JALAN SPESIAL RUTE VANILI: SIMULASI PERNIKAHAN (1)

Di sebuah gedung Guild, ada satu laki-laki dan enam perempuan sedang berdiri di depan papan quest. Mereka adalah Likyter dan party-nya. Seperti namanya, di sana banyak sekali poster quest yang tertempel di papan. Mulai dari tingkat yang rendah sampai tinggi. Hadiah yang rendah sampai tinggi.

"Tuan, kurasa quest ini bagus," ucap Veronica sambil menunjuk salah satu poster quest.

Likyter melihat ke arah yang ditunjuk Veronica. Poster itu menuliskan sebuah quest melatih berpedang kepada seorang anak kecil selama satu minggu. Pemohonnya adalah ayah anak itu. Tingkat D. Syaratnya adalah Petualang yang memiliki skill pedang yang baik. Lalu hadiahnya 50.000 gil per hari.

"Kurasa ada yang lebih cocok mendapatkan quest ini," jawab Likyter dengan maksud menolak. "Selain itu, ini hanya untukku saja."

"Kalau ini bagaimana menurutmu, Likyter-san?" tanya Haru sambil menunjuk poster quest.

Apa yang ditunjuk Haru adalah quest membasmi sekelompok tikus di gedung tua yang hendak dijual. Tingkat D. Syarat Petualang pemakai senjata, tidak boleh sihir. Hadiah 78.500 gil.

"Hiiiii... menjijikan!" Vanili mengigil geli melihat quest itu.

"Entah kenapa aku merasa deja vu?" gumam Likyter. "Ah, sebaiknya jangan. Sepertinya Vanili tidak menyukainya."

"Bagaimana kalau ini?" tanya Elyna sambil menunjuk poster quest.

Elyna memilih quest untuk membantu pengintaian seorang istri dari suami yang merupakan pemohon. Tingkat E atau D. Syarat Petualang yang memiliki kemampuan menyembunyikan keberadaan atau yang pandai bersembunyi dengan jumlah minimal tiga orang. Hadiah tiga botol potion dan dua botol ether.

"Ah... kita tidak boleh mencampuri urusan seperti itu..." ucap Likyter sangat menolak. "Kenapa quest hari ini aneh-aneh semua?"

"Soalnya quest berburu item atau memburu monster tidak ada," balas Tiana. "Sepertinya sudah habis atau memang tidak ada lagi yang mengajukan permohonan seperti itu hari ini."

"Hahhhh... Kalau begitu kita am-"

"Liky-kun, bagaimana kalau ini?" tanya Mio memotong kalimat Likyter.

Likyter melihat ke poster yang ditunjuk Mio. Quest-nya adalah menjadi model simulasi pernikahan. Tingkat C. Syarat sepasang kekasih Petualang dan lima perempuan. Hadiah 700.000 gil.

"Quest yang aneh lagi..." gumam Likyter. "Kenapa bisa ada quest seperti ini di sini?"

"Ini cukup menarik," ucap Elyna tertarik. "Aku bisa mengerti kalau untuk sepasang kekasih, tapi untuk apa lima perempuannya?"

"Selain itu, hadiahnnya juga cukup besar," sambung Tiana.

"Bukankah quest ini bisa kita lakukan. Kita memenuhi syarat," ujar Haru.

"Ah, benar juga. Kita kan ada tujuh orang. Lima perempuannya aku, Veronica, Haru, Mio, dan Elyna. Sedangkan pasangannya Likyter dan Vanili," ujar Tiana.

Sontak Vanili dan Likyter terkejut dengan wajah memerah mendengar itu. Kemudian mereka mengeluarkan kalimat reaksi mereka.

"Eh, ke-kenapa aku?!" kaget Vanili.

"Jangan seenaknya memasangkan kami!" protes Likyter.

"Ehhh, kenapa? Kalian kan pacaran, kenapa harus protes segala?"

Mereka langsung tertunduk malu dengan wajah super memerah. Mereka tidak bisa mengelak karena memang itulah kebenaran.

"Menurutku ini bagus untuk kalian. Suatu saat nanti kalian kan akan menikah, jadi supaya tidak terlalu gugup saat prosesi pernikahan sebaiknya kita terima quest ini," ujar Tiana.

"Ba-Bagaimana menurutmu, Vanili?" tanya Likyter yang mukanya sedikit memerah dan memalingkan pandangan.

"A-Aku tidak masalah... kalau Likyter mau..." balas Vanili malu-malu.

"Yosh, ayo kita ambil ini!" Tiana langsung mencabut poster quest itu.

***

Keesokan hari, di pagi hari. Likyter sudah ada di depan gedung tempat pelaksanaan simulasi pernikahan quest yang kemarin mereka terima. Dia sudah memakai setelan jas pengantin pria yang sebelumnya dikasih oleh sang pemohon quest. Sedangkan keenam perempuan party-nya ada di dalam gedung. Tentu Vanili berada di dalam gedung dengan setelan gaun pengantin wanita, sedangkan Tiana dan lainnya mungkin berperan sebagai tamu atau pihak keluarga.

"Tunggu, kenapa aku harus di luar?" heran Likyter. "Bukankah seharusnya aku ada di dalam dan menunggu kedatangan pengantin wanitanya?"

"Heheheheh, itu memang benar. Tapi, di simulasi ini laki-laki lah yang datang ke tempat resepsi pernikahan," jawab seorang pria yang berdiri di samping Likyter.

Pria itu adalah sang pemohon. Dia berambut kribo hitam pendek, memakai kacamata bulat hitam, syal merah mudah melilit lehernya, pakaian putih dengan bagian tengah terbuka sehingga memperlihatkan dadanya, celana panjang putih, dan cincin emas bertuliskan 'COOL' di tangan kiri dan 'MAN' di tangan kanan.

"Jadi, aku harus masuk dan pergi ke tempat resepsi?" tanya Likyter.

"Benar sekali. Nah, cepatlah, pengantin wanitamu sudah menunggu!"

"Iya-iya."

Dengan wajah sedikit memerah, Likyter membuka dua daun pintu putih di depannya. Lalu sebuah ruangan yang cukup besar dimasukki Likyter. Ruangan ini tidak memiliki benda satu pun, jadi Likyter menganggap seperti ruangan rumah baru. Likyter terkejut, bukan karena ruangan kosong ini, melainkan ada beberapa pria jauh di depannya. Mereka menatap Likyter dengan tajam dan penuh rasa kesal, aura mengerikan bahkan dipancarkan oleh mereka.

"Ini dia tantangan pertamamu!" ucap seseorang dari pengeras suara yang terpasang di sudut atas ruangan.

"Hah, tantangan?! Apa maksudmu?!" kaget Likyter.

"Kau harus melalui lima ruangan untuk menuju tempat resepsi. Di setiap ruangan, kau harus menghadapi tantangan yang bisa membuatmu tidak bisa ke tempat resepsi tepat waktu. Kau harus menyelesaikan setiap tantangannya dengan cepat agar acara pernikahannya tidak dibatalkan!" balas orang yang bicara dari pengeras suara itu.

"Kenapa tidak bilang sebelumnya?!"

"Heheheheh, maaf, aku lupa. Karena ini pertama kalinya simulasi pernikahan ini dilakukan, aku sebagai pencentus ide terlalu semangat sehingga lupa itu."

"Hahhhh... Baiklah, jadi aku harus bagaimana?"

"Para lelaki yang jauh di hadapanmu adalah laki-laki yang tidak sudi dirimu menikahi sang pengantin wanita. Ada yang karena penggemar sang pengantin wanita, memiliki perasaan cinta namun tidak terbalaskan, dan pengaggum rahasia yang selalu memintai kehidupan atau disebutnya stalker. Jadi, mereka datang untuk menghajarmu habis-habisan agar pernikahan dibatalkan!"

Likyter hanya bisa memasang wajah masam mendengar kalimat itu. Dia ingin sekali mengucapkan sesuatu untuk memprotes kekonyolan ini, tapi dia akan cape teriak-teriak untuk membalas candaan si pembicara di suara pengeras itu.

"Nah, waktumu satu jam untuk ke tempat resepsi. Waktu dimulai dari sekarang!"

Kemudian, para laki-laki itu berlari ke arah Likyter dengan teriakkan semangat dan penuh amarah. Bahkan sempat ada suara 'bunuh pria perebut wanita kita!' yang sangat keras sekali. Likyter yang sebagai sasaran mereka langsung memasang kuda-kuda untuk menyerang.

Salah satu meluncurkan pukulan, mengarah ke kepala. Serangan itu dihindari Likyter dengan mengelak ke sisi kiri, lalu meluncurkan serangan balasan dengan pukulan tepat ke pipi kiri. Pria itu langsung tersungkur ke lantai. Selanjutnya, beberapa pria lain meluncurkan serangannya. Tapi dengan mudahnya dihindari dan dibalas.

Walau sudah berulang-ulang terkena pukulan dan tidak dapat menyerang Likyter, mereka tidak menyerah dan terus saja menyerang. Alasannya karena mereka bersemangat sekali untuk menghancurkan Likyter agar tidak ke tempat resepsi.

"Semuanya, jangan menyerah! Kita harus berhasil merebut wanita kita!" teriak salah satu.

"OOOOOO!" balas teriak sisanya, menandakan setuju.

(Mereka terlalu mendalami perannya!) kaget Likyter dalam hati. "Ayo maju! Aku tidak akan menyerahkan Vanili kepada kalian!" terang Likyter semangat ikut terbawa suasana.

Sekitar lima belas menit kemudian, para pria penghalang Likyter terkapar kelelahan dan penuh dengan luka pukulan. Tentu hasil besar ini perlu pengorbanan yang besar juga. Likyter mendapatkan beberapa luka pukulan di berbagai tempat dan pakaiannya sedikit acak-acak.

"Selamat, anda berhasil menyelesaikan tantangan pertama!" ucap orang di pengeras suara. "Kalau begitu, silahkan pergi ke tempat berikutnya."

Dengan perlahan, Likyter berjalan menuju pintu selanjutnya. Setelah dibuka, ruangan yang gelap sekali dapat dilihat Likyter. Walau begitu, dia masuk ke ruangan gelap itu tanpa memikirkan apapun. Kemudian, pintu yang sebelumnya dilewati Likyter tertutup dengan sendirinya. Lalu lampu pun menyala, memperlihatkan seorang gadis yang sedang duduk di kursi dan di depannya ada meja.

"Tiana? Kenapa kau ada di sini?" tanya Likyter.

"Ini dia, tantangan kedua!" ucap seseorang dari pengeras suara. "Di sini kau harus dapat meyakinkan gadis di depanmu agar mendapatkan restunya untuk menikahi sang mempelai wanita. Kalau kau tidak berhasil mendapatkan persetujuannya, maka kau harus membatalkan pernikahannya. Ngomong-ngomong, dia ceritanya adalah ibu sang mempelai wanita."

"Nak Likyter, silahkan duduk," ucap Tiana sambil memberikan isyarat agar duduk di seberangnya.

"I-Iya..." jawab Likyter. Lalu dia duduk di kursi dan duduk berhadapan dengan Tiana.

"Jadi, Nak Likyter. Apa kau benar-benar serius mencintai anakku, Vanili?" tanya Tiana sambil menatap Likyter dengan tatapan serius.

(Dia benar-benar menghayati perannya!) kaget Likyter dalam hati. "I-Iya..." balas Likyter sedikit gugup, terbawa suasana lagi.

"Dengan alasan apa kau mencintai anakku?"

"Eh, ah... itu..."

"Apa karena dia cantik? Atau karena harta?"

"Tidak, bukan karena itu!" protes Likyter sedikit membentak. "Itu... bagaimana aku mengatakannya, ya..."

"Tidak bisa memberitahu? Oh aku tahu, kau malu memberitahuku tepatnya. Pasti karena dia selalu berpenampilan seksi dan nafsumu tumbuh sehingga ingin cepat-cepat memuaskannya, lalu memutuskan menikahinya agar bisa menikmati tubuhnya. Dasar mesum!"

"Bukannn!" protes keras Likyter. "Yah... dia memang selalu memakai pakaian yang terbuka, apalagi tubuhnya itu ideal sekali. Aku pasti bohong kalau bilang tidak tertarik dengan penampilannya yang seksi itu. Tapi kurasa bukan itu..."

"Jadi kau mengakui dirimu mesum, dasar serangga tengik! Sudah, kau tidak pantas dengan anakku. Batalkan saja pernikahanmu!"

"Tunggu dulu! Aku mencintainya bukan karena itu. Aku tidak peduli penampilan, wajah, bahkan uangnya. Aku mencintainya karena dia adalah Vanili! Aku tidak tahu tepatnya apa yang membuatku jatuh cinta kepadanya. Saat dia memutuskan untuk menjadi ratu dan berhenti menjadi Petualang, hatiku terasa sakit sekali karena tidak akan bisa bersamanya. Sayangnya aku tidak punya keberanian untuk menghentikannya, jadi kupendam saja rasa sakit ini. Tapi, berkat teman-teman yang menyadarkanku, akhirnya aku punya keberanian untuk membawanya kembali. Lalu, saat aku berhasil membawanya kembali, hatiku merasa sangat senang sekali dan tidak ingin melepaskannya lagi... Pokoknya aku tidak ingin berpisah darinya!" terang Likyter seala kadarnya, karena bingung merangkai kata dan memberikan alasan.

Tiana yang berperan menjadi ibu Vanili setelah mendengar itu hanya bisa tersenyum kecil dan sedikit menahan tawa, karena kalimat Likyter yang sedikit berantakan. Walau begitu, dia merasa ada keseriusan dalam perkataan Likyter itu.

"Baiklah, aku mengerti. Aku merestui kalian," ucap Tiana. "Tapi, kalau dia tersakiti. Aku akan mengambil kembali anakku."

"Terima kasih, Tiana. Ah, maksudku Ibu Vanili."

"Selamat, tantangan kedua berhasil dilewati!" ucap orang dari pengeras suara. "Silahkan lanjutkan ke ruangan berikutnya."

"Semoga beruntung, Likyter," ucap Tiana menyemangati.

"Terima kasih. Kalau begitu, aku pergi dulu!"

Likyter pun berdiri dan berjalan menuju ruangan berikutnya, melewati Tiana yang masih duduk di kursi. Setelah pintu terbuka, lagi-lagi ruangan yang gelap didapati Likyter. Tanpa basa-basi, dia memasuki ruangan dan pintu pun tertutup kembali.

Lampu ruangan pun menyala, memperlihatkan seperti apa ruangan ini. Saat itu juga, Likyter memasang wajah kaget karena terkejut dengan apa yang dilihatnya.

(Ke-Kenapa bisa jadi begini?!)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top