Chapter 1 : Pelatih (Part 4)
"Hah...hah...hah.."
Yuusuke dan Kirika terengah-engah. Sudah hampir setengah hari mereka terus latihan. Sekarang jam menunjukkan pukul 4.
"Sepertinya kita akhiri dulu hari ini."
"Hah? Ok. Baiklah."
Yuusuke mengambil handuk kecil dan sport drink yang sudah ia siapkan sebelum latihan. Ia meneguk sport drink sampai habis tanpa sisa. Sedangkan Kirika juga meneguk sport drink yang sudah ia siapkan sebelum latihan.
"Hei, Yuusuke. Setelah bersihkan dirimu datanglah ke ruang makan."
Kata Kirika tiba-tiba.
"Memangnya ada apa, Shiroi-san?"
"Ada apa? Ya jelas makan lah! Mau apa lagi kau di ruang makan?"
Yuusuke memasang wajah tidak percaya.
"Ada apa dengan wajahmu itu, hah?"
Tanya Kirika tajam.
"Ah, bukan, maksudku. Hmm, tidak biasanya saja Shiroi-san mengajakku makan bersama."
Jawab Yuusuke disusul dengan senyuman. Wajah Kirika memerah.
"Memangnya ada masalah dengan itu?!"
Tanya Kirika lagi dengan ketus.
"Tidak apa-apa, kok. Aku malah senang diajak Shiroi-san makan bersama."
Jawab Yuusuke tidak lupa dengan senyumannya. Wajah Kirika makin memerah.
"B-bukan berarti aku mau mengajakmu makan bersama, ya! I- ini.., tadi Ryota.."
"Sudah kubilang tidak apa-apa. Kalau begitu aku mau mandi dulu. Duluan ya, Shiroi-san."
Yuusuke meninggalkan Kirika di ruang latihan dan menaiki lift menuju lantai 8 tempat kamarnya.
Ia merebahkan diri sejenak di kasurnya. Setelah merasa cukup, ia meraih handuk dan beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan badannya. Setelah mandi, ia segera memakai kaus hijau dan celana panjang hitam dan bersiap pergi ke ruang makan.
Setelah memastikan pintu terkunci, Yuusuke menaiki lift menu lantai 2. Ia memasuki ruang makan dan mencari Kirika.
"Hmm..., ah, itu dia."
Yuusuke menghampiri Kirika yang sedang membaca sebuah novel. Kirika yang sadar akan kedatangan Yuusuke menutup novelnya.
"Shiroi-san."
"Duduklah. Ada yang ingin kubicarakan."
Yuusuke duduk di depan Kirika.
"Kuakui kau sudah lumayan untuk esper amatiran."
Yuusuke tersenyum senang.
"Oleh karena itu, kau juga sudah harus tau apa yang sebenarnya terjadi di luar sana."
Kata Kirika dengan serius. Yuusuke hanya memperhatikan Kirika.
"Kalau begitu, aku akan menjelaskan tentang musuh kita."
Kirika berkata sambil mengeluarkan sebuah papan tulis. Ia mulai menulis sesuatu di papan tulis tersebut.
"Mungkin yang kau tahu, musuh kita adalah pemerintah, benar kan?"
"Yah.. begitulah."
"Nah, itu bagian yang salahnya."
Kirika menulis sebuah kata, pemerintah san membuat 2 arah panah yang berbeda.
"Pemerintah terbagi menjadi 2, yaitu pemerintah biasa yang mengatur negeri ini. Yang termasuk pemerintah biasa adalah presiden, menteri dan semacamnya. Intinya, pemerintah biasa berisi orang-orang yang mengatur negeri ini. Paham?"
Jelas Kirika. Yuusuke mengangguk.
"Lalu, yang satunya. Inilah musuh kita yang sebenarnya. PPE."
"PPE? Apa itu?"
"PPE adalah singkatan dari Pasukan Pembasmi Esper. Merekalah yang membunuh para esper."
"Jadi... mereka yang...."
"Ya, mereka. PPE memiliki 5 divisi, tapi hanya 2 divisi yang perlu kita lawan."
"Kenapa?"
"3 divisi PPE hanya terdiri profesor-profesor yang melakukan percobaan pada esper dan manusia. 2 divisi lainnya adalah orang-orang yang bertarung melawan esper seperti kita. Kurasa kau sudah pernah bertemu dengannya?"
Yuusuke langsung teringat orang yang ditemuinya malam itu.
"Apa yang membedakan pasukan divisi itu?"
"Pertanyaan bagus. Mungkin kau sudah tau,profesor biasanya memakai jas putih, bukan? Orang-orang yang memakai jas putih biasanya adalah profesor-profesor itu. Dan orang yang memakai jas hitam adalh orang-orang yang yang bertarung melawan kita. Tapi, ada juga yang memakai jas putih sedangkan dia adalah anggota yang bertarung."
"Lalu. Bagaimana kita tau...?"
"Mudah saja. Biasanya orang-orang itu memakai gelang lengan berwarna merah atau biru di lengan atas kiri. Level mereka sangat tinggi. Hati-hati bila kau bertemu dengan mereka."
"Baik!"
"Baiklah, penjelasannya cukup. Apa ada yang ingin kau katakan?"
"Anu..."
"Ya?"
"Untuk apa gambar kelinci itu?"
"Me-memangnya kenapa?! Lucu, kan?! Hanya untuk perumpamaan!"
"Ba-baik..."
Yuusuke hanya tersenyum pasrah.Dari kejauhan Ryota dan Tsumire melambaikan tangan kearah Yuusuke dan Kirika. Yuusuke ikut melambaikan tangan dan mengajak mereka untuk duduk bersamanya dan Kirika.
"Kalan membicarakan apa tadi?"
Tanya Tsumire saat mendatangi Yuusuke dan Kirika.
"Aku hanya menjelaskan musuh kita pada Yuusuke."
Jawab Kirika santai. Yuusuke mengangguk.
"Kalau begitu aku akan mengambil makanan terlabih dahulu. Ada yang mau nitip?"
"Kalau begitu, ramen. Tolong, ya, Yuusuke-kun."
"Donburi."
"Kalau begitu, aku oyakodon."
Yuusuke beranjak ke meja pesanan dan memesan makanan.
"Bagaimana Yuusuke-kun?"
Tanya Tsumire serius.
"Sepertinya satu atau dua hari dia sudah bisa keluar."
"Kalaupun begitu. Dia masih perlu didampingi."
Jawab Kirika dilanjut oleh Ryota.
"Yuusuke-kun.., termasuk esper langka, sih.., ya."
"Jarang sekali ada esper yang baru muncul kekuatannya pada umur 16 tahun."
"Mungkin dia sudah menjadi target sekarang."
"Kalau begitu, Kirika-chan, tolong latih Yuusuke-kun semaksimal mungkin. Aku yakin, kelak dia pasti menjadi salah satu esper terkuat."
"Tanpa kau beritahu, aku juga pasti akan melakukannya."
Kirika membuka kembali novelnya.
"Ryota-kun, sebenarnya apa yang terjadi 5 tahun lalu?"
"Itu..."
Ryota menghela napas. Lalu ia mulai menjelaskan semuanya.
"5 tahun lalu. Saat itu aku berumur 12 tahun dan Yuusuke 11 tahun. Saat kami sekeluarga sedang berlibur bersama."
Ryota mengawali cerita. Kirika terus menatap ke novelnya walaupun ia ikut mendengarkan.
"Aku mulai dapat memakai kekuatanku saat berumur 7 atau 8 tahun. Tapi, aku masih merahasiakannya dari keluargaku. Saat itu, Yuusuke hanyalah anak kecil biasa yang tidak memiliki kekuatan esper."
Lanjut Ryota.
"Saat itu, aku dan Yuusuke sedang bermain di taman saat hotel kami diserang. Mungkin sekarang kita mengenalinya dengan PPE. Kukira, PPE mengincarku dan akan menangkapku. Tapi, saat kami kembali ke hotel, Kami melihat ibu kami dibunuh tepat di depan mata kami. Sedangkan ayah kami, sudah dibunuh sebelumnya saat melindungi ibu kami."
Ryota menghela napas.
"Saat itulah PPE melihat kami. Kami yang sangat ketakutan hanya bisa diam di tempat. Lelaki itu mendatangi kami dan bertanya kalau dia mencari anak yang bernama Takagi Yuusuke. Aku yang mulai sadar saat itu segera menyerang lelaki itu dengan kekuatanku. Tapi, saat itu kekuatanku tidak cukup kuat untuk mengalahkan lelaki itu. Jadi aku memutuskan untuk kabur bersama Yuusuke."
"Setelah akhirnya berhasil kabur bersama Yuusuke, aku baru menyadari apa yang dikatakan lelaki tadi. Bahwa sebenarnya mereka mengincar Yuusuke. Setelah memikirkannya matang-matang, aku memutuskan untuk pergi meninggalkan Yuusuke dan menyelidiki PPE. Dan akhirnya aku bergabung dengan Adversus Ferox."
Jelas Ryota mengakhiri ceritanya. Pada saat yang tepat sekali, Yuusuke datang membawa nampan berisi pesanan Kirika, Tsumire, Ryota, dan tentu saja miliknya juga.
"Sepertinya kau sebentar lagi bisa bebas, ya, Yuusuke-kun."
Kata Tsumire tiba-tiba.
"Eh? Apa maksudnya?"
Tanya Yuusuke sambil menyendok omurice nya.
"Tidak. Tidak apa-apa."
Jawab Tsumire dilanjut dengan senyuman khasnya.
-Chapter 1 END-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top