1

Bel pulang sekolah berbunyi. Akan tetapi, murid-murid kelas XI MIPA 4 masih berada di kelas sesuai perintah ketua kelas mereka yang dilantik untuk yang kedua kalinya. Soojin, sebagai ketua kelas mereka, ingin menunjuk siapa saja yang akan menempati posisi pengurus kelas yang masih kosong. Sementara itu Asahi, si wakil ketua kelas, nggak ada di dalam kelas karena ada rapat ekstra.

"Jadi, gue mau nunjuk Chaeryeong sama Minkyu sebagai Sekretaris. Terus, ada Mashiho, Ryujin, sama Somi sebagai Bendahara. Bagi aja sendiri ya tugas-tugasnya, kayak kelas 10. Tapi, kelas 11 ini ditambah ada bendahara study tour. Sie keagamaan dipegang Choerry sama Wonjin. Terus, sie peralatan dan kelengkapan dipegang Chenle sama Yuri. Sie kebersihan Winter sama Jaehyuk. Sie keamanan Heeseung sama Olivia. Apalagi? Udah itu doang deh kayaknya, nanti kalo ada lagi, gue kabarin di gc."

"Weh, Jin. Lu yakin mau jadiin gua sama Somi bendahara? Ini gua sama Somi, loh. Apa gak mau mikir dua kali?"

Soojin menggeleng. "Gue percaya lo berdua, eh bertiga sama Mashiho pasti bisa amanah. Duluan ya, gue udah dijemput." Gadis itu kemudian mengambil jaketnya di atas meja dan berlari keluar dari kelas.

"Jaehyuk!"

Pemuda Yoon yang sedang membereskan bukunya itu sontak menoleh. "Apaan?"

"Sesama sie kebersihan harus saling bantu membantu. Gue balik nebeng lo dong. Abang gue kurang ajar, masa dia nggak mau jemput adiknya yang cantik jelita mirip Gigi Hadid ini," keluh gadis yang tak lain tak bukan adalah Winter.

Hyunsuk yang mendengarnya langsung mengapit lengan Jaehyuk dan menarik saudara sepupunya itu menjauh dari Winter. "Mana bisa, dia udah gua booking 24 jam. Lu cari tebengan lain dong, masa tebengan kesayangan gua mau ditikung."

"Lo, kan, cowok anjir. Ngalah dong sama cewek! Temen lo, kan, banyak. Beda kayak kaum introvert kayak gue," jelas Winter. Hyunsuk menirukan ucapan Winter dengan mulut yang dimoncong-moncongkan.

"Berisik anjim. Boti aja dah," kata Jaehyuk akhirnya memberi keputusan mutlak.

"GAS!" ujar Winter dan Hyunsuk bersamaan dengan wajah riang.

Ketiga tetangga satu kompleks itu berjalan bersama menuju parkiran. Winter berjalan di tengah-tengah, berasa menjadi nona muda yang diikuti dua bodyguard. Ketiganya juga tak lepas dari tatapan para murid. Siapa suruh mereka memiliki wajah yang cantik dan tampan? Pasti tak akan lepas dari atensi publik.

"Lu depan, gua tengah, Kunyuk belakang. Eh, rambut lu dah dicuci, kan, yak?" tanya Jaehyuk pada Winter.

Gadis itu dengan bangga mengibaskan rambutnya. "Sudah, dong. Kan agenda hari ini mau caper ke Sungchan. Gue tadi pagi udah cuci rambut pake shampo strawberry, terus pake hair fragrance, pake perfume mahal yang sekali semprot awet seminggu. Beuh, usaha gue udah sekeras ini harusnya Sungchan udah jatuh cinta ya, gak?"

Jaehyuk mendekatkan diri, mengendus aroma rambut Winter. "Baunya kayak sabun cuci tangan di wastafel sekolah anjim. Yakin lu nyuci rambut pake shampo, bukan sabun cuci tangan?"

"Ini pake shampo kesayangan gue, heh! Enak aja ngatain baunya kayak sabun cuci tangan!" protes Winter. Sedangkan, Hyunsuk tertawa keras setelah mendengar ucapan Jaehyuk. Ketiga murid itu kemudian menaiki motor supra legend milik Jaehyuk.

Saat Jaehyuk mulai melajukan motornya, Winter yang berada di depan dan Hyunsuk yang berada di belakang mulai berteriak seakan-akan mereka sedang menaiki wahana di taman bermain. Sontak kejadian ini jadi perhatian semua orang yang mereka lewati, tak terkecuali gebetan Winter, yaitu Sungchan, yang melihat mereka bertiga dari dalam mobil. Pemuda itu diam-diam menarik senyuman tipis, memandang si gadis yang tertawa lepas.

Kebetulan kompleks Jaehyuk, Hyunsuk, dan Winter letaknya tidak terlalu strategis. Jauh dari jalan raya, jalan yang bisa dilewati hanya jalan perkampungan. Di pinggir jalan mereka banyak menemui anak-anak yang sedang bermain. Jaehyuk dengan sejuta keusilannya mulai berulah.

"TARIK SIS??" teriaknya pada tiga anak laki-laki yang sedang bersepeda di samping mereka.

"SEMONGKO!" jawab anak-anak itu bersamaan.

"Masnya yang belakang buang ke laut aja!" teriak salah satu dari tiga anak laki-laki itu.

"Hooh, mukanya gak jelas. Udah gitu ganggu mas mbaknya pacaran."

Winter jadi tertawa terbahak-bahak mendengarnya. Sementara Hyunsuk malah sibuk bertengkar dengan anak kecil itu dengan saling mengacungkan jari tengah satu sama lain. Jaehyuk kemudian berujar pada Winter dengan setengah berteriak, "Ntar kalo ada anak kecil, teriakin 'tarik sis'. Pasti langsung pada nyaut."

"Siap, Pak Bos," balas Winter patuh. Saat ada anak kecil, Winter berteriak sesuai instruksi Jaehyuk. Setelah melakukannya, gadis itu akan tertawa terbahak-bahak sambil mengacungkan jempol kirinya.

Motor Supra itu berhenti di depan rumah Winter, gadis itu turun. Tak lupa mengucapkan terimakasih, sebelum masuk ke rumah. Jaehyuk langsung tancap gas pulang ke rumah. Sesampainya di halaman rumah, Hyunsuk tak henti-hentinya menatap Jaehyuk dengan tatapan aneh.

"Ngapa dah, lu?" tanya Jaehyuk pada Hyunsuk.

"Gua awalnya kaga yakin, tapi lama kelamaan sikap lu bikin gua yakin."

"Yakin apaan? Lu jangan sembarangan nuduh gua ikut aliran sesat ya," balas Jaehyuk kesal.

"Kaga. Lu kaga ikut aliran apa-apa aja udah sesat. Gua sebenernya udah tau jawabannya, tapi iseng aja mau nanya. Bro, lu demen sama Winter?"

°°°

bayangin, udah cakep cakep dandan mau pergi kondangan. eh berangkat kondangannya boti pake motor supra legend.


rencananya ini cerita mau update tiap hari.
yuk bisa yuk :)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top