Bab 7
Aditya merasa tak nyaman dengan suasana kelas yang menjadi hening. Aditya melirik ke sekeliling kelas melihat teman-temannya mulai sibuk mengerjakan soal-soal ulangan Sosiologi yang diberikan oleh bu Eni.
"Sutss, Dit no 7 apaan?" Tanya seseorang dari belakang.
Aditya menoleh ke belakang. Ternyata yang berbicara tadi Juna dan sebuah ide terlintas di kepalanya Aditya.
Aditya tersenyum miring, bu Eni cukup killer jika saat ulangan ada yang menyontek.
"Bu, Junaedi minta contekan dari saya." Ucap Aditya santai.
Bu Eni mendengar ucapan Aditya langsung menatap tajam ke arah Junaedi.
"Junaedi, betul apa yang di katakan Aditya?" Tanya bu Eni selidik.
"Engga bu, saya cuma pinjem tipp-ex aja kok bu." Elak Junaedi.
Kini pandangan bu Eni beralih ke Aditya. Sedangkan Aditya hanya tersenyum manis mendapatkan tatapan dari bu Eni.
"Aditya, jangan iseng! Jangan ganggu temen-temen kamu yang lagi ngerjain soal." Tegur bu Eni.
"Bu, saya tuh engga gangguin temen-temen kok bu! Lagian saya bukan PHO yang doyan gangguin hubungan orang bu."
"Ya sudah. Kamu kerjakan saja soal dengan benar! Ibu yakin kamu belum menjawab satu soal kan." Tebak bu Eni.
Bu Eni bahkan kadang heran, Aditya itu niat sekolah atau tidak. Karena setiap ulangan di pelajaran nya kertas jawaban Aditya sering kosong. Bahkan bu Eni masih ingat kertas ulangan Aditya yang terjawab hanya 1 kali dan itu pun gambar Hello Kitty. Ujung-ujungnya Aditya menjalani remedial di pelajaran nya.
"Ngapain saya harus sibuk mikirin jawaban soal bu? Toh soal juga ga pernah mikirin saya."
"Gimana soal mau mikirin kamu? Kalau kamu cuma mikirin Adira!" Balas bu Eni sebal.
Aditya tersenyum malu. Ternyata bu Eni bisa juga membalas candaan nya, walau terdengar seperti ledekan bagi Aditya.
"CIE-CIE!!" Seru seisi kelas sedikit keras.
"Bilang aja ibu cemburu karena saya engga pernah mikirin ibu." Goda Aditya tersenyum manis.
Bu Eni menggeleng-gelengkan kepala nya, lalu menatap ke bangku Adira dan terlihat Adira sedang sibuk mengejarkan soal tanpa memperdulikan suasana kelas yang sekarang sedikit berisik.
"Adira!" Panggil bu Eni.
Adira yang mendengar namanya di panggil pun menghentikkan aktivitas sejenak. Adira mendongakkan kepala nya dan menatap ke arah bu Eni.
"Iya bu?"
"Kamu kok bisa betah pacaran sama Aditya? Alasannya apa sih?" Tanya bu Eni sedikit penasaran.
"Khilaf Bu." Jawab Adira singkat.
Seketika tawa seisi kelas pecah setelah mendengar jawaban nya Adira.
"Bu jangan gangguin hubungan saya sama Adira dong. Kita udah bahagia bu! Kalau Adira sadar dari khilaf nya bisa-bisa saya diputusin." Ucap Aditya pura-pura sedih.
"Bagus juga putus, biar Adira bisa jadian sama anak ibu." Balas bu Eni santai.
Aditya menggeleng tak setuju. Dirinya tak akan pernah membiarkan Adira berpacaran dengan cowok lain.
"Bu, kalau anak ibu ga punya pacar? Jual aja di bukajodoh.com! Jangan nikung pacar saya dong."
"Gapapa Dit, selama janur kuning belum melengkung hajar aja terus. Lagian nikung itu enak tapi sayang enaknya cuma sebentar aja." Celetuk Farrel.
"Nikung itu ga ada yang enak! Yang lo dapatkan apa coba dari nikung? Bahagia kagak sedih iya." Ketus Aditya.
"Sudah-sudah jangan berisik! Mending kalian kerjakan soal dengan benar, 15 menit lagi di kumpulkan." Bu Eni mengingatkan.
Seisi kelas langsung panik mendengar ucapan bu Eni. Banyak dari mereka yang belum selesai mengerjakan soal ulangan, karena perhatian mereka teralihkan karena ulah Aditya.
"Saatnya kita pakai jurus legendaris pas ulangan." Ucap Aditya sedikit keras.
"Jurus apaan?" Tanya Junaedi bingung.
Bu Eni dari depan memperhatikan ke sekeliling kelas. Berjaga-jaga jika ada siswa yang menyontek bisa langsung dia ketahui.
"Jurus cap cip cup dan ngitung kancing baju."
"Nyesel gue denger nya, kirain pake jurus apaan." Ucap Junaedi sedikit kecewa.
"The power of kepepet ya pake jurus itu aja. Lagian lo mikir juga belum tentu bisa jawab. Otak lo kan jarang dipake." Balas Aditya santai.
"Sialan lo Dit." Ketus Junaedi.
******
"Adira, lo tau gak?" Tanya Aditya sambil memandang Adira yang sedang sibuk membaca.
"Apaan?" Jawab Adira tanpa mengalihkan pandangannya.
"Kalau gue tuh lebih menarik dari komik yang lagi lo baca!"
Aditya kadang heran. Adira sangat betah membaca komik saat bel istirahat dikelas. Padahal orang-orang sibuk pergi ke kantin.
"Oh"
"Kantin yuk, Dira!" Ajak Aditya.
"Ngapain?"
"Mulung."
"Emang boleh?"
"Boleh lah kan mulung cinta kamu." Gombal Aditya terkekeh.
"Sorry, cinta gue bukan barang rongsokan kek mantan lo." Ketus Adira.
Aditya tertawa kecil. Ya memang Aditya akui bahwa Adira berbeda dengan mantan-mantannya yang dulu. Aditya bahkan harus berjuang mati-matian agar dapat berpacaran dengan Adira, makanya dia tak akan pernah membiarkan Adira terjatuh pada pelukan cowok lain.
"Meski mantan gue kek rongsokan, tapi mereka cantik. Gimana dong?" Tanya Aditya iseng.
Adira mengalihkan pandangannya sejenak dan menatap Aditya dengan serius.
"Cewek cantik ga menjamin lo bakal bahagia. Mending juga gue meski buruk rupa tapi gue belajar cara buat lo bahagia walau masih banyak kekurangan sih." Jawab Adira tersenyum manis.
"Ihh Dira jadi pengen meluk. Sini-sini cium dulu!" Ucap Aditya sambil merentangkan tangannya dan sedikit memanyunkan bibirnya.
Adira melihat wajah Aditya yang so imut itu membuatnya sedikit geli. Adira menutup komiknya dan menempelkan nya pada wajah Aditya.
"Cium nih komik!" Kata Adira terkekeh.
"Dira jahat dih, masa cogan di suruh cium komik." Ucap Aditya cemberut.
"Cogan itu ada artinya tau."
"Apaa? Cowok ganteng kan? Jelas gue dong golongan cogan." Kata Aditya tersenyum sombong.
"C = Cemen, O = Orangnya nyakitin mulu, G = Ga setia, A = Alay, N = Ngebaperin doang suka nya! Jadi lo masih mau jadi cogan?" Tanya Adira tersenyum mengejek.
Aditya menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Gue cancel jadi cogan deh, gue mau jadi cowok yang selalu ada aja saat lo susah dan seneng."
"Plin-plan dih, katanya lo golongan cogan." Ucap Adira terkekeh.
"Gapapa gue plin-plan dalam urusan cogan, asalkan gue ga plin-plan dalam berpacaran sama lo." Balas Aditya sambil mengedipkan sebelah mata.
"Dasar kang modus lu." Adira menjulurkan lidah nya.
Aditya langsung mencubit pipi Adira gemas.
"Modusin pacar kan boleh. Asalkan jangan modusin pacar orang lain." Ucapnya tertawa dan Adira pun ikut tertawa.
Tbc.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top