tubuhnya semakin tidak menarik. Dia tidak pernah percaya diri dengan tubuhnya sendiri. Dan melihat Reza memandangnya terlalu lama membuatnya tidak nyaman sekaligus malu.

"Indhira," panggil Reza lagi menyadarkannya dari lamunan, "Sini."

Indhira berjalan mendekati lelaki itu dan menerima uluran tangannya.

Reza membimbingnya untuk duduk di pinggir kolam renang di hadapannya. Dia menarik lehernya dan mencium gadis itu.

"Sexy, babe." Kata Reza menahan napasnya. Dadanya bergemuruh dan dia tidak tahan untuk tidak menciumi tubuh gadis itu.

Reza mencium lehernya seperti orang kelaparan. Tangannya menurunkan tali bikini yang menggantung di salah satu pundak Indhira, membuat salah satu dadanya terekspos. Dan Reza menciumi dan mengulumnya seperti bayi.

Indhira berusaha menghindar karena geli dan malu. Lelaki itu sudah sering melakukannya, tapi ini di tempat umum. Walau vila ini disewa mereka secara pribadi, masih ada kemungkinan penjaga vila yang akan muncul dan apalagi ada Aline di sana.

"Mas Reza.." kata Indhira mengingatkan.

Dan Reza tidak peduli. Dia mengigit gemas ujung dada Indhira yang mulai mengeras karena ulahnya.

Indhira mendesis. Tangannya yang berpegangan diatas pundak keras lelaki itu mulai membenamkan jari-jarinya untuk menetralisir.

"Mas Reza, nanti dilihat orang lain," kata Indhira lagi menahan rahang lelaki itu yang mengeras.

"Aku nggak peduli, Dhi. Aku mau kamu. Disini," katanya penuh penekanan, matanya penuh gairah.

Reza menurunkan satu lagi tali di pundaknya yang lain dan kini kedua dada gadis itu terpampang di depannya. Reza menciuminya bergantian, sesekali memberikan jilatan di puncaknya untuk membuat Indhira mendesis pelan.

Indhira tidak tahan lagi. Jarinya meremas rambut lelaki itu sementara bibirnya mulai bermain di cuping lelaki itu.

Reza menggeram, "Aku butuh quickie, Dhi."

Reza menurunkan tubuh gadis itu ke dalam air sambil membimbing Indhira untuk melingkarkan kedua kaki di sekitar tubuhnya.

Reza berjalan menaiki tangga kolam renang dan membawa gadis dalam pelukannya itu kembali ke dalam gazebo. Dia menutup kain yang menjadi tirai penutup di gazebo itu sembarangan. Reza menjatuhkan gadis itu ke atas ranjang dan menempatkan kedua tempurungnya di kanan kiri tubuh Indhira.

Tangannya melepas bagian bawah bikini gadis itu sebelum menurunkan celana renangnya sendiri. Tanpa menunggu lama dia mempersatukan tubuh mereka, terburu-buru dan penuh hasrat.

Indhira menyernyit. Tubuhnya terasa perih dipenuhi lelaki itu terlalu tiba-tiba.

Lelaki itu bergerak cepat tanpa aba-aba. Kepalanya bersembunyi di antara cerukan leher gadis itu. Reza selalu begini saat bersama dengan gadis itu. Melihat Indhira mengenakan bikini dan menghirup aroma tubuhnya saja sudah berhasil membuat hasratnya naik tiba-tiba.

Indhira mengerang pelan setiap tubuh lelaki itu bergerak di dalamnya dan membuat inti mereka bergesekkan. Dia tidak ingin suaranya terdengar terlalu keras. Dia harus terus mengingatkan dirinya mereka ada di tempat umum. Kedua tungkainya bertaut di pinggang lelaki itu dan mengikuti gerakan Reza memasukinya.

Reza membenamkan inti tubuhnya sangat dalam di akhir pelepasannya. Dia mendesah puas sudah berhasil menyelesaikan maksudnya.

Indhira juga merasakan hangat lelaki itu di dalamnya.

Reza memisahkan dirinya dan kembali memakai celananya. Begitupun Indhira berusaha merapikan bikininya yang berantakan karena lelaki itu.

Reza berbaring puas setelah melampiaskan hasratnya ke gadis itu.

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top