Reka- Bik Pati

Chapter 8
Bik Pati

Mira dibawa oleh Bik patih jauh ke dalam anak tangga yang melandai turun. Semua herbalist atau pharmagician seperti dirinya. Merasa bahwa memiliki ruangan bawah tanah di dalam rumah bukanlah hal yang mengejutkan.

Awalnya Mira berpikir bahwa itu adalah sebuah laboratorium. Tapi rupanya itu seperti rumah kaca mini yang di bangun di dalam lubang tanah.

Hamparan rumput menjadi karpet hijau di tempat tersebut. Tak ada botol-botol kaca atau gelas-gelas erlemenyer yang berjejer. Kubahnya transparan, tapi di rambati oleh tanaman. Jadi, cahaya sinar matahari yang masuk tidak terlalu menyilaukan.

Bik Pati pun lalu duduk bersila di tengah ruangan dan membuka sebuah kain cokelat yang tergulung.

Isinya, menampilkan beberapa bahan kering yang berjejer rapi. Mira mengambil tempat dengan ikut duduk bersila di depan Bik Pati.

"Helaian bunga matahari," lirih Mira ketika mengidentifikasi helaian kelopak berwarna kuning. "Daun semanggi berkelopak empat?" tanya Mira tidak percaya.

Bik Pati hanya tersenyum tipis dan membiarkan Mira melihat semua bahan.

"Akar gingseng putih, sebotol cairan apa itu?" Mira mendongak menatap Bik Pati.

"Air mata naga." Ia menyeringai dengan senyum mirip seorang psikopat. "Dan di botol hijau itu adalah cairan dari lumut salju."

Amber Mira kembali terarah pada botol vial kecil yang ditunjuk oleh Bik Pati. Mira menghitung semuanya, ada empat bahan yang tersedia. Seharusnya semua bahan berjumlah 6. Masih tersisa satu bahan.

"Darah dari gadis suci," tukas Mira kemudian.

Dalam bahan pembuatan ramuan Birth of Sunflower. Tiap bahan memiliki fungsinya masing-masing. Helaian kelopak bunga matahari berfungsi sebagai bahan sihir yang berguna dalam energi kehidupan.

Daun semanggi berkelopak empat. Memiliki efek sihir dalam meningkatkan stabilitas mana dan juga sebagai efek power dalam kekuatan seseorang.

Akar gingseng putih memiliki khasiat sihir dalam meningkatkan stabilitas bahan lain bersamanya.

Lalu, air mata naga berfungsi sebagai katalisator dalam melarutkan semua bahan. Menggantikan tugas air bulan. Air mata naga adalah bahan yang paling langkah dan paling sulit untuk di dapatkan.

Air mata Naga memiliki efek sihir untuk meregenasi sel-sel dalam jaringan tubuh makhluk hidup. Siapapun yang meminumnya dapat hidup berabad-abad lamanya. Inilah bahan utama dari ramuan Birth of Sunflower.

Kemudian, lumut salju. Pada dasarnya lumut tidak bisa hidup dalam salju atau di atas salju. Namun di utara, jika seseorang mendapatkannya.

Bahan sihir ini dapat memberikan pengobatan yang terbaik dalam menyembuhkan berbagai penyakit. Alasan paling mendasar mengapa Ramuan ini adalah ramuan terlarang.

Karena bahan akhirnya adalah mendapatkan darah dari seorang gadis suci. Sebutan ini di sematkan pada para remaja di atas 17 tahun yang belum pernah mengalami jatuh cinta, ciuman pertama dan hubungan intim bersama pasangan.

Hal-hal tersebut mengidentifikasi bahwa mana yang mengalir bersama darah masih cukup bersih dalam melakukan riktual dan elemen sihir lainnya.

"Bahan terakhir," ujar Mira. "Benda itu tidak ada di sini?"

"Kau!" tunjuk Bik Pati. "Bahan terakhir ada pada dirimu. Kau memenuhi semua kiteria."

Mira nampak tercengang mendengar tuduhan tersebut. Secara logika, ia memang belum pernah mengalami segalanya. Dirinya sendiri sibuk membangun karir ketimbang mencari jodoh.

"Apa aku harus?" tanyanya ragu. Padahal sebelumnya, ia terlihat cukup antusias.

"Harus ada balasan," sahut Bik Pati tanpa penawaran.

Mira terdiam sebentar. Lalu menggangukkan kepalanya. Detik berikutnya, ia mulai meracik semua bahan dengan perlengkapan yang di datangkan si bocah laki-laki.

Lei yang berniat turun guna melihat apa yang sedang terjadi. Dicegat oleh pelindung transparan di depan undakan anak tangga.

Firasat Lei benar, wanita yang sedang bersama Mira bukanlah orang biasa. Bik Pati memiliki sesuatu yang besar dalam dirinya.

Berkali-kali bastard sword menebas pelindung tak kasat mata tersebut. Tapi pelindung itu sama sekali tidak rusak.

"Vinivera," bisik Mira sambil memejamkan mata. "Cairan yang semula berwarna hijau pucat keputihan. Berangsur-angsur berpendar dalam liukan cahaya kebiruan di dalam botol kaca ukuran sedang.

Tak menunggu waktu lama. Sebuah cairan berwarna kuning terang menjadi warna yang mengisi botol.

Bik Pati lalu merampas minuman tersebut dari tangan Mira dengan kasar. Senyum di wajahnya semakin lebar dan hal itu membuat Mira dan si bocah laki-laki menjadi merinding.

"Sekarang giliranku," tukas Mira dengan tegas. "Bagaimana cara mengendalikan mana sebagai media penyembuhan?"

"Mana setiap orang memiliki keunikannya masing-masing. Kau memiliki hal lebih dan istimewa di banding orang lain," jelas Bik Pati. "Bahkan aku. Kau bisa menjadi rival yang baik untukku. Energimu tidak seimbang karena naga dalam dirimu masih tertidur dan kau perlu membangunkannya."

Raut wajah Mira sulit untuk di artikan.

"Manamu bercampur dengan sang naga. Kau keturunan uros. Dan tiap uros harus bisa mengendalikan naga mereka. Punyamu hanya tertidur. Bangunkan saja dia dan masalahmu beres."

Suara seperti pecahan kaca yang jatuh berkeping-keping. Membuat percakapan Mira dan Bik Pati terhenti.

Lei muncul dengan urat-urat biru di sekitar leher. Ia pun melirik tajam ke arah Mira dan Bik pati secara bergantian.

"Siapa kau sebenarnya?" tanya Lei dengan pedang terarah pada Bik Pati.

"Kesepakatan kita habis," tandas Bik Pati. "Sampai jumpa."

Asap putih tiba-tiba menyeruak di sekeliling Lei dan Mira. Mereka pun langsung terbatuk-batuk, ketika asap putih tersebut perlahan menghilang.

Keduanya tidak lagi di dalam rumah Bik Pati—melainkan di tengah jalan raya desa.

"Apa yang terjadi?" Lengan Mira ditarik kasar oleh Lei.

"Bisa pelan-pelan tidak?" ngerutu Mira. "Dia melemparkan asap teleportasi."

"Apa yang kalian berdua lakukan?" tanya Lei lebih lanjut.

"Seperti kesepakatan kami sebelumnya dan— Oh Freya. Tanganmu!"

Mira menunjuk pada buku-buku tangan Lei yang berdarah dan si pemilik elektric blue tersebut segera menyembunyikan tangannya di balik punggung.

"Dia itu penyihir," tandas Lei, mengabaikan tangannya yang berdarah. Mira menatapnya tidak percaya.

"Jadi begitu?" gumam Mira, "media penyembuhnya jauh lebih berpusat pada mana."

Siulan kembali terdengar. Cloudy kembali terbang dan menukik di depan Lei dan Mira.

"Kita harus segera pergi."

"Tapi aku lapar," ucap Mira dengan wajah memelas. "Kau belum memberiku makan sejak kita pergi."

Eletric blue milik Lei hanya menatap dalam diam. Ia lalu kembali memberikan instruksi pada Cloudy untuk kembali terbang dan ia sendiri berjalan masuk ke dalam salah satu kedai.

Ketika ia baru saja menginjakkan kaki di dalam ruangan. Beberapa pria dengan jubah hitam bersimbol ular hijau mengalihkan tatapan mereka menjadi satu pada Lei.

Saat Mira berjalan masuk menyusul. Ia tertengun melihat Lei yang hanya berdiam diri di tempat. Merasa ada yang aneh. Gadis berambut apel itu memutar kepalanya.

Beberapa pelanggan pria dengan ekspresi beraneka rupa menatap mereka dengan aura intimidasi yang terkesan dalam. Amber milik Mira semakin melebar saat ia beradu pandang dengan seorang pria yang salah satu matanya dipakaikan penutup mata.

"Tristan," gumam Mira

_/_/_/_/_/_/_____

Bersambung...

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top