Chapter 2 : Target (Part 1)

Markas PPE, Tokyo.

Seorang gadis berambut coklat panjang berjalan, diikuti seorang temannya yang bertubuh pendek dan berambut coklat pendek. Mungkin ... anak kecil? Laki-laki. Mereka berjalan menelusuri lorong markas. Orang-orang yang lain membungkuk begitu melihat mereka. Mungkin mereka memiliki jabatan yang tinggi.

Mereka berjalan menuju sebuah ruangan, yang sepertinya ruang atasan mereka. Mereka mengeluarkan sebuah kartu dan memperlihatkannya kearah kamera.

"Ini Ignis dan Genus."

Sang gadis berambut panjang berkata. Pintu terbuka perlahan dan mereka masuk kedalam ruangan.

"Apa kau memanggil kami, bos?"

Kali ini anak kecil itu bertanya dengan logat Kansai yang kental.

"Ya, aku memanggil kalian, Ignis, Genus."

Sang bos menjawab. Ia memutar kursinya menghadap 2 bawahannya tersebut dan tersenyum, lalu melemparkan 2 buah foto kepada mereka, masing-masing 1. Mereka menangkapnya dan melihat foto itu.

"Ada apa dengan anak ini, pak?"

Tanya mereka berbarengan.

"Dia sudah melihat hal yang tabu."

"Lalu, apa yang harus kami ...?"

"Hapus dia."

"Baik, dimengerti."

"Kalian boleh kembali."

"Baik. Permisi."

Mereka membungkuk, lalu keluar dari ruangan tersebut.

"Aah~aku tidak suka dengan bos."

Anak kecil itu mengeluh resah pada sang gadis.

"Jangan bicara seperti itu, Genus. Kau bisa dibunuh."

Kata gadis itu. Anak kecil yang dipanggil Genus tadi cemberut, kesal atas tanggapan sang gadis.

"Apa, sih. Ignis, kau tidak seru. Memangnya sampai kapan kau mau menjadi kelinci percobaan disini?"

Tanya Genus kesal. Ia menendang bongkahan batu kecil yang berada di depan kakinya. Batu tersebut terlempar jauh, bahkan sampai melubangi dinding besi yang kokoh.

"Ah ...."

DUAK!

Ignis memukul kepala Genus dengan kesal.

"Lagi-lagi kau melubangi dinding! Sudah berapa kali kukatakan padamu? Jangan main tendang! Ingat, minggu lalu kau sampai menghancurkan lab 2!"

Kata Ignis. Genus mengusap-usap kepalanya yang sakit karena dipukul Ignis. Genus pun meminta maaf.

"Iya, iya, maaf! Aku tidak sengaja."

Kata Genus.

"Ah, aku lapar. Aku duluan ya."

Lanjutnya. Ia meninggalkan Ignis dan berjalan menuju ruang makan. Pintu terbuka, dan ia masuk kedalamnya. Makanannya sudah disiapkan. 5 tablet dan 3 pil, seperti biasa. Ia menghela napas, dan ditelannya ke-5 tablet itu.

"Ohok! Uhuk, uhuk! Argh!"

Genus terbatuk. Ignis yang baru saja sampai, kaget melihatnya.

"Genus! Ada apa?"

Tanyanya. Genus tak menjawab dan terus terbatuk. Darah mulai keluar dari mulutnya.

"Tung-ini bukan tablet yang biasanya!"

"Bagus sekali kau menyadarinya, Ignis."

Seorang laki-laki datang sambil tersenyum.

"Kopral ... Nanase ...."

Genus berkata pelan ditengah batuknya.

"Mana tablet yang biasanya? Tablet apa ini?"

Ignis bertanya dengan marah.

"Tenang, tenang. Itu tablet untuk menambah energi. Profesor Higa yang memberikannya."

"Profesor Higa?"

"Ya, profesor Higa. Efek sampingnya adalah batuk darah. Ignis, kau juga harus meminumnya."

"Jangan bercanda! Kau pikir aku mau meminum itu?!"

"Minum!"

Kopral Nanase memaksa Ignis menelan tablet itu. Glek. Ignis menelan tablet itu.

"Uhuk! Akh ...."

Ignis terbatuk.

"Genus! Ignis!"

Salah satu profesor datang. Ia langung memanggil profesor lainnya, lalu membawa Genus dan Ignis ke sebuah lab. Genus dan Ignis dimasukkan kedalam sebuah tabung berisi air.

***

Markas Adversus Ferox.

"Lho?"

Yuusuke terlihat bingung begitu melihat isi kulkas.

"Ada apa, Yuusuke?"

Ryota bertanya.

"Ng ... isi kulkasnya habis. Bahan makanan untuk sarapan dan makan siang sudah tidak ada ...."

Yuusuke menjawab. Ryota mengeluarkan sebuah kantung dari sakunya dan memberikannya pada Yuusuke.

"Pakai uang itu untuk membeli bahan makanan."

"Eh? Itu berarti ... aku boleh keluar?!"

Yuusuke bertanya dengan semangat. Ryota mengangguk.

"Tapi, Kirika harus ikut."

Tambah Ryota. Kirika yang tanpa sengaja melewati dapur terkejut.

"Hah? Kenapa aku harus ikut bersamanya?!"

Protes Kirika.

"Temani Yuusuke-kun, ya, Kirika-chan. Aku takut kalau ada yang terjadi dengan Yuusuke-kun."

Kata Tsumire.

"Memangnya kenapa kalau ada yang terjadi dengannya? Setidaknya dia harus bisa menghabisi satu atau dua anggota PPE!"

Kata Kirika.

"Kirika. Ikutlah."

Kata Ryota. Tsumire tersenyum. Kirika mengjphela napas. Dengan terpaksa, Kirika mengangguk.

"Baiklah, ayo!"

Kata Yuusuke.

"Tunggu! Kau mau pergi begitu saja?!"

Seru Kirika menahan kerah baju Yuusuke. Yuusuke berbalik.

"Ini! Pakai ini."

Lanjut Kirika. Ia memberikan sebuah masker pada Yuusuke.

"Apa ini?"

"Masker perubah wajah. Pakai itu. Nanti kau ketahuan. Kau ini buronan, kan."

Kata Kirika. Ia memakai masker itu. Masker itu seperti masker biasa, tetapi menyerupai wajah seseorang. Yuusuke ikut memakaunya.

"Kalau begitu, kami pergi dulu."

Kata Yuusuke. Ia dan Kirika berjalan keluar ke permukaan.

***

"Ng ...."

Ignis dan Genus tersadar. Mereka sudah dikeluarkan dari tabung.

"Kalian sudah sadar? Sekarang saatnya kalian menjalankan misi."

Kata Kopral Nanase.

"Kopral Nanase ... kau ...."

"Jalankan misi kalian. Jangan mengeluh."

Ignis dan Genus memakai sepatu mereka. Kopral Nanase menyodorkan sebuah kantung yang berisi pil.

"... pil apa ini?"

Tanya Genus. Ia menatap Kopral Nanase dengan tajam.

"Jangan menatapku dengan tajam seperti itu, Genus. Bos yang memberikannya padaku. Katanya, telan pil itu ketika kalian terdesak. Itu pil penambah kekuatan."

"Kau pikir kami mau meminumnya? Untuk membunuh anak itu, kurasa kami tidak membutuhkan pil ini."

Kata Genus kesal. Ia hanya memasukkan kantong berisi pil itu kedalam saku.

"Terserah kalian mau meminumnya atau tidak. Tapi lebih baik kalian meminumnya saat berada di mode itu."

"Mode itu? Kopral Nanase, apa kau meremehkan kami?"

Tanya Ignis. Ia merasa tersinggung mendengar ucapan Kopral Nanase.

"Aku hanya memberi tips kecil. Selesaikan misi kalian dengan benar. PPE tidak menerima kegagalan."

"Tentu saja. Kau pikir siapa kami?"

Ignis dan Genus beridiri, lalu keluar dari markas.

"Genus. Kau mendengarnya?"

Tanya Ignis.

"Aku mendengar suaranya ... 9 km dari sini."

Jawab Genus. Mereka mengangguk. Lalu melompat keatas dengan cepat.

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top