Chapter 5 : Idola (Part 1)

Dua hari setelah bergabungnya Seiji dan Shizuka.

"Hei, apa kalian tahu Rekka-chan? Ia sangat terkenal belakangan ini."

Ujar Tsumire tiba-tiba.

"Rekka-chan? Ya, aku tahu. Banyak yang bilang suaranya mengagumkan."

"Rekka-chan?"

"Kau tidak tahu, Yuusuke?"

"Hoshino Reika, lebih akrab dipanggil Rekka-chan. Artis cilik berumur 13 tahun yang sedang naik daun."

"Hoo, artis, ya. Aku jarang nonton TV, sih."

"Dasar kudet (kurang update)."

Ejek Akira.

"Hah?! Sialan kau!"

"Sialan apanya, hah?"

Akira menatap Yuusuke dengan senyum liciknya.

"Ahahahaha... buku ini lucu sekali!"

Yuusuke tertawa, mencoba untuk mengalihkan pembicaraan. Keringat dinginnya bercucuran.

Kirika menghela napas,

"Yuusuke, bukumu terbalik."

"Eh? Oh iya! Ahahaha! Terbalik pun tetap saja lucu, ya!"

"Kau ini memang bodoh, ya? Lama-lama jadi menjijikan."

Kirika menatap Yuusuke dengan jijik.

"Apa kau benar-benar berumur 16 tahun? Kau terlalu bodoh untuk seumuranmu. Tidak, kau terlalu bodoh untuk menjadi manusia."

Sambung Homura dengan dingin.

"Ahaha..."

Yuusuke memaksakan tawanya. Sial.. perempuan disini menyeramkan.. batin Yuusuke.

"Sudahlah, tak perlu ditanyakan juga kita tahu kalau dia itu bodoh."

"Dari kecil memang begitu, kok."

Tambah Seiji dan Ryota.

"Ehh? Kalian juga?!"

"Sudahlah, cukup dengan Yuusuke bodoh. Memang benar sih.."

"Tsumire-san!"

"Daripada itu, bagaimana kalau besok kalian menonton konser Rekka-chan? Belakangan ini, misi kalian selalu serius. Sekali-kali santai juga tidak masalah kan?"

Usul Tsumire.

"Wah, boleh tuh. Aku penasaran dengan penampilannya."

"Hmm, sepertinya menarik."

"Sebenarnya, aku tidak terlalu tertarik. Tapi, terserah kalianlah."

"Akhirnya, hiburan..."

"Aku tidak peduli dengan Rekka-chan!! Aku hanya butuh hiburan sekarang!"

"Terserah kalian saja."

Tsumire tersenyum.

"Kalau begitu, aku akan menyiapkan tiketnya."

"Tunggu dulu! Bagaimana dengan Homura? Bukannya kemarin Hiromi bilang kalau Homura harus benar-benar istirahat selama seminggu?"

"Ah.., iya juga."

"Tidak. Tidak usah pedulikan aku."

"Hah? Kalau Homura tidak ikut, aku juga tidak ikut!"

"Tidak seru kalau tidak ada mereka berdua. Apa kita pergi di lain waktu saja?"

"Ya, sebaiknya begitu."

Homura mendengus kesal. Ia berdiri.

"Tidak! Kalau begitu kita pergi besok!"

Katanya dengan kesal.

"Hah? Benar tidak apa-apa?"

"Tidak usah memaksakan diri.."

"Kalau aku bilang besok ya besok! Lagipula-.."

"aku benar-benar benci dikasihani..."

Lanjutnya dengan pelan.

Ryota menatap Homura lalu tersenyum.

"Kalau begitu, kita pergi besok saja. Homura sendiri bilang kalau dia tidak apa-apa, kan?"

"Iya. Sepi juga kalau tidak ada bocah yang suka protes!"

Ejek Seiji.

"Hei!"

"Baiklah. Kalau begitu, kusiapkan dulu tiket untuk besok."

***

Keesokan Harinya.

"Ini tiketnya. Jangan sampai hilang ya."

Tsumire memberikan 6 tiket kepada Ryota.

"Ya. Akan kusimpan."

"Tunggu dulu. VVIP?! Yang benar saja?! Sebenarnya darimana kau mendapatkan ini?!"

Seru Akira seraya merebut tiket dari tangan Ryota.

"Fufu.. itu tidak penting~"

"Sudahlah, Akira. Itu bukan hal yang perlu ditanyakan."

Homura menatap Akira dengan tatapan itu-hal-yang-sudah-pasti.

Yang kaya mah beda, ya... batin Yuusuke. Ia hanya bisa menghela napas pasrah.

"Hei bocah. Jangan sampai kau hilangkan tiketnya ya!"

"Hah? Ini aku yang pengang? Sebaiknya jangan deh! Aku payah dalam menyimpan barang. Homura, kau saja. Nih."

Akira menyerahkan 6 tiket konser Rekka-chan ke Homura.

"Maaf, tidak menerima penitipan barang."

Tolak Homura dengan datar.

"Sudahlah. Biar aku saja yang pegang."

Ryota meminta kembali 6 tiket yang dipegang Akira.

"Ya. Sepertinya yang pandai menyimpan barang cuma kau, ya. Nih."

Kata Akira sembari memberikan tiket ke Ryota. Ryota menerimanya dan langsung memasukkannya ke dalam tas.

"Kalau begitu, selamat bersenang-senang. Hotaka-san sudah menunggu di depan. Ia akan mengantar kalian."

"Tunggu, Tsumire, kau tidak ikut?"

"Tidak. Aku tidak bisa meninggalkan markas ini. Tenang saja, aku juga bisa melakukan hal yang menyenangkan disini, kok."

"Hm.. baiklah kalau begitu. Kami berangkat!"

***

"Aku salah. Ternyata konser lebih menyeramkan daripada kantin sekolah."

Mereka baru saja sampai di tempat konser. Ratusan orang berdesak-desakan disana. Kebanyakan dari mereka adalah laki-laki berikat kepala dengan kaus bertulisan 'I LOVE REKKA-CHAN'. Tidak lupa dengan lightstick yang sudah siap digenggamannya.

"Tidak. Ini bukan hiburan."

"Entah kenapa, aku menyesal telah tertarik dengan Rekka-chan."

"Yang benar saja?! Apa-apaan ini?!"

"Baru beberapa menit berdiri disini, dan aku mulai merasa dehidrasi."

"Tenanglah, kita memiliki tiket VVIP. Setidaknya tidak seburuk ini."

Hibur Ryota.

"Konsernya baru mulai satu jam lagi. Ayo kita duduk dulu disitu."

Lanjutnya.

Ryota dan lainnya segera duduk di kursi panjang yang dipayungi oleh pohon besar, sehingga sinar matahari yang panas tidak langsung membakar mereka.

"Kalau begitu, aku beli minuman dulu."

Kata Yuusuke sembari merogoh saku untuk mengambil dompetnya.

"Ada yang mau nitip?"

Tanyanya.

"Apa saja asalkan dingin."

Jawab Kirika disusul dengan anggukan lainnya.

"Baiklah."

Yuusuke menelusuri lapangan besar ini untuk mencari mesin penjual minuman.

"Ah, itu dia."

Ia menemukan sebuah mesin penjual yang berada di sebuah jalan kecil, satu-satunya tempat yang sepi dengan orang.

Dimasukkannya selembar uang yang cukup untuk membeli minuman pesanan lainnya juga.

"Hmm? Sepertinya teh dingin untuk semuanya sudah cukup."

Setelah semua minuman yang dipesannya keluar, Yuusuke segera berlari kembali ke tempat Ryota dan lainnya.

Aku harus cepat memberikannya ke yang lain selagi masih dingin. Sepertinya lewat situ lebih cepat. Batin Yuusuke. Ia terus berlari menelusuri jalan sempit.

"Ah, itu dia jalan keluarny-!"

BRAK!

"Aw... kakiku..."

Tanpa sengaja, Yuusuke menabrak seorang gadis yang sedang membawa segelas susu coklat. Susu coklat yang dibawa gadis itupun tumpah membasahi baju Yuusuke. Minuman yang dibawa Yuusuke juga jatuh berserakan di tanah.

"Ah... maafkan aku.. kau tidak apa-apa?"

Yuusuke mengulurkan tangannya, mencoba membantu si gadis itu.

"Tidak apa-apa~ Daripada itu, bajumu! Aduh, maafkan Rekka-chan, ya! Sepertinya Rekka-chan gugup sebelum tampil!"

"Rekka-chan? Eh?! Aku benar-benar minta maaf! Apa ada yang bisa kubantu untuk menebus kesalahanku?!"

Yuusuke terlihat panik. Rekka-chan tersenyum. Ia lalu mendekatkan mulutnya ke telinga Yuusuke, hendak membisikkan sesuatu.

"Kalau begitu, patuhlah padaku dan perlakukan aku layaknya seorang putri~!"

*** 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top