JALAN SPESIAL CROSSOVER KEDUA (Monster Tamer): PERTEMUAN KEMBALI
“Ryo,” ucap pria itu.
“Likyter,” balas Ryo.
“Kalau tidak salah, rasanya aku pernah melihatnya,” gumam Silvia.
“Dan tunangannya Ryo,” ucap Likyter menunjuk ke arah Silvia.
“Ke-Kenapa dia bisa tahu?!” kaget Silvia.
“Hei, panggil saja dengan namanya,” keluh Ryo.
“Maaf, aku lupa namanya.”
Lalu dari belakang, datang seorang gadis yang memakai topi koboi abu-abu milik Likyter. Dia adalah Mio. “Liky-kun,” panggilnya. “Kau baik-baik saja?”
Likyter melihat ke arah Mio, senyuman kecil dia berikan kepada Mio. “Tenang saja, Mio. Aku baik-baik saja, terima kasih sudah menjaga topiku.” Likyter mengambil topi koboinya.
“Aku ingat, kalian kan dari dunia aneh itu,” ucap Silvia tiba-tiba.
“Oh, Silvia-chan. Kita bertemu lagi,” sapa Mio. “Dan Ryo-san.”
“Nah, temanmu tahu nama dia,” ucap Ryo.
“Yah, mau bagaimana lagi, aku benar-benar lupa,” balas Likyter. “Oh iya, ada satu hal yang ingin aku tegaskan. Dia bukan temanku, tapi pacarku.” Likyter menarik lengan Mio, lalu melingkari pinggang Mio dengan satu tangan dan menempelkan tubuh Mio ke dekatnya. “Iya, kan, Mio?”
Mio langsung menundukkan kepala dengan malu. “I-Iya…”
“Ahhh, ada apa dengan sinar cahaya ini?!” kesal Ryo sambil menutup matanya dengan kedua tangannya akibat melihat kemesraan Likyter dan Mio.
“Eh, kalian pacaran?!” kaget Silvia.
“Benar sekali, karena kita saling mencintai. Iya, kan, Mio?” Likyter mengucapkan itu sambil melihat ke arah Ryo dengan tatapan penuh kesombongan, ditambah senyuman penuh kemenangan.
“I-Iya…” jawab Mio malu.
“Cih, apa-apaan dengan matamu itu!” umpat Ryo.
“Ryo!” panggil seseorang dari jauh.
Mereka otomatis melihat ke arah suara itu, dapat dilihat empat gadis berlari ke arah mereka. Pertama berambut pirang panjang, iris mata biru, kaos oblong dengan celana hotpants. Kedua bertubuh kecil, rambut abu-abu diikat kuncir dua, iris mata merah, memakai jersey merah dipadu dengan rok hitam di atas lutut. Ketiga, rambut pirang platinum, matanya coklat, memakai rok mini ketat dengan kemeja putih yang dilapisi blazer hitam. Dan keempat adalah Fiona.
“Kalian berdua baik-baik saja?” tanya wanita berambut pirang panjang.
“Iya, kami baik-baik saja,” jawab Silvia.
“Eh, kalian kan… Likyter dan Mio!” ucap Fiona.
“Yo,” balas Likyter.
“Fiona-chan, Sofie-san, Elni-chan, Alisa-san, lama tidak jumpa,” balas Mio.
“Kenapa kalian berdua bisa ada di sini?” lanjut wanita berambut pirang panjang, bernama Sofie. “Tunggu, jangan-jangan…”
Seketika, mereka semua melihat ke arah gadis kecil berambut abu-abu yang diikat kuncir dua. Tentu gadis kecil yang ditatap seperti itu oleh semuanya, sedikit menundukkan kepalanya. “Bu-Bukan aku… Bukan aku yang mengirim mereka ke sini!” tegas gadis itu.
“A-Ano… itu bukan salah Elni-chan,” ucap Mio. “Ka-Kami bisa ada di sini karena seorang musuh mengirim kami kemari oleh Botel.”
“Botel?” bingung mereka.
“Lalu, dimana teman-temanmu?” tanya wanita berambut pirang platinum, bernama Alisa.
“Hanya kami berdua yang terkirim ke dunia ini. Penjelasan selanjutnya kita lanjutkan nanti,” ucap Likyter. “Sebaiknya kita cari tempat yang bagus untuk bicara.”
“Kalau begitu kita pergi ke rumahku,” tawar Ryo.
***
Di sebuah ruangan tamu, mereka semua mendengar penjelasan dari Likyter dengan seksama. Setelah mendengar semua penjelasan Likyter, mereka terdiam.
“Jadi… sekarang Mio adalah pacar Likyter?” kaget Sofie.
“Be-Begitulah…” jawab Likyter sedikit malu.
“Selamat! Semoga selalu lancar, dan cepat menikahnya!”
“Me-Menikah?!” kaget Mio dan Likyter bersamaan.
“Sudahlah, jangan bahas tentang mereka berdua!!” protes Ryo cemburu. “Sekarang, kita bahas tentang musuh yang dimaksud oleh Likyter!”
Mereka semua, para gadis kecuali Mio menatap tajam ke arah Ryo. Tentu Ryo yang ditatap, sedikit kebingungan dengan tatapan tajam mereka. Kemudian, mereka semua kembali melihat ke arah Likyter untuk melanjutkan pertanyaan.
“Likyter, kau bilang pernah melawannya dan sekarang menjadi zombie?”
“Benar, Silvia. Dulu dia juga pernah mengacaukan dunia orang lain. Dan dia bertujuan untuk…” Likyter tiba-tiba menghentikan kalimatnya, lalu menundukkan kepala.
“Kau baik-baik saja, Liky-kun?”
“Eh, aku baik-baik saja. Aku tadi tiba-tiba merasa lapar.”
“Kalau begitu, kita makan malam saja. Dan kita lanjutkan pembicaraan ini besok, hari mulai gelap, kasihan mereka pasti kelelahan,” saran Ryo.
“Baiklah, aku akan memasak makan malam,” balas Sofie.
Setelah menunggu beberapa saat, makan malam pun sudah jadi. Semuanya ikut makan di sana, termasuk Likyter dan Mio. Kehangatan terjadi selama di meja makan, mereka terlihat sangat akrab sekali walau kadang Likyter dan Ryo selalu melontarkan ejekan, tapi itu adalah tanda mereka sangat akrab sekali.
Malam pun tiba, Silvia, Elni, dan Alisa pun kembali ke tempat mereka masing-masing. Sedangkan Fiona, Sofie, dan Mio sudah masuk ke kamar Sofie untuk berbincang sebentar sebelum tidur. Sedangkan Likyter dan Ryo berada di kamar Ryo.
Sekarang mereka berdua sedang duduk di lantai, mereka masih belum mengantuk jadi memutuskan untuk berbincang sebentar. Likyter memakai kaos bekas Ryo berwarna putih dan celana training bekas juga berwarna hitam.
“Terima kasih banyak, Ryo. Maaf, sudah merepotkan juga.”
“Sudahlah, jangan formal begitu. Dulu kan kau pernah menolong kami, jadi anggap saja ini balasannya,” balas Ryo. “Oh iya, bagaimana dengan kaos bekasku? Apa terasa nyaman di badanmu?”
“Ihhh, kenapa kau menanyakan itu? Aku sudah punya Mio, dan masih normal.”
“Woi, jangan salah paham!! Kaos bekasku cukup kecil, makanya aku tanya!”
“Tenang-tenang, ini cukup nyaman. Yah, memang sih aku memiliki otot di tubuhku, tapi karena tubuhku kurus jadi tidak merasa sempit.”
“Cih, kau ini tetap saja menyombongkan diri walau sudah kutolong.”
“Anggap saja pembalasannya, hahahah.”
“Hah… terserah.” Ryo pun berdiri, lalu melihat ke luar jendela. Langit yang sudah malam, dihiasi bintang-bintang dapat dilihat oleh Ryo. “Likyter, kau sedang menyembunyikan sesuatu dari kami, kan?”
“Hah, apa maksudmu?”
“Tentu saja tentang jawaban yang kau alihkan ke rasa lapar.”
Likyter pun ikut berdiri, dia melihat ke luar jendela juga. “Ketahuan, ya… Maaf, bukan maksudku untuk menyembunyikan. Tapi, aku belum bisa memberitahukannya.”
“Hei, ini menyangkut tentang dunia kami. Mana mungkin aku diam saja.”
“Hm… Baiklah, aku akan memberitahukanmu terlebih dahulu.” Likyter kembali duduk di lantai. “Tujuan dari musuh, dari sebelumnya pernah kuhadapi adalah untuk menguasai salah satu dunia kita.”
“Me-Menguasi dunia…”
“Iya. Dan kemungkinan besarnya sekarang, dia akan menguasai dunia kalian.”
“Hei!” Ryo dengan kagetnya ikut duduk dan memasang wajah kaget tidak main. “Tunggu, kalau memang benar itu tujuan. Lalu, kenapa dia mengirim kalian berdua ke dunia kami? Bukankah seharusnya lebih mudah kalau musuh lamanya tidak ikut terlibat, supaya pergerakkannya tidak diketahui?!”
“Yah… supaya lebih cepat harus mengirimkan kami berdua. Karena dengan kedatangan kami berdua, keseimbangan duniamu mulai tergganggu dan presentasi kehancurannya lebih besar.”
“Hah, apa maksudmu? Kenapa bisa begitu?”
“Mudahnya begini. Anggap saja duniamu adalah sebuah kertas putih bersih, sedangkan kami berdua adalah tetesan tinta hitam. Coba kau teteskan sekali tinta ke kertas itu, maka sebagian kecil kertasnya akan berubah menjadi hitam. Lalu, coba kau teteskan lagi, maka semakin banyak bagian kertas yang menjadi hitam.”
“Be-Begitu, ya… Kalau begitu, kalian harus segera kembali ke dunia kalian.”
“Tidak, itu percuma. Walau kami berdua kembali ke dunia kami, tetap saja duniamu akan hancur. Kita harus menghancurkan sumber tetesan tinta-nya, atau dengan kata lain kita harus mengalahkan musuh yang sudah membuat ulahnya.”
“Jadi, tidak ada pilihan lain selain mengalahkan musuh… Tunggu, kalau begitu saat kami ke dunia kalian berarti keseimbangan dunia kalian juga tergganggu.”
“Iya. Tapi, kasus kalian berbeda. Karena kalian berada di dunia kami tanpa sengaja, dan tidak melibatkan orang jahat yang ingin menguasai dunia. Jadi, tidak terlalu masalah.”
“Hah… pantas saja kau tidak ingin memberitahukan mereka. Ternyata, cukup mengerikan juga…”
“Yah… lagipula aku tidak akan bisa selamanya menyembunyikan fakta ini, jadi besok aku akan memberitahu mereka.” Likyter tiba-tiba mengangkat tangan kanan yang sudah dikepal. “Dan kami pasti akan membantumu menyelamatkan dunia kalian.”
“Hm, tolong bantuannya.” Ryo pun menempelkan kepalan tangan kanannya ke kepalan tangan Likyter. Kemudian, mereka sedikit menarik tangan yang sudah dikepal, lalu saling memukul kepalan dengan pelan.
“Baiklah, kita lepaskan dulu masalah dunia supaya tidak tegang. Jadi, apakah aku dan Mio terlihat cocok?”
“Cih, lagi-lagi kau mengungkit itu. Kau ini sebenarnya menyindirku, kan?”
“Yah… aku kan hanya menanyakan pendapat saja.”
“Iya, kalian cocok sekali. Selamat,” balas Ryo malas.
“Hehehe, makasih. Lalu, apakah kau sudah menemukan pujaan hatimu?”
“Ke-Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?!”
“Ayolah, aku hanya ingin bertanya. Jadi, apa sudah ada?”
Ryo mengalihkan pandangannya. “Entah… aku tidak tahu…”
“Hah… sudah kuduga. Baiklah, jangan dipaksakan. Nikmati saja dulu, nanti kau akan mendapatkan jawabannya.” Likyter pun berdiri. “Aku mau pergi ke toilet dulu, kalau kau mau tidur duluan silahkan saja.”
“Kok pernyataanmu tadi seperti pemilik rumah saja?”
Likyter hanya tertawa kecil, kemudian pergi keluar kamar. Sedangkan Ryo, dia langsung berdiri, berjalan ke ranjang, kemudian menidurkan tubuhnya.
Likyter berjalan menuju toilet, dan di tengah jalan kebetulan bertemu dengan Mio. Mio memakai piyama berwarna putih. Likyter yang melihat itu langsung sedikit terpana, karena Mio terlihat sangat cocok sekali dengan piyama itu.
“Se-Selamat malam, Liky-kun,” sapa Mio.
“Oh, se-selamat malam juga, Mio,” balas Likyter sedikit gugup. “Bagaimana, apakah kau menikmati berbincang dengan mereka?”
“Iya, sangat menyenangkan sekali. Bagaimana denganmu, apakah bertengkar lagi dengan Ryo-san?”
“Yah… bisa dibilang kadang-kadang, hahahah.”
“Ka-Kalau begitu, aku kembali ke kamar, mereka pasti menungguku.”
“Oh, iya. Aku juga harus segera ke toilet, sudah tidak tahan lagi.”
Mereka berdua pun saling melewati dengan kepala menunduk, tentu saja karena masih ada perasaan gugup melanda mereka. Tapi, kegugupan itu adalah tanda mereka benar-benar saling menyukai.
################################
Sedikit info, bagi para pembaca yang penasaran dan ingin baca tentang masa lalu Likyter sebelun di cerita ini, silahkan mampir ke profilku dengan cek ceritanya berjudul 'Adventure No Alone: Before' atau bisa dicari dengan mengetikkan judulnya di pencarian.
Terima kasih atas perhatiannya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top