Chapter 2 : Target (Part 2)

"Kita harus membeli apa saja?"

"Daging sapi 5 kilo, bayam, wortel, kentang, telur 2 kilo, susu, ayam filet, brokoli, kol ...."

Jawab Kirika. Ia memasukkan semua yang ia katakan kedalam tas belanjaan.

"Ya ampun. Banyak sekali."

"Tentu saja. Biasanya kita membeli bahan makanan 5 bulan sekali. Jadi kita harus beli banyak."

"Memangnya uangnya cukup?"

"Ryota memberimu 800.000 yen, kan? Pasti cukup."

"Sebenarnya kalian itu dapat uang dari mana? Aku takut dengan kalian."

"Tsumire adalah pemilik Kazanari Company, masa kau tidak tau?"

"Kazanari Company ...? Perusahaan besar itu?!"

"Kau baru sadar? Dasar bodoh."

"Pantas saja aku merasa pernah mendengar namanya ...."

"Cukup bicaranya. Ayo kita bayar!"

"Iya!"

Kirika dan Yuusuke berjalan menuju kasir dan membayar bahan makanan yang mereka beli.

"Totalnya 760.000 yen."

"Ah, baik."

Yuusuke mengeluarkan kantung uang yang diberikan Ryota dari sakunya dan membayar.

"Kembaliannya 40.000 yen. Terima kasih."

"Sama-sama."

Kirika dan Yuusuke menenteng kantung belanjaan untuk kembali ke markas.

"Yuusuke, berhenti."

Kata Kirika tiba-tiba sambil menahan tangan Yuusuke.

"A-ada apa?"

Kirika terdiam sebentar.

"Ikut aku. Kearah sini."

Kirika menarik tangan Yuusuke dan membawanya ke sebuah tempat konstruksi bangunan yang sepi.

"Shiroi-san, kenapa kita ada disini?"

Yuusuke bertanya. Kirika tidak kunjung menjawab.

"Shiroi-san?"

"Ssst ...! Diam. Ada musuh!"

Kata Kirika.

"Musuh?!"

Kirika membuka tutup lubang pembuangan air dan memasukkan barang belanjaan tadi kedalamnya, lalu kembali menutupnya.

"Datang!"

"Ketemu."

Kata Genus. Ia dan Ignis berdiri diatas atap bangunan.

"Ayo cepat selesaikan ini, Genus."

"Ya."

Ganus melompat dan melesat kearah Kirika. Ia menggerakkan tangannya. Es keluar dari tangannya. Kirika melompat mundur.

"AAA ...!"

Kirika berteriak. Genus mengangkat tangannya. Dinding es terbentuk, menahan gelombang suara Kirika. Ignis melompat kearah Yuusuke.

"Yuusuke!"

Seru Kirika. Yuusuke terkejut dan langsung memasang barrier.

"Hebat juga."

Ignis mengeluarkan api dari tangannya dan melemparkannya kearah Yuusuke. Yuusuke menggerakkan tiang-tiang besi yang tak terpakai dan menggunakannya sebagai penahan. Tiang-tiang itu meleleh. Dalam sekejap, Ignis langsung berada di belakang Yuusuke dan menendangnya. Yuusuke terpental dan menabrak dinding. Balok-balok besi yang tergantung diatasnya terjatuh menimpanya.

"Yuusuke! Akh!"

Kirika menahan serangan Genus.

"Oi! Kau meremehkanku? Jangan palingkan pandanganmu!"

Teriak Genus kesal.

"AAAAA ...!"

Kirika berteriak. Genus membuat 3 dinding penghalang.

"Berisik sekali! Matilah!"

Akira mengangkat tangannya. Es mengurung Kirika. Genus mengepalkan tangannya, dan es tersebut menukik kedalam menusuk Kirika.

"Akh!"

Kirika terjatuh. Ia memandang Yuusuke.

"Yuu ... suke ...."

"Kau baik-baik saja, Yuusuke?"

Tanya Ryota yang tiba-tiba datang entah dari mana.

"Ryota? Kenapa kau ada disini?"

Tanya Yuusuke bingung. Ryota menahan balok-balok besi itu dengan sebuah logam.

"Aku bisa merasakan bahaya. Yuusuke, bawa Kirika kembali. Biar aku yang mengurus ini."

"Oi, oi, kau meremehkan kami?"

Tanya Genus kesal.

"Tahan, Genus. Kau mau menggunakan itu?"

"Tenang saja, Ignis. Aku tidak akan menggunakannya hanya untuk melawan mereka."

"Yuusuke, bawa Kirika ke markas."

Perintah Ryota. Ia menggerakkan tangannya. Sekumpulan debu dan serpihan logam menyatu dan membentuk sebuah pedang. Ia berlari menyerang Genus. Genus menggerakkan tangannya, dan satu persatu es lancip muncul dari dalam tanah. Ryota menghindari serangan Genus dan menyerang Ignis. Ia menggerakkan tangannya. Pedang ditangannya tersebar kembali menjadi serpihan logam. Ia mengurung Genus dalam serpihan logam itu dan menyerangnya.

"Kau pikir aku akan kalah hanya dengan ini?!"

Tanya Genus kesal. Ia menggunakan esnya untuk keluar dari dalam kurungan Ryota. Ignis mengambil kuda-kuda dan menyerang Ryota. Ryota bertahan dan melompat mundur.

"Ryota!"

Seru Yuusuke. Kelihatannya ia kembali lagi setelah membawa Kirika kembali ke markas.

"Yuusuke! Apa yang kau lakukan?! Kembali ke markas!"

"Tak akan kubiarkan!"

Seru Genus. Ia menghadang Yuusuke.

"Genus, kuserahkan target padamu. Aku akan melawan pengganggu ini."

Kata Ignis. Genus mengangguk dan menyerang Yuusuke. Ignis menyerang Ryota dengan apinya. Ignis menggerakkan tangannya. Api Ignis menjalar mengelilingi Ryota.

"Dinding api."

Api Ignis melesat keatas, lalu menukik turun kearah Ryota.

"Debu."

Ucap Ryota. Debu-debu yang berada di seluruh tempat itu bergerak dan melesat kearah Ryota dengan cepat, dan membentuk sebuah penghalang diatas kepala Ryota.

"Kau pikir kau bisa menahan api nerakaku dengan debu itu? Fire meteor!"

Api yang menukik tadi membelah diri dan melesat bagaikan hujan meteor.

"Logam."

Serpihan logam yang berserakan melesat kearahnya dan membuat penghalang.

"Sudah kubilang itu tidak akan bisa menahan apiku!"

Seru Ignis.

"Bergabung."

Serpihan logam dan debu itu menyatu dan melindungi Ryota dari api Ignis.

"Mustahil!"

"Tak akan kubiarkan kau menyakiti Yuusuke."

Ryota melesat dan menyerang Ignis dengan debu dan serpihan logam. Ia mengurung Ignis didalamnya.

"Tak kusangka aku akan memakai ini ...."

Kata Ignis. Genus terlihat terkejut.

"Ignis! Kau mau memakai itu?!"

Seru Genus kaget. Ignis terdiam. Ia mengeluarkan pil yang diberikan Kopral Nanase dan menelannya.

"Gah!"

Ignis terlihat sangat kesakitan. Api keluar dari tubuhnya dan mengamuk.

"Apa?!"

"Ignis!"

Pertarungan Yuusuke dan Genus terhenti sebentar. Mereka memperhatikan Ignis dengan tatapan tak percaya. 2 buah telinga muncul di kepalanya, seperti telinga rubah, dan sebuah ekor muncul.

"Apa ... itu ...?"

"Rubah ... Kitsune."

Kata Genus.

"Kitsune?! Bagaimana bisa?!"

"Kau tak perlu tau!"

Seru Genus. Ia mengeluarkan pil itu juga dan menelannya.

"Argh!"

Dalam sekejap, seluruh tempat itu membeku. Rambut coklatnya berubah menjadi putih, 2 buah kuping dan sebuah ekor muncul. Bercak hitam yang ada di lehernya menjalar ke pipinya.

"Yuusuke! Kembali ke markas!"

Teriak Ryota.

"Ugh!"

Yuusuke menahan serangan Genus dengan barrier-nya. Barrier Yuusuke membeku, lalu pecah.

"Tidak mungkin!"

Genus meninju Yuusuke tepat di perutnya. Sebuah pukulan yang telak. Yuusuke langsung terpental dan menabrak dinding. Dinding tersebut hancur dan Yuusuke tergeletak.

"Ukh ...."

Yuusuke berusaha bangun. Genus sudah berada tepat di depannya dan menendang Yuusuke. Yuusuke terjatuh, darah keluar dari mulutnya. Ia menggerakkan balok-balok besi dan mengurung Genus.

"Bagus! Bunuh dia!"

Seru Ryota. Brak!! Ignis menyerangnya. Ia menghindar. Yuusuke berdiri dengan terengah-engah. Aku harus ... membunuhnya ... batin Yuusuke.

Tolong ... tolong aku ...! Sebuah suara terdengar dalam kepala Yuusuke. Yuusuke tersentak. Suara siapa itu?

Sakit ... kumohon ... tolong aku ...! Suara itu kembali terdengar. Yuusuke menutup telinganya. Suara itu tetap terdengar. Yuusuke mencari arah asal suara itu. Tidak ada orang selain mereka ... kan? Kalau begitu ... siapa?

Yuusuke melihat kearah Ignis dan Genus. Mereka terlihat marah, tapi-air mata mereka menetes. Yuusuke tertegun. Mereka ... batin Yuusuke. Brak! Yuusuke mengeluarkan Genus dari kurungan balok besinya.

"Yuusuke? Apa yang kau lakukan?!"

Seru Ryota kaget.

"Maaf, Ryota ... tapi kurasa mereka kesakitan ...."

Kata Yuusuke.

"Apa maksudmu?"

Tanya Ryota. Ignis dan Genus melesat kearah Yuusuke sambil menyiapkan cakarnya. Yuusuke tetap diam tak bergerak.

"Yuusuke!"

Teriak Ryota.

JLEB.

Ignis dan Genus menusuk perut Yuusuke. Darah menetes dari mulut Yuusuke. Ia memegang bahu Ignis dan Genus.

"Tertangkap."

Sriiing ...!

Sebuah cahaya putih bersinar dari tangan Yuusuke. Cahaya putih itu bersinar makin terang. Ryota menutup matanya.

Bruk ...

Ignis dan Genus terjatuh. Wujud mereka kembali seperti semula. Yuusuke tersenyum, lalu terkapar di tanah.

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top