Bab 2

"Oh mantan dan pacar selamat pagi. Ku datang ke kelas dengan ceria. Semangat belajar sayang yang penuh semangat, raih lah mimpi mu kitty ku kau dapat. Sayangi mantanmu putusin pacar. Itulah tandanya kau pacar bajingan." Aditya melangkah masuk ke kelas sambil bernyanyi riang.

Seketika tawa seisi kelas 11 IPS 3 pecah mendengar nyanyian Aditya yang menurut mereka lucu.

"Wahh Adira bentar lagi jomblo, gue gebet ah." Celetuk Revan yang kebetulan menyukai Adira tapi di tolak.

Aditya yang mendengar ucapan Revan langsung menghampiri bangku Revan dan berdiri tepat disamping Revan. Aditya membungkuk sedikit, lalu menoleh ke arah wajah Revan.

"Duh keknya abang Revan sayang pengen dikasih tanda cinta sama eneng ya, abang pengen neng kasih tanda dimana? Di pipi? Di bibir? Di perut atau di jatuhin dari genteng sekolah?"tanya Aditya sambil mengelus-ngelus pipi Revan.

"Gue canda doang Adit, jangan gitu lah kita kan temen sekelas. Mana gue masih jomblo, muka pas-pasan, jangan lo buat muka gue ancur. Kalau gue ga laku kasian emak gue nanti."ucap Revan dengan wajah memelas.

Adira yang duduk di barisan tengah dan tidak jauh dari bangku Revan. Adira sadari tadi sedang memperhatikan Aditya akan membuat ulah apa lagi dikelas. Meski Adira tau nyanyian Aditya hanya iseng dan ngasal.

"Agustin duduk!" Suruh Adira tegas.

"Aditya woy, ah lu mah manggil gue Agustin mulu! Gue tuh laki-laki Adira sayang." Protes Aditya tak terima.

"Mana ada laki-laki suka sama hello kitty." Ejek Adira sambil menjulurkan lidahnya.

"Masih mending gue suka nya sama hello kitty! Gimana coba kalau gue suka nya nyakitin cewek? Yang ada lo makan hati pacaran sama gue, tapi tenang aja gue bakal berusaha biar ga nyakitin hati lo." Aditya mengedipkan sebelah mata sambil memberikan kiss bye dan dibalas lemparan kertas dari Adira.

"Woy! Hargai kami yang masih jomblo. Kami juga butuh asupan kasih sayang bukan ngeliat orang di sayang mulu!" Teriak Shela dengan suara cempreng.

"Alah so-so'an lu Shela bilang butuh asupan kasih sayang. Ngeliat yang bening dikit aja seneng, terus curi-curi pandang."

"Wajar dong, lo juga pasti kek gitu liat cewek bening pasti langsung modusin."

"Ngapain harus modusin, toh gue udah di sayang sama dua cewek yang spesial kok." Ucap Aditya santai.

"Adira, si Adit berani selingkuh tuh. Udah putusin aja, lagian si Adit juga ga menghargai kami yang jomblo." Kata Shela memanas-manasi.

"Cewek spesial pertama itu tentu mamah gue, dan yang terakhir adalah Adira pacar gue. Meski Adira penting bagi gue, tapi tetep mamah gue harus jadi prioritas dan cewek yang spesial pertama di hidup gue. Nah jadi gue ga perlu modusin cewek lain, karena gue udah punya dua cewek yang spesial yaitu mamah gue dan Adira."

"Pencitraan yang haqiqi." Ketus Shela.

Adira hanya terkekeh mendengar perdebatan Shela dan Aditya. Adira senang karena Aditya selalu saja bisa membuat suasana kelas jadi tidak sepi karena ulahnya.

••••••

Aditya melipatkan kedua tangannya diatas meja lalu menenggelamkan kepalanya diatas tangannya tersebut. Dia lebih memilih tidur di perpustakaan dan membolos di jam pelajaran sejarah.

Aditya sejujurnya tidak menyukai pelajaran sejarah. Karena bagi Aditya bagaimana kita bisa maju kalau masih stuck di masa lalu.

"Hey Adit bangun, ini perpustakaan buat belajar bukan tidur." Ucap seorang wanita sambil menepuk-nepuk bahu Aditya.

Aditya mendengus sebal. Dia bahkan sangat mengenali suara orang yang berbicara, tentu saja itu suara bu Retno penjaga perpustakaan yang selalu saja menganggu acara tidurnya.

"Ini juga saya lagi belajar bu." Balas Aditya dengan mata masih terpejam.

"Belajar apa? Orang kamu tidur gitu juga." Tanya bu Retno bingung.

"Belajar tidur yang baik dan benar. Biar nanti ga sakit leher pas bangun tidur bu."

Bu Retno menggeleng kan kepalanya melihat tingkah Aditya yang selalu saja begini jika ke perpustakaan. Bu Retno pun menjewer telinga Aditya, lalu mau tak mau Aditya pun beranjak dari posisi tidurnya dan menyenderkan tubuhnya ke kursi.

"Kamu bantuin ibu beresin buku-buku perpustakaan, kamu cek tiap rak buku kalau ada buku yang salah simpen kamu benerin. Ngerti!"

"Ngerti bu, tapi saya laper. Belum dikasih pelukan penyemangat sama Adira! Nanti kalau saya gagal fokus gimana?" Alibi Aditya agar bisa melanjutkan tidurnya di UKS.

"Ya tinggal kamu pake auto fokus terus jepret deh. Jangan lupa di post ke Instagram." Balas bu Retno santai.

"Duh ibu lucu banget sih, jadi pengen nabok deh."

"Kurang ajar ya kamu Aditya." Ucap bu Retno gemas.

"Iya bu saya emang kurang jajan, uang jajan saya abis sih. Ibu mau masih saya uang jajan tambahan? Duh makasih ya bu." Balas Aditya tersenyum polos.

Tiba-tiba ada bunyi notif masuk dari ponselnya. Aditya pun mengeluarkan ponselnya dari saku celana dan melihatnya ternyata ada Whatsapp dari Adira.

Aditya pun membuka pesan dari Adira, lalu membaca nya dan mengetik sesuatu dilayar ponselnya serta mengirimkannya kepada Adira.

Aditya tersenyum sambil menatap chat dari Adira dan mengabaikan bu Retno yang masih berdiri disampingnya.

"Duh serasa milik berdua ya, ibu masih disini loh."

Aditya memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celana nya dan menatap ke arah bu Retno dengan senyuman manis.

"Maaf bu, tadi Adira abis kasih info ada razia."

"Razia apa? Kenapa di bocorin?"tanya bu Retno selidik.

"Razia orang jelek bu, kalau ibu merasa orang jelek cepet-cepet ibu ngumpet gih." Jawab Aditya santai dengan di iringi tawa kecil.

"Mana ada razia orang jelek! Ngaco kamu ini."

"Ngaco itu ada artinya loh bu."

"Hah? Emang apa artinya?"

"N = Nemenin cewek chatting sampai dia tidur. G = Gak usah romantis yang penting selalu kasih kabar ke ceweknya. A = Aku jadi orang pertama yang selalu ada disampingnya saat dia sedih. C = Cerita perjalanan cinta kita masih panjang dan masih banyak rintangan . Dan O = Orang yang setia itu langka jadi jangan di sia-siakan."

"Alah badboy kaya kamu paling suka nyakitin Adira kan, so-so'an ngomongin orang setia." Ejek bu Retno.

"Saya emang nakal bu, suka nyakitin orang tapi itu juga pas tawuran doang. Giliran sama pacar mah beda lagi bu, karena kata mamah saya cewek itu di ciptakan buat di jagain bukan buat di sakitin. Kalau saya di tanya pilih nyakitin cewek atau di sakitin cewek? Saya pilih di sakitin cewek! Saya lebih rela hati saya yang sakit, dari pada harus liat cewek saya nangis bu."

Bu Retno menatap bola mata Aditya dengan begitu intens untuk mencari kebohongan disana. Namun hasilnya nihil, tidak ada kebohongan sama sekali di matanya.

Pantas saja Adira betah berpacaran dengan Aditya yang sering tawuran. Ternyata Aditya tipe cowok yang menyayangi pasangan nya.

"Ya sudah sekarang giliran kamu bantuin ibu buat beres-beres perpustakaan! Inget kata kamu cewek itu harus di jagain bukan di sakitin. Masa kamu tega nyakitin ibu dengan beres-beres buku perpustakaan sendirian?"

Skakmat. Aditya tak bisa lagi mengelak dari permintaan bu Retno.

"Yaudah iya bu saya bantuin."

Bu Retno tersenyum senang, lalu mengacungkan jempol ke arah Aditya.

"Nah ini baru namanya badboy idaman suka membantu guru bukan bikin guru pusing gara-gara tawuran mulu." Puji bu Retno dengan setengah menyindir Aditya.

"Bu, kalau ga niat muji saya mending gak usah ngomong. Saya merasa tercyduk dengan omongan ibu." Ucap Aditya cemberut dan dibalas tawaan oleh bu Retno.

Tbc.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top