Chapter 1 : Pelatih (Part 1)

Tap ... tap ... tap...

Seorang gadis berjalan melewati lorong markas organisasi yang berada di bawah tanah. Ia melewati sebuah papan buletin yang biasanya digunakan untuk melihat berita.

'WANTED'. Itu adalah sebuah kata yang sudah tidak asing lagi baginya. Ia menatap papan buletin yang dipenuhi oleh kertas-kertas bertuliskan 'WANTED'. Namanya terpampang jelas pada salah satu kertas itu.

'WANTED. SHIROI KIRIKA. ¥20.000.000'. tulisan itu mengingatkannya pada kenangan buruk yang terjadi pada dirinya di masa lalu. Dengan kesal, ia merobek kertas yang bertuliskan namanya. Dibuangnya kertas itu, lalu ia berjalan mencari Tsumire.

"Untuk sekarang, selamat datang di Adversus Ferox, Yuusuke-kun."

Akhirnya ia mendengar suara orang yang dicarinya. Ia masuk ke dalam ruangan tersebut. Dan pada saat itulah ia bertemu dengannya. Takagi Yuusuke. Itu adalah orang yang diceritakan oleh Tsumire beberapa hari yang lalu.

***

Beberapa hari yang lalu...

"Spesial? Anak ini?

Kirika terlihat tak percaya akan apa yang dikatakan ketuanya, Kazanari Tsumire.

"Iya, dia spesial. Dia memiliki kekuatan yang sangat langka."

Sang ketua tersenyum. Kirika hanya menghela napas. Jika ketuanya sudah tersenyum seperti itu, berarti anak ini bukan orang biasa. Tapi apa yang spesial darinya? Dia terlihat sangat biasa, seperti manusia pada umumnya.

"Kalau kita bisa membuatnya bergabung dengan kita, kita bisa melawan pemerintah. Kirika-chan, latihlah dia."

"Apa?! Kenapa aku?!"

Kirika langsung memprotes keputusan ketuanya. Untuk apa dia repot-repot melatih orang yang tak dikenalnya?

"Kirika-chan, kau itu salah satu esper jenius. Latihlah dia."

"Tidak mau. Lagipula, kalau dia adik Ryota, kenapa tidak minta Ryota saja yang melatihnya?!"

Kirika sangat tidak terima. Ia mengibaskan rambut putihnya dan berbalik.

"Aku tidak mau. Pinta saja Ryota untuk melatihnya. Aku mau kembali ke kamarku."

Kirika kembali ke kamarnya dan merebahkan dirinya di atas kasur. Ia menutup matanya perlahan. Ingatan buruknya kembali menghantuinya.

"Sial."

Kirika mengumpat. Ia menutup wajahnya dengan bantal, lalu terlelap.

***

Kembali ...

Kirika memperhatikan Yuusuke dengan tatapan sinis. Lelaki di hadapannya terlihat seperti manusia pada umumnya. Lalu, apa yang spesial dengannya? Kirika menatap Tsumire dengan tatapan tidak puas.

"Kirika-chan. Pas sekali. Kuperkenalkan padamu, Takagi Yuusuke. Dia yang kumaksud beberapa hari yang lalu."

"Aku juga sudah tahu kalau dia Takagi Yuusuke. Awalnya, kukira yang asli lebih baik dari foto yang kau tunjukkan. Lalu, apa ini? Ia seperti bocah ingusan yang ingin selalu dilindungi. Apa yang spesial dari dia?"

Tsumire hanya tersenyum mendengarkan kritikan Kirika. Yuusuke yang tersinggung dengan perkataan Kirika, membalas dengan nada yang agak tinggi.

"B-bocah? Maaf. Aku tidak tahu siapa kamu. Dan aku tidak peduli. Tapi, memangnya kamu tahu apa tentang diriku? Jangan berlagak seolah kamu sudah mengenalku!"

Kirika kembali menghadap Yuusuke dan mencengkeram kerah bajunya. Ia tersenyum dan menatap Yuusuke dengan tajam.

"Kamu? Tentu saja aku mengenalmu! Kamu hanyalah bocah ingusan yang terlihat spesial di mata Tsumire! Dan kamu juga hanya pengecut yang berharap bahwa kakak tersayangmu itu akan selalu melindungimu!"

Kirika membentak Yuusuke dengan keras. Yuusuke hanya membalas bentakan Kirika dengan tatapan tajam. Ryota yang ingin melerai keduanya dihentikan oleh Tsumire. Keduanya tidak ada yang mengalah sampai Tsumire turun tangan.

"Hentikan! Kalian berdua! Kirika-chan, lepaskan Yuusuke –kun!"

Perintah Tsumire dengan tegas. Kirika melepaskan cengkeramannya dan mundur beberapa langkah. Yuusuke mengendalikan emosinya dan merapikan kerah bajunya. Kirika hanya menunduk menahan amarahnya dan berjalan keluar ruangan.

"Ingat saja Tsumire! Aku tidak akan sudi melatih bocah sialan itu!!"

Seru Kirika sesaat sebelum ia keluar dari ruangan. Tsumire hanya menghela napas melihat tingkah laku bawahannya itu. Suasana mulai mencair sepeninggal Kirika dari ruangan.

"Jadi, Tsu-.., Kazanari-san. Ada banyak yang ingin kutanyakan."

"Panggil Tsumire juga tidak apa-apa, kok. Kamu akan mendapatkan semua jawaban itu setelah beberapa hari berada di sini, Yuusuke-kun."

"Kalau begitu, siapa gadis yang sepertinya membenciku tadi?"

"Shiroi Kirika. Dia yang akan melatihmu."

Yuusuke mencoba mencerna perkataan Tsumire. Gadis yang berdebat dengannya tadi adalah pelatihnya? Yuusuke tidak paham maksud Tsumire.

"Apa maksudmu, Tsumire-san? Bukannya tadi dia bilang, kalau dia tidak setuju untuk melatihku?"

"Tenang saja. Pada akhirnya dia pasti yang akan menjadi pelatihmu. Oleh karena itu, Yuusuke-kun, bujuklah dia untuk bersedia menjadi pelatihmu. Itu tugasmu yang pertama di markas ini. Setelah ini aku ada urusan. Ryota, kuserahkan Yuusuke-kun padamu."

"Hah?! Tunggu! Yang benar saja?!"

Tsumire meninggalkan Yuusuke dan Ryota. Yuusuke hanya pasrah menerima tugas pertamanya di markas Adversus Ferox.

"Jadi ... apa yang harus kulakukan?"

Yuusuke bertanya lesu.

"Yah, pertama kita lihat dulu kemampuanmu."

Jawab Ryota.

"Kemampuanku? Bagaimana caranya?"

Ryota mengeluarkan sebuah goggles dan memakainya. Ia menatap Yuusuke dengan tatapan tajam. Yuusuke hanya diam memperhatikan Ryota.

"Kemampuan untuk mengendalikan gelombang magnetik."

"Maaf?"

"Itu kemampuanmu."

"Aah, begitu rupanya. Lalu, kekuatan seperti apa itu?"

"Tanyalah pada Kirika. Dia pasti tau."

"Bertanya padanya? Itu agak ...."

"Kirika bukan orang jahat. Untuk sekarang, aku akan mengantarmu berkeliling markas."

"Baik!"

***

"Markas ini besar sekali, ya."

Yuusuke sedang berkeliling markas Adversus Ferox dengan Ryota.

"Yah, begitulah. Tsumire memang orang kaya sih."

Mereka masuk kedalam lift dan turun ke lantai 8. Pintu terbuka. Kirika sedang berdiri didepan lift. Begitu melihat Yuusuke, tatapannya berubah menjadi sangat kesal.

"Lagi-lagi kau? Apa yang bocah lemah sepertimu lakukan disini?"

Kirika bertanya dengan ketus.

"Memangnya kenapa? Dan aku bukan bocah lemah. Namaku Yuusuke! Padahal kau sendiri terlihat lemah seperti itu."

Kirika menatap Yuusuke dengan tajam. Yuusuke membalas tatapan tajam Kirika.

"Hentikan."

Suara Ryota menghentikan mereka berdua.

"Maaf, Ryota."

Mereka berkata bersamaan. Mereka tersadar.

"Jangan meniruku!"

Lagi-lagi mereka berkata bersamaan. Ryota hanya menghela napas melihat mereka berdua bertengkar.

"Hentikan! Sampai kapan kalian mau bertengkar?"

Ryota melerai mereka.

"Ayo kita lanjutkan, Yuusuke."

"I, iya ...."

Yuusuke dan Ryota kembali melanjutkan perjalanan mereka. Kirika mendecih kesal, lalu masuk kedalam lift.

"Ryota, sebenarnya ada apa sih, dengan gadis itu? Dia membenciku. Memangnya apa yang telah kulakukan padanya? Dia sendiri terlihat lemah begitu."

Yuusuke bertanya. Ryota tertegun, lalu berkata.

"Dia tidak bisa melupakan kejadian buruk yang menimpanya 2 tahun lalu."

"Apa yang terjadi 2 tahun lalu?"

Yuusuke bertanya dengan sangat penasaran.

"Dulu, Tsumire memiliki orang yang sangat diandalkannya. Namanya Arata Natsuishi. Dia sangat dekat dengan Kirika, bahkan dianggap sebagai kakak olehnya. Pada suatu hari, Kirika pergi keluar dan tertangkap oleh agen pemerintah. Akhirnya Arata-san mati karena melindungi Kirika. Kirika adalah esper rank S, tetapi ia tidak bisa melindungi Arata-san ... ia sangat kesal dan sejak saat itu tidak pernah pergi keluar ataupun memakai kekuatannya. Dia membencimu karena kau mirip dengannya."

Yuusuke tertegun mendengarnya. Lemah? Apa yang telah kukatakan? Justru aku yang lemah. Yuusuke kesal dengan dirinya sendiri.

"Ini kamarmu-hei, kau mau kemana, Yuusuke?!"

Ryota berseru kaget melihat Yuusuke buru-buru berlari menuju lift.

"A ... aku akan meminta maaf pada Shiroi-san!"

Jawab Yuusuke. Ia langsung masuk kedalam lift dan naik ke lantai 3 mengejar Kirika.

"Shiroi-san ...!"

Serunya. Kirika terkejut dan berbalik melihat Yuusuke yang berlari terengah-engah.

"Kau lagi? Apa maumu? Kenapa kau mengikutiku?"

Kirika bertanya dengan ketus.

"Shiroi-san, latihlah aku!"

"Hah? Kenapa kau tiba-tiba ...."

"Anu, maafkan aku telah menyebutmu lemah. Aku tidak tahu kalau kau pernah mengalami itu."

"Ryota menceritakan kejadian 2 tahun lalu padamu?"

Tanya Kirika. Yuusuke mengangguk.

"Aku tidak mau. Minta saja Ryota atau Tsumire untuk melatihmu."

"Ku, kumohon!"

"Kenapa kau begitu bersikeras, sih?! Sudah kubilang tidak mau! Apa kau tidak mendengarnya?!"

Kirika berkata setengah berteriak.

"Aku mendengarnya! Tapi ... tolong ... latihlah aku."

"Kuh ... baiklah! Tapi dengan satu syarat, kalau kau mengeluh, sekali saja, aku tidak akan melatihmu lagi. Bagaimana?"

"Baik! Terima kasih!"

Kirika menghela napas, lalu membawa Yuusuke ke sebuah ruangan kosong yang luas.

"Tempat apa ini?"

Tanya Yuusuke bingung.

"Tempat latihan. Kita akan berlatih disini. Sekarang, apa kekuatanmu?"

"Eh? Ng ... mengendalikan gelombang magnetik. Kata Ryota ... kau pasti tahu."

Yuusuke menjawab dengan pelan. Kirika terlihat terkejut begitu mendengar kekuatan Yuusuke.

"Baiklah, aku akan menjelaskan tentang kekuatanmu. Kekuatanmu ini sangat langka, karena memiliki daya pertahanan dan daya serangan yang kuat. Kau dapat menggerakkan benda-benda disekitarmu untuk menyerang, dan dapat menciptakan barrier dari udara disekitarmu."

Kirika mulai menjelaskan.

"Aku hanya melatihmu agar bisa menggunakan kekuatanmu dengan stabil. Pertama, coba tutup matamu dan konsentrasi."

Tsumire yang sedang melewati ruangan itu terhenti dan melihat kedalam. Meditasi, ya? Kirika-chan memang sangat tau bagaimana membangkitkan kekuatan esper. Tsumire tersenyum, lalu meninggalkan mereka.

"Sekarang, coba bayangkan sebuah barrier yang terbuat dari gelombang magnetik."

Yuusuke melakukan apa yang disuruh Kirika. Perlahan-lahan, barrier itu muncul.

"Ah? Muncul!"

Pats! Barrier tersebut langsung menghilang begitu Yuusuke membuka matanya.

"Bodoh! Siapa yang menyuruhmu membuka matamu? Lakukan lagi!"

Teriak Kirika kesal.

"Baik!"

Kirika menghela napas melihat Yuusuke. Terlihat bodoh, dengan kekuatan yang luar biasa ... mirip sekali dengan Arata-san. Menyebalkan. Kurasa dia bisa mengendalikannya 3 atau 4 hari lagi? Pikir Kirika. Barrier Yuusuke mulai muncul kembali.

"Bagus, pertahankan!"

Yuusuke terus mempertahankan barrier yang dibuatnya.

"Perlahan, buka matamu dan tetap konsentrasi."

Yuusuke membuka matanya perlahan.

"Aku akan menyerangmu. Bersiaplah!"

Kata Kirika. Yuusuke mengangguk. Ia menutup matanya dan lebih berkonsentrasi.

"Sudah lama aku tidak menggunakannya ... apa kau sudah siap, Yuusuke?"

Kirika bertanya memastikan. Yuusuke mengangguk.

"Kalau begitu ... kumulai!"

Yuusuke menelan ludah, tegang.

"AAAAA ...!"

Kirika mulai menggunakan kekuatannya. Sonokinesis, kekuatan untuk menghancurkan benda dengan gelombang suara. Teriakannya tadi membuat dinding ruang latihan yang kokoh menjadi retak. Yuusuke berusaha bertahan, tapi-

"Kuh!"

Barrier-nya perlahan-lahan mulai retak, lalu pecah. Ia terpental sampai ke ujung ruangan.

"Ada apa? Kau kurang konsentrasi."

Kata Kirika ketus. Dengan ini, dia pasti menyerah ... itu yang ia pikirkan, tapi-

"Sekali lagi!"

Seru Yuusuke. Kirika terkejut. Ia masih mau melanjutkannya?

"Aku tidak akan menahan diri lagi."

Kata Kirika. Yuusuke mengangguk. Ia kembali memunculkan barrier-nya.

"AAAAA ...!"

Kirika kembali berteriak, kali ini lebih kencang dari yang tadi. Yuusuke langsung terpental kembali.

"Sekali lagi!"

"AAAAA ...!"

Teriakan Kirika kembali menggema. Dinding kokoh ruang latihan mulai terkelupas.

"Kuh, sekali lagi!"

"AAAAA ...!"

"Lagi!"

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top