Chapter 3 : Misi (Part 1)

Semalam sebelum memasuki SMA Ichidai.

Tsumire duduk di kursinya dengan setumpuk baju seragam di sampingnya.

"Kalian akan menyamar masuk ke SMA Ichidai. Jadi, tentu saja kalian harus memakai seragam sekolah. Aku sudah menyiapkannya sesuai ukuran kalian."

Kata Tsumire sambil memberikan salah satu seragam ke Yuusuke.

"Tapi ada satu masalah. Mizuno-kun, tidak ada seragam dengan ukuranmu. Jadi kau harus memakai bajumu sendiri. Yang pasti, kau harus memakai kemeja putih seperti yang lainnya."

Lanjut Tsumire.

"Tidak apa-apa. Aku sudah menyiapkannya, kok!"

Akira bekata sambil mengacungkan jempolnya.

"Hei. Tunggu! Dia juga ikut masuk SMA Ichidai?! Bukannya dia masih belum cukup umur untuk masuk SMA?!"

Tanya Yuusuke kaget.

"Tidak sopan! Aku sama seperti Homura, 14 tahun!"

"Hah?!............kecil sekali.."

Bisik Yuusuke. Akira menatap tajam Yuusuke.

"Apa katamu?! Hah?!"

Serunya.

"Bagaimana bisa kau mendengarnya?!"

Tanya Yuusuke sambil megangkat kedua tangannya.

"Salahmu sendiri. Akira bisa mendengar suara sejauh 10 km lebih. Lagipula, indraku yang tidak terlalu tajam juga bisa mendengar suaramu tadi."

"Oooh. Jadi intinya indra Homura lebih payah daripada Akira, ya?"

Homura mengeluarkan pedangnya dan dengan cepat mengayunkannya ke arah leher Yuusuke sebelum Yuusuke sempat membuat barrier. Tepat sebelum menyentuh leher Yuusuke, Homura menahan pedangnya dan dengan tajam menatap Yuusuke.

"Terima kasih pujiannya, Takagi Yuusuke."

"Ma-maaf. Homura...-sama."

Badan Yuusuke membeku. Tatapan Homura yang seperti akan membunuhnya membuat sekujur tubuhnya merinding.

Setelah merasa cukup, Homura kembali menyarungkan pedangnya.

"Hahahaha! Apa kau sudah gila, Yuusuke? Berani sekali kau berkata seperti itu pada Homura!"

Akira tertawa memecah ketegangan. Suasana sedikit demi sedikit mulai mencair.

"Ah, iya, maafkan aku, Homura."

"Kali ini aku memaafkanmu. Lagipula, sepertinya aku yang terlalu berlebihan."

Homura kembali duduk dan meneguk teh hangat yang diberikan Tsumire.

"Huft..., syukurlah."

Yuusuke menghela napas lega. Setidaknya ia masih bisa hidup lebih lama lagi.

"Tapi, kalau kau melakukannya lagi. Sebaiknya seseorang harus menahanku."

Tambah Homura sambil menatap tajam Yuusuke.

"Sudahlah, Akagi-san. Sepertinya Yuusuke juga tidak punya nyali untuk melakukannya lagi. Dan, ini seragammu."

Tsumire memberikan salah satu seragam perempuan ke Homura.

"Haruskah aku memakai ini?"

Tanya Homura yang sedikit keberatan.

"Hmm.., peraturannya sih, wajib memakai seragam. Tapi...."

"Aku tidak terlalu nyaman memakai rok."

Tsumire memperhatikan seragam Homura.

"Yah, sepertinya juga banyak yang tidak memakai seragam. Tapi seperti yang kubilang tadi, kau wajib memakai kemeja."

Homura mengangguk. Tsumire tersenyum.

"Lalu, bagaimana dengan pedangmu itu? Kau tidak mungkin akan membawanya ke sekolah, kan?"

Tanya Ryota. Homura melepaskan pedangnya.

"Benar juga. Sepertinya aku harus membungkusnya dengan tas kendo."

"Ah, satu lagi. Kita, kan, buronan. Bagaimana dengan samaran kami?"

Tanya Ryota lagi. Tsumire tersenyum lalu mengambil selembar kertas.

"Tentu saja aku sudah menyiapkan nama samara. Coba kau lihat."

Tsumire memberikan selembar kertas tersebut ke Ryota. Ryota membaca isinya.

"Hmm.. Ryota, Arata Rentaro. Yuusuke, Arata Keiichi. Kirika, Mizuki Ami. Homura, Katashi Ayaka. Dan Akira, Shimizu Rin."

"Hmm.... Lumayan, lah."

"Kalau begitu, persiapkan diri kalian, ya. Kalian akan kumasukkan di kelasnya Seiji."

Kata Tsumire mengakhiri rapat atau pertemuan malam ini.

***

Keesokan harinya, pagi hari.

Yuusuke memperhatikan penampilannya melalui cermin. Ia sudah memakai seragam sekolah SMA Ichidai.

"Hmm..., lumayan juga seragam ini. Tapi, SMA Ichidai mengingatkanku pada SMA ku dulu. Bagaimana kabarnya ya?"

Katanya pada diri sendiri sambil merapikan dasinya.

"Hoi, Yuusuke. Apa kau sudah selesai? Tsumire menunggu kita."

Tanya Kirika yang sedang menunggu di depan kamar Yuusuke. Di belakangnya terdapat Ryota yang sudah siap dengan seragam SMA Ichidai nya.

"Ah, iya, Shiroi-san. Ayo kesana."

Yuusuke mengambil tasnya dan segera membuntuti Kirika dan Ryota ke ruangan Tsumire.

Setelah sampai di ruangan Tsumire, terlihat Homura dan Akira yang sudah menunggu disana. Homura sudah siap dengan seragam perempuan SMA Ichidai dan celana hitam. Sedangkan Akira kemeja putih dengan dasi dan celana olahraga didalam rok pendek.

"Homura, memangnya tidak apa-apa memakai celana begitu? Bukannya nanti kau akan dikira laki-laki?"

Tanya Ryota sambil memperhatikan penampilan Homura.

"Itu tidak penting. Lagipula, ini kan seragam perempuan. Dan aku tidak nyaman memakai rok pendek."

Jawab Homura santai.

"Tunggu sebentar...., apa aku yang salah lihat? Akira, apa yang kau lakukan? Kenapa kau memakai rok? Sekarang, kau berniat berubah menjadi perempuan, ya?"

Tanya Yuusuke sambil memperhatikan dengan tajam penampilan Akira.

"Apa maksudmu?! Kan, dari awal aku memang perempuan!!"

Protes Akira.

"Hah??!! Kau perempuan!!?? Itu tidak mungkin!! Apanya darimu yang seperti perempuan?! Rambut pendek yang acak-acakan itu! Badan bocah itu! Dan terutama.., dada rata yang seperti landasan pesawat itu!!"

Protes Yuusuke balik sambil menunjuk dada Akira.

"Hah..?! Apa katamu, Yuusuke?! Tidak sopan sekali mengejek perempuan seperti itu!!"

Kata Akira sambil menutupi dadanya. Wajahnya memerah.

"Tetap saja aku tidak percaya!! Paling tidak, tunjukkan sesuatu sebagai bukti!!"

Seru Yuusuke bersemangat.

Buk! Homura meninju perut Yuusuke dengan keras.

"Ma...maafkan aku..., Homura-sama...."

Kata Yuusuke dengan lemas.

"Sudahlah, kalian ini. Semuanya sudah terkumpul kan?"

Tanya Tsumire.

"Sudah."

"Kalau begitu, kalian akan diantar oleh Hotaka-san ke SMA Ichidai. Satu pesan saja dariku, jangan membuat masalah."

Lanjut Tsumire. Yang lainnya mengangguk dan mengikuti Hotaka-san berangkat ke SMA Ichidai.

"Oh iya, aku melupakan satu hal. Disana, Seiji dikenal dengan nama Itou Kazuya."

Tambah Tsumire.

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top