Sqa - Tiga Ekor Kelinci
Chapter 24
Tiga Ekor Kelinci
Cahaya fajar perlahan mulai bersinar dari timur. Mira yang terbangun dari tidurnya berbalik menatap Melody yang masih mendekur. Entah mengapa, ia merasa ingin sekali bangun dan melihat matahari pagi.
Di luar, Saka dan Ellon masih tertidur pulas. Api di perapian masih menyala sedang. Tetapi Lei tidak terlihat di mana pun. Merasa tidak ingin ambil pusing. Mira memilih berjalan ke arah timur. Dia ingin melihat matahari terbit.
Karena arahnya ke arah hilir. Mira pun berjalan menelusuri tepi sungai. Setelah cukup puas melihat cahaya matahari di antara pepohonan. Mira memutuskan untuk masuk lebih dalam lagi. Namun, sekonyong-konyong seseorang menarik tangannya hingga membuat tubuh Mira tertarik ke arah belakang dan menubruk seseorang.
"Apa yang kau lakukan?" omel Lei dengan kesal. "Kau mau kabur?"
"Ck, lepaskan aku!"
Mira menarik diri menjauh dari Lei. Terdengar sedikit tersinggung dengan tuduhan Lei.
"Aku hanya berjalan-jalan saja melihat matahari pagi." Mira menjelaskan. Lei tampak tidak yakin, lalu ia bersiul pelan. Mendadak, odi muncul.
Pria itu lantas menaiki punggung si naga. Lalu mengulurkan tangan pada Mira. Gadis berambut semerah apel itu memberunggut kesal pada Lei.
"Sekarang, malah kau yang mau kabur."
Lei memutar bola mata malas.
"Kau ingin melihat matahari pagi, 'kan? Akan lebih baik melihatnya dari atas."
Mira berpikir sebentar. Tampak setuju dengan usul Lei. Tangan Mira terulur untuk menggapai tanga Lei. Setelah menggenggam tangan Mira. Lei sontak menarik Mira ke atas punggung Odi dengan sangat cepat.
Saat Mira berkedip mereka sudah ada di atas pepohonan. Odi tidak terbang menjauh. Kepalan sayapnya masih diam di tempat. Cahaya keemasan pagi, menyapu wajah Mira dan Lei.
"Lei," lirih Mira.
"Apa?"
"Kau sebelumnya tahu tentang Naigra, bukan?" tuduh Mira. Lei bergumam kecil. Tetapi Mira sudah tahu apa artinya.
"Kenapa? Apa Paman juga tahu?"
Lei tidak menjawab dan itu membuat Mira terpaksa menoleh. Hal itu menyebabkan wajah keduanya tampak sangat dekat. Beberapa senti lagi, bibir keduanya bisa saja bertemu.
"Aku tidak punya hak menjawabnya."
"Artinya kau tahu." Mira bertukas kesal. Ia berenggut menatap matahari. "Jika Paman mempercayaiku padamu. Artinya, kalian berdua sama-sama tahu."
Mira menggenggam tanduk kecil Odi dengan kuat. Naga itu menyadari emosi yang ada. Lantas, ia pun terbang merendah ke bawah.
Saka yang sudah terbangun sedang menatap mereka dengan senyum lebar.
"Aku juga mau lihat matahari pagi dari atas." Saka berseru semangat saat Mira turun dari punggung Odi.
"Kita akan bersiap." Lei lalu menarik paksa Saka mengikutinya. Remaja itu memayunkan bibir dengan kesal. Tetapi tetap saja menurut.
Ellon dan Melody juga telah terbangun. Mereka berkemas secepat yang mereka bisa. Lalu mereka berempat memandang ke arah Saka. Hanya ada satu naga ras Alghus dan seekor kuda. Tidak mungkin meninggalkan Saka begitu saja.
"Aku punya ide." Usul Melody. "Aku dan Mira akan naik kuda bersama, sedangkan para lelaki menaiki si naga."
"Aku setuju!" Saka langsung menyahut. Ellon mah tampak setuju saja. Apapun yang akan Melody katakan, dia akan menurut. Berbeda dengan Lei yang jelas sekali keberatan dengan usul Melody.
Jadi, ketiganya memandang Lei penuh harap. Berharap pria dingin itu setuju. Mira pun memasang tampang penuh permohonan tetapi mengancam.
"Baiklah, aku setuju. Kita akan mencari kampung terdekat untuk perjalanan selanjutnya."
Saka bersorak senang. Lalu beradu tepuk tangan bersama Ellon. Mira dan Melody saling melempar senyum. Sebenarnya, ini sudah tidak sesuai rencana Lei. Tujuannya adalah membawa Mira ke Aestival. Bukan menambah beban selama perjalanan.
.
.
.
Perjalanan panjang menembus hutan dimulai. Para wanita yang menunggang kuda berjalan di depan. Lei dan yang lain terbang mengawasi dari belakang.
Mereka tidak pernah berhenti sekalipun. Jarak dari Land of Green ke pemukiman lain cukup jauh dan akan memakan waktu berhari-hari. Mereka hanya akan berhenti sesekali untuk beristirahat.
Sekarang, matahari tengah menggantung tinggi di atas. Namun, karena lebatnya dedaunan hutan dan kanopi-kanopi pepohonan. Cahaya matahari dapat tertahan.
"Kita istirahat." Lei berseru cukup keras hingga Melody yang menunggangi kuda segera menarik pelana.
"Di sini?" tanya Melody memastikan.
"Ya di sini."
Lei turun dari punggung Odi. Tetapi Saka menolak turun. Ellon membiarkannya. Untunglah, Odi juga tidak keberatan Saka berada di atasnya.
"Tunggu di sini. Kami akan mencari makanan." Lei berucap pada Mira. Kemudian menarik Ellon untuk mengikuti.
"Hey!" Pria duyung itu memprotes. Tetapi dia bisa apa. Lei menggeram kesal dengan tatapan electric blue.
"Oke." Ellon mengalah. Tetapi masih sempat mencuri pandang menatap Melody.
"Kau ini tidak pernah jatuh cinta ya?" tanya Ellon penasaran. "Pasti hidupmu hampa. Tanpa ekspresi terus kuperhatikan."
Lei tidak menjawab. Lebih tepat tidak mempedulikannya. Merasa cukup jauh berjalan. Ia berhenti melangkah. Ellon pun kian penasaran.
"Ada apa?"
Lei meliriknya dengan tajam.
"Bisa berburu kelinci?"
"Kurasa, aku bisa. Tetapi aku tidak tega membunuh makhluk menggemaskan itu."
"Rusa?" tanya Lei
"Binatang itu terlalu indah."
Lei semakin merasa kesal.
"Oke, tangkap bangsamu. Kami perlu makan."
Ellon kini malah ikut tersulut emosi. Dia ingin mengeluarkan sedikit serangan sihir. Tetapi dibalas Lei dengan warna mata yang seolah membara.
Ellon tidak yakin, dia mengerjab beberapa kali. Electric blue Lei berubah seperti lidah api. Tetapi ketika ia berkedip lagi. Lei sudah menghilang.
"Pria ini!" kesal Ellon. "Dia pergi sendiri."
Pria duyung itu lantas duduk bersandar di dekat batang pohon berlumut. Dengan kedua tangan di belakang kepala. Ellon bersiul dengan senandung yang indah. Ia memejamkan mata. Menikmati waktu yang ia buat.
Tak lama kemudian. Ellon yang merasa cukup lama menunggu Lei tidak kunjung datang. Membuat ia menjadi sedikit cemas. Bisa jadi, Lei sengaja meninggalkannya.
Karena sudah berpikir seperti itu. Ellon lantas mengangkat tiga ekor kelinci liar yang sedang mendekur di dekat kakinya.
"Maafkan aku. Tapi kami lapar."
.
.
.
Tiga ekor kelinci yang Ellon bawa terlepas begitu saja di tangannya. Matanya terbelalak ketika sesuatu entah apa itu sudah dipanggang di atas bara api.
Saka tanpa menikmati sesuatu yang baru saja ia lahap. Melody dan Mira terlihat sudah selesai makan, sedangkan Lei tampak sedang bersandar di kanopi-kanopi pohon yang tumbang dengan mata tertutup.
Lei yang seolah sadar kedatangan Ellon membuka satu matanya. Lalu tersenyum tipis.
"Hola, Ellon. Kupikir kau sedang berburu ikan."
Ellon yang merasa dipermainkan melayangkan tatapan tajam ke arah Lei. Mira dan Melody yang kebingungan, tertengun menatap perubahan emosi di wajahnya.
"Kau kenapa?" celutuk Mira. "Apa ada sesuatu yang terjadi?"
Ellon melirik sekilas ke arah Mira. Lalu bergerak ke arah Melody si pujaan hati.
"Bukan apa-apa."
Ellon berjalan lesuh menghampiri Saka. Akan tetapi, Mira tahu. Lei pasti berbuat sesuatu padanya selama memburu makanan.
__/_/___
Tbc
ಥ⌣ಥ
Setelah sekian purnama. Akhirnya, aku bisa melanjutkan cerita ini. Maafkan aku para karakterku. Kalian pasti kesal padaku.
Aku sibuk sama yang lain dan melupakan kalian😭😭😭
Terima kasih, bagi yang masih menyimpan ini di reading list kalian.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top