12
Rapat pun selesai tepat pukul empat sore. Winter mengecek ponselnya, ternyata sesuai dugaan Jaehyuk, ponsel Winter mati. Nampaknya karena kehabisan baterai. Winter saat ini sudah berdiri di depan kantor tata usaha. Ia berniat mengambil kertas yang diberikan Jaehyuk. Gadis itu mengeluarkan celana training yang tadi ia pakai dari dalam tas dan merogoh bagian saku. Mencoba mencari kertas dari Jaehyuk, tapi nihil. Kertasnya hilang.
Winter mengintip dari ambang pintu, masih banyak murid yang mengantre untuk menggunakan telepon sekolah. Gadis itu segera berlari ke kamar mandi. Winter membungkuk, mencoba mencari kertas yang mungkin saja jatuh saat ia sedang ganti baju. Tapi, dia masih belum menemukannya. Gadis itu kembali ke ruang tata usaha sambil menghembuskan napas pasrah.
Beberapa murid keluar, mereka tampak habis menertawakan sesuatu. Winter menatap mereka dengan tatapan bertanya. Mau bertanya duluan, tapi malu.
"Winter, liat tuh kelakuan cowok lo." Jinsol memberitahu.
"Hah? Cowok gue siapa? Eh, emang ada apaan?"
Sieun membalas, "Masuk aja. Liat kertas yang di sebelah kiri telepon sekolah. Gue ke gerbang duluan ya."
Winter mengangguk, kemudian dengan cepat masuk ke kantor tata usaha dan mendekati telepon sekolah. Di samping kirinya ada kertas binder yang bertuliskan seperti ini,
(Khusus Winter XI MIPA 4. Selain Winter tolong nomor teleponnya jangan dicatet atau gua santet lu yang nyatet apalagi sampe ngesave dan ngechat gua nyuruh save back)
08xxxxxxxxxx - pulsa
08xxxxxxxxxx - WA
Dari Jaehyuk
Note : Awas kalo balik duluan naik ojol)
Winter tersenyum membaca secarik kertas itu, kemudian mengetik nomor Jaehyuk di telepon sekolah. Tak butuh waktu lama bagi si penerima telepon menjawab dengan suara lantang.
"Jemput gue. Jangan lama-lama, tapi jangan ngebut."
"Iya, tunggu bentar. Kalo lu bosen nungguin sendirian, suruh si Summer nemenin lu."
"Summernya lagi bobo di depan kelas XII IPS 2. Masa mau gue bangunin? Nggak tega. Kasian tadi abis atraksi di kantin."
"Ya udah, tunggu aja bentar di deket gerbang. Gue abis ini otw."
"Oke."
Winter menutup teleponnya, kemudian berjalan menuju gerbang sambil membawa helm miliknya yang tadi pagi ia pakai. Di sepanjang perjalanan ke gerbang, senyum di bibirnya nggak luntur. Sesampainya di gerbang, ada beberapa murid yang sedang menunggu jemputan juga. Termasuk Soojin yang menyapanya dengan senyuman lebar.
"Hai, Winter. Nunggu Jaehyuk jemput ya?"
Winter mengangguk. Kalau mengingat isi kertas tadi, rasanya Winter jadi tersipu sendiri. Jaehyuk jelas tahu semuanya tentang Winter. Rasanya nggak mungkin kalau Winter nggak merasa kepedean. Mungkinkah Winter sedang jatuh dua kali di lubang yang sama? Jujur saja, perhatian kecil seperti ini lah yang membuat Winter di masa lalu bisa menaruh rasa suka pada Jaehyuk.
Dan nampaknya hal itu terjadi lagi kali ini. Entah ini hanya tingkat kepercayaan diri Winter yang tinggi atau kali ini akan berujung lebih baik dari yang dulu. Siapa yang tahu?
Tak lama kemudian, motor Supra berwarna hitam itu berhenti di depan gerbang. Si pemilik motor sengaja tak membunyikan klakson dan lebih memilih melambaikan tangannya. Winter segera berdiri, berpamitan pada temannya yang masih menunggu jemputan, dan segera berlari menghampiri Jaehyuk.
"Udah makan siang?" tanya Jaehyuk seraya meraih helm di tangan Winter.
Winter menggeleng. "Tadi cuman dikasih roti sama air putih doang. Kenapa? Mau beliin gue makan ya?" Gadis itu mendekatkan dirinya pada Jaehyuk.
"Iya, mumpung gua lagi kaya. Mau makan apa?" Jaehyuk yang mengerti langsung memakaikan helm di kepala Winter, sedangkan si gadis sibuk berpikir.
"Hm, gue mendadak pengen yang pedes-pedes. Lo udah makan belum?"
"Belum, sih. Tadi cuma makan mie-nya si Kunyuk dikit. Kenapa?"
"Nah, kebetulan banget. Mampir restoran yang jual tteokbokki yuk! Beli satu porsi aja udah dapet banyak, jadi satu dimakan berdua." Winter mengusulkan.
"Bisa abis emang?"
"Ih, bisa lah! Lo lupa ya, kita kan perut gentong."
"Boleh dah. Buru naik." Setelah tampak berpikir agak lama, Jaehyuk akhirnya setuju.
Winter tersenyum lebar. "Yeay!"
Keduanya melaju ke restoran korean food dan membeli satu porsi tteokbokki yang diinginkan Winter. Keduanya memakan tteokbokki itu dengan lahap bak orang kelaparan. Poin plus untuk keduanya, baik Jaehyuk maupun Winter sama-sama suka makanan pedas.
"Untung di sini tisunya gratis. Coba kalo bayar, beuh langsung bokek kita," kata Winter seraya mengelap hidungnya dengan tisu yang disediakan tiap meja.
"Tadi lu gimana?"
"Gimana apanya?" Winter balas bertanya.
"Lu, kan, tadi rapat sama Sungchan. Ada si Soojin pula. Gimana? Hati lu masih aman kaga?"
"Oh, kirain apa. Aman dong. Sungchan sama Soojin pacarannya dewasa banget, nggak mesra-mesraan pas lagi rapat. Tapi, gak tau juga ya, kalau semisal mereka sengaja nggak mau mesra-mesraan karena ada gue," cerocos Winter.
Jaehyuk hanya terdiam tak menjawab. Keduanya segera menghabiskan pesanan mereka dan pulang ke rumah.
Setelah diantar Jaehyuk dengan selamat sampai rumah, Winter berdiri sejenak di dekat pintu. Ia memandangi kotak berwarna cokelat yang ada di depan pintu rumahnya. Winter berjongkok, membaca alamat pengirim surat.
"Dari ayah sama bunda!" pekik gadis itu senang seraya membawa kotak itu masuk. Di dalam kotak berukuran cukup besar itu ada beberapa hoodie, kemeja, dan dasi. Biasanya sebulan sekali setelah terima gaji, orang tua Winter akan mengirimkan hadiah pada anak-anaknya.
Winter yang masih melihat-lihat isi kotaknya mendadak dibuat terkejut dengan suara notifikasi dari ponselnya.
XI MIPA 4 (32)
Soojin : Guys, maaf telat ngasih tau
Soojin : Bu Sandara mau kita bikin kelompok
Soojin : Besok kelompoknya diskusi tentang wirausaha masing-masing
Soojin : Kelompoknya mau pilih sendiri apa dipilihin?
Ryujin : Dipilihin tapi gue request sekelompok sama Asahi
Somi : Dipilihin juga gapapa
Somi : Gue juga mau request jangan sekelompok sama Hyunsuk
Denise : Kalo pake request request-an mah mending lo pilih sendiri aja
Soojin : Oke gue pilihin ya
Soojin : Terima gak terima terserah
Soojin : Gue pake generator soalnya
Soojin : Harusnya sih adil gak berat sebelah
Chenle : Okee
Soojin :
Kel 1 : Asahi, Ryujin, Choerry, Heeseung
Kel 2 : Chaeryeong, Minkyu, Olivia, Jaehyuk
Kel 3 : Hyunsuk, Denise, Chenle, Winter
Kel 4 : Soojin, Wonjin, Mashiho, Somi
Kel 5 : ....
dst.
Winter : Wow chenle
Winter : Perut gue aman hihi
Ryujin : Ya ampun
Ryujin : Generator juga merestui gue sama Asahi
Ryujin : Siapa nih developernya mau gue kasih cinta
Hyunsuk : Simpen aje cinta lu buat Asahi
Ryujin : Hm, betul jugak
Somi : Untung Jaehyuk sama Hyunsuk gak dijadiin satu hhhh
Jaehyuk : Soalnya nanti kalo dijadiin satu pada terpana sampe pingsan
Hyunsuk : Betul sekali, wahai sepupuku
Denise : Gakeliatan anjir lo ngetik apa
Somi : Winterrr kandangin tuh cowok lo
Winter : Somiii kandangin tuh cowok lo
Winter : Hehehehe
°°°
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top