6

Setelah kejadian confess tak terduga semalam di grup chat kelas, atmosfer antara Jaehyuk dan Winter jadi canggung. Sebenarnya, Jaehyuk biasa saja. Toh, Winter juga berkata kalau itu sudah menjadi masa lalu. Tapi, Winter masih malu. Kalau melihat wajah Jaehyuk, jadi teringat chat semalam. Menurutnya itu memalukan. Apalagi Winter terdengar percaya diri sekali semalam.

Sialnya, teman-teman sekelas mereka malah lebih mendukung Jaehyuk dan Winter daripada Winter dan Sungchan. Mulai dari mereka yang memaksa Winter untuk ke gacoan naik motor Jaehyuk sampai membuat Winter duduk di sebelah Jaehyuk saat di gacoan. Winter yang tadinya sudah merasa canggung jadi tambah canggung.

"Kuat ngabisin?" tanya Jaehyuk.

Winter melirik sekilas, kemudian mengangguk dengan cepat. Gadis itu membuang muka ke arah lain, mencoba menghilangkan salah tingkah.

"Kalo kaga kuat, kaga usah diabisin. Minum punya gua nih," ujar Jaehyuk menyerahkan minumannya yang belum tersentuh sama sekali ke hadapan Winter.

Winter buru-buru menggeleng, menolaknya. "Nggak usah, gue kuat kok kalo cuman sepedes ini. Lagipula Jessica Alba juga suka makan pedes."

Bohong. Lidah Winter rasanya sudah seperti terbakar. Tapi, demi menjaga muka di depan Jaehyuk, gadis itu rela menahan rasa pedas di lidahnya. Ah, jangan lupakan ciri khas Winter saat salah tingkah. Gadis itu akan berbicara sesuatu yanh random, kalimat terakhir itu salah satu contohnya.

"Santai aja. Gua nyadar lu agak gimana ke gua gara-gara chat semalem, tapi suer deh. Gua sebenernya kaga peduli-peduli amat. Soalnya, lu juga bilang kalo lu sekarang sukanya sama Sungchan. Jadi, kaga usah terlalu dipikirin. Udah jadi masa lalu," terang Jaehyuk.

"Oke," ucap Winter singkat seraya mengambil segelas minuman milik Jaehyuk. Kemudian dengan tak tahu diri meneguknya sampai tinggal setengah saja.

"Sumpah, ini pedes banget. Tapi, lo pernah nggak, sih, denger kalo orang makan pedes tuh nggak bisa berhenti makan di tengah jalan? Kayak harus habis gitu. Bikin ketagihan." Winter mulai berceloteh panjang. Jaehyuk ikut tersenyum mendengar Winter sudah kembali jadi Winter yang selalu berbicara panjang lebar.

"Jangan diabisin kalo kaga kuat mah. Daripada ntar mencret." Jaehyuk mengingatkan.

Akan tetapi, Winter masih saja tak mau berhenti makan. "Nggak papa. Kalo mencret, tugas lo bawa gue ke rumah sakit. Beliin gue obat, terus rawat gue deh."

"Dih, suruh Sungchan dong. Katanya kemaren abis pulang bareng," kata Jaehyuk.

Winter mendadak jadi bersemangat sendiri, kedua matanya melebar dan mulutnya sudah siap untuk bercerita panjang lebar. "Lo tau nggak? Abis lo pulang, abang gue yang kurang ajar tapi gue sayang itu bilang nggak bisa jemput. Masa bisanya jemput gue abis maghrib? Gue udah pasrah tuh, terus gue bawa Summer ke kantin buat ngasih makan. Eh, nggak sengaja ketemu Sungchan. Malah ditawarin mau dianter balik dong, ya gue mau lah. Walau awal-awalnya pake nanya dulu, sih, kan jaim."

"Ck, gua udah paham kelakuan lu mah. Kalo selain sama gua sama Hyunsuk, pasti sok takut ngrepotin dulu. Tapi, kalo sama gua sama Hyunsuk mah trabas aja, bodo amat mau ngrepotin apa kaga." Jaehyuk menanggapi membuat Winter menunjukkan cengirannya.

Winter kembali melahap mie di piringnya. Rambut panjangnya jatuh hingga mengenai piring. Jaehyuk yang melihatnya sontak bertanya, "Lu kaga punya tali rambut apa? Liat noh, rambut lu jatoh semua."

"Punya, tapi lupa bawa. Tadi pagi udah gue siapin di atas meja belajar padahal," ujar Winter.

Jaehyuk kemudian berdiri, membuat Winter menolehkan kepalanya dan bertanya. "Mau kemana? Belom abis ini punya lo."

"Mau minjem tali rambut buat lu. Siapa tau ada anak cewek yang bawa double," kata Jaehyuk yang segera berkeliling ke satu per satu meja untuk meminjam tali rambut. Akhirnya, dapat juga setelah dipinjami Somi yang membawa scrunchie dua, yang satu untuk tali rambut dan yang satu ditaruh di pergelangan tangan sebagai gelang.

Jaehyuk kembali dan menyerahkan scrunchie milik Somi pada Winter. Gadis itu menunjukkan tangannya yang kotor setelah melahap ceker ayam. Jaehyuk hanya menggeleng pelan. Seolah paham, tangannya langsung meraih rambut Winter dan mengikatnya jadi satu.

"Udah noh."

"Makasih hehe," ujar Winter seraya tersenyum lebar tanpa dosa.

Hyunsuk, Denise, Chenle, Ryujin, dan Beomgyu yang melihatnya langsung berbinar-binar dan menyatakan mereka resmi menjadi tim sukses Winter-Jaehyuk.

"Ini mah tinggal jedor, abis itu upload ke TokTok kasih tulisan couple ter-uwu." Beomgyu menanggapi.

Hyunsuk menyahut, "Untung tadi gua kaga semeja sama mereka. Jadi obat nyamuk dong ntar."

"Bener banget, untung lo kaga jadi satu meja sama mereka. Kalo tadi lo semeja sama mereka ganggu banget asli," ujar Ryujin.

"Harus sedia rencana kedua, nih, buat menyatukan mereka berdua," kata Denise.

"Beliin gua motor dong, Le. Biar ntar gua berangkat sama pulang sendiri kaga usah nebeng Jaehyuk. Kan motor Jaehyuk jadi kosong bisa ditempatin Winter," ujar Hyunsuk dengan watadosnya.

Chenle yang sedari tadi masih diam karena kepedasan sontak menoyor kepala Hyunsuk. "Enak aja, lo kira gue bapak lo?"

"Ya elah, Le. Anggep aja beramal. Lagian motor harganya mentok sepuluh jutaan."

Chenle menggeleng. "Walaupun bokap nyokap gue berak keluar duit, sepuluh jutaan termasuk nominal gede ya anying. Lo enak bener ngomongnya."

Beomgyu menepuk-nepuk lengan Hyunsuk dan Chenle bergantian. Untung Denise dan Ryujin berada di hadapan mereka, jadi lengannya tak ikut jadi korban.

"Woi itu di luar si Sungchan bukan, sih?" tanya Beomgyu heboh sendiri, tapi masih memelankan suaranya. Takut kalau Winter ikut mendengar.

Denise hampir tersedak minumannya. Gadis itu mengedarkan pandangannya ke segala arah. "Mana mana?"

"Deket parkiran. Tapi, kok orangnya malah duduk di motor? Gak masuk-masuk." Beomgyu membalas dengan wajah heran.

"Mau jemput orang nih, kayaknya," kata Chenle.

"Winter apa Soojin?" tanya Ryujin.

"Nah, timbul pertanyaan. Buset dah mentang-mentang cakep, maruk banget ngembat dua cewek cantik. Yah, walau si Winter kelakuannya gak kayak cewek cantik, tapi mukanya masih dalam batas cantik," sahut Hyunsuk.

"Berani taruhan kaga? Kalo dia mau ketemu Winter, kita bubar jadi tim sukses Jaehyuk-Winter. Kalo dia mau ketemu Soojin, kita gas pol-in Jaehyuk-Winter," ujar Ryujin.

"Setuju," balas mereka bersamaan.

Tak lama kemudian, Sungchan memasuki ruangan. Pemuda itu menghampiri Soojin dan menyerahkan beberapa lembar uang pada gadis itu. Soojin pun berdiri.

"Permisi, gue minta perhatiannya sebentar dong. Jadi gini, gue sama Sungchan semalem resmi pacaran. Berhubung kalian temen baik gue semuanya dan kebetulan kita sekelas ada di sini semua, makanan kalian hari ini gue sama Sungchan yang traktir."

Anak-anak mendadak terdiam. Tak ada yang bertepuk tangan atau bahkan bersorak ria karena mendapat makanan gratis. Yang mereka pikirkan saat ini hanya satu, Winter. Karena semua orang sekelas sudah tahu dan paham betul bagaimana Winter menyimpan rasa pada Sungchan.

°°°

🍀❤🍀

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top