14. AditTita

Saat ini Tita sedang duduk di hadapan Ira, menunggu bunda angkatnya itu untuk membuka suara.

Ira mengusap bulir air matanya yang kembali jatuh. Di tatapnya Tita yang masih menunggunya.

"Em.. kalau Bunda gak siap bicara sekarang, gak apa-apa, kok, Tita akan tunggu sampai Bunda siap ngomong sama Tita."

Ira menghela nafas dalam-dalam. Merangkai kata demi kata untuk ia sampaikan pada Tita.

"Sebenarnya, Tita itu punya kakak," jeda. Bisa dia lihat raut wajah terkejut Tita.

"Tita punya kakak, Bunda?"

Ira mengangguk pasti. "Foto yang kamu lihat itu adalah kakak kamu."

"Tapi, di mana, Bunda? Tita gak pernah liat."

Ira menatap lurus ke depan, pikirannya kembali mengenang ke masa beberapa tahun yang lalu.
Di mana malam itu Rita dan Ariyan datang ke rumahnya.

------

"Ariyan kabur dari rumahnya, Ra," kata Rita yang sedang duduk di sofa

Ira yang sedang menyesap minumnya langsung menoleh pada Rita sahabatnya.

"Kamu yakin akan nikah sama Ariyan, Rit? Orang tua kalian tidak setuju dengan hubungan ini."

Rita menatap Ira dengan raut sedih. "Aku dan Ariyan saling mencintai, Ra. Ariyan juga akan di jodohkan dengan perempuan lain. Aku tidak mau pisah dengannya."

"Tapi, Rit-"

Tok! Tok! Tok!

Ira mengehentikan ucapannya, dia langsung membuka pintu, ternyata Ariyan yang berdiri di sana dengan pakaian yang basah karena hujan.

"Ariyan?"

Rita segera berdiri, dia menghampiri Ira dan Ariyan. Ariyan langsung menggenggam tangan Rita.

"Ayo, kita pergi dari sini, Rit, sebelum orang tuaku menemukan kita di sini."

Rita bergeming di tempatnya. Lalu menoleh pada Ira, lalu menoleh lagi pada Ariyan. "Kamu yakin?" tanya Rita pada Ariyan.

Ariyan mengangguk pasti. "Aku tidak mau jauh dari kamu, Rit, aku mau hidup bersama dengan kamu."

Rita kembali menoleh pada Ira yang menggeleng kecil pada sahabatnya.

"Aku janji, Ra, aku akan sering memberi kabar sama kamu. Aku janji, aku akan kemari nanti. Tapi izinkan aku pergi dengan Ariyan."

Ira terdiam, dia menatap sahabatnya yang sudah mengeluarkan bulir bening dari matanya.

"Aku mohon, Ra. Ariyan satu-satunya orang yang bisa membuatku bahagia." Rita terus memohon pada Ira, begitupun Ariyan.

"Tolong izinkan aku membawa Rita pergi dari sini, Ra. Aku janji akan selalu membahagiakan Rita."

Ira menghela nafas berat, lalu mengangguk singkat. "Kalau ini bisa membuat Rita bahagia, bawalah Rita, Ariyan. Tapi tolong jaga dia, karena Rita sudah aku anggap sebagai saudaraku sendiri."

Rita dan Ariyan sangat bahagia mendengar izin dari Ira. "Aku janji akan membahagiakan Rita. Terima kasih," kata Ariyan sembari menjabat tangan Ira.

"Terima kasih, Ira." Kini gantian Rita yang menjabat tangan Ira, lalu mereka saling berpelukan.

"Jaga dirimu, Rita," kata Ira.

"Iya, kamu juga, Ira."

Setelah itu, Rita dan Ariyan pergi dari rumah Ira.

Tiga tahun setelah Rita dan Ariyan kabur dari rumah. Mereka kembali dengan membawa seorang anak laki-laki berusia dua tahun dan seorang bayi perempuan yang sangat tampan dan juga cantik.

Anak lelaki itu, lebih mirip dengan Ariyan di banding dengan Rita. Sedangkan bayi perempuan itu lebih mirip dengan Rita. Ira sangat bahagia melihat kedatangan mereka saat itu.

Tapi masalah mereka belum juga selesai. Kali ini dengan masalah baru.

Di mana ayah Ariyan ingin mengambil paksa anak lelaki mereka yang bernama Kenzo.

Ayah Ariyan ingin menjadikan Kenzo sebagai penerus perusahaannya yang sudah lama didirikan oleh kakek buyut Ariyan.

"Kenzo sedang di incar dengan ayah Ariyan. Mereka ingin menjadikan Kenzo sebagai penerus perusahaan keluarga."

"Rita, tenang dulu, ayo kita masuk."

Ira mengambil alih bayi perempuan di di tangan Rita, lalu membawa Rita dan Ariyan masuk ke dalam. Tapi sebelum mereka benar-benar masuk, beberapa mobil mewah pada zaman itu datang memasuki pekarangan rumah Ira.

Rita dan Ariyan tampak was-was di tempat mereka berdiri.

"Ira, tolong bawa putriku masuk," bisik Rita. Ira segera masuk ke dalam. Sedangkan Kenzo di peluk dengan Rita.

Seorang pria tua turun dengan membawa tongkat, wajah khas Belanda, sangat terlihat jelas.

"Jadi di sini kamu nyatanya, Ariyan."

Ariyan membawa Rita dan putranya untuk berlindung di belakangnya.

"Mau apa Ayah kemari?"

"Untuk apa? Untuk apa lagi kalau bukan untuk mengambil cucu-cucuku."

"Ayah tidak ada hak untuk membawa mereka."

"Kata siapa? Dia anakmu, artinya di dalam tubuh mereka juga mengalir darahku, ayahmu."

"Tolong, Ayah, jangan bawa mereka," mohon Rita.

"Cih. Sangat menyebalkan aku harus bertemu denganmu di sini."

Pria tua itu menoleh pada kaki tangannya. Lalu mengangguk, seakan memberi kode, setelahnya ketiga orang bertubuh besar itu melangkah dan merebut Kenzo dari tangan Rita.

Rita menahannya, tapi kekuatannya tidak sebanding dengan pria yang ada di hadapannya.

Sedangkan Ariyan, tidak bisa berbuat apa-apa, karena kedua tangannya di cekal kuat oleh orang suruhan ayahnya.

Pada akhirnya pria bertubuh besar itu berhasil mendorong Rita kasar. Dan Kenzo berhasil di rebut dengan mereka.

Rita menangis keras, memohon agar putranya di kembalikan padanya. Rando - ayah Ariyan justru tertawa keras.

"Saya akan kembali lagi, jika putri kalian sudah besar," kata Rando dan pergi dengan membawa Kenzo.

Dan lima tahun kemudian, Ariyan dan Rita datang dengan membawa gadis kecil bernama Tita itu pada Ira.

"Aku titip Tita, kami akan mengambil Kenzo dari Rando, tolong jaga Tita," kata Rita.

"Aku akan jaga Tita, kalian tenang saja, bawa Kenzo kembali. Tita akan aman bersamaku."

Rita dan Ariyan tersenyum. "Terima kasih Ira."

Rita dan Ariyan pergi setelah mengecup Tita dengan penuh kasih sayang.

Dan beberapa saat kemudian, Ira di kejutkan dengan kabar atas kecelakaan Rita dan Ariyan. Ternyata mobil mereka telah di sabotase dengan kaki tangan Rando.

Semua itu Rando lakukan agar, Rita dan Ariyan tidak bisa mengambil Kenzo darinya.

Setelah meninggalnya Rita dan Ariyan, 
Tita di titipkan pada Ira. Bersamaan dengan itu, Jaka suami Ira gugur dalam perang. Hal itu membuat Ira hancur berkeping-keping. Tapi dia berusaha kuat demi Tita. Mulai saat itu, Tita-lah satu-satunya sumber kekuatan bagi Ira.

Walaupun Ira harus rela pindah ke luar kota untuk menjauhkan Tita dan  Rando. Setelah beberapa tahun kemudian, Ira mendengar kabar Rando meninggal dunia karena gagal jantung. Ira tenang saat mendengar berita itu. Ira kembali membawa Tita ke Jakarta, dan saat itu Ira dan Tita memulai kehidupan baru tanpa ada gangguan dari Rando. Meskipun Kenzo tak lagi kembali.

----

Ira menghela nafas panjang, setelah selesai menceritakan kenangan itu. Sedangkan Tita sudah terisak di tempatnya.

"Maaf, Bunda baru cerita sama kamu sekarang, Nak."

Tita menggeleng, lalu memeluk Ira erat. "Justru, Tita yang harus berterima kasih sama Bunda. Makasih, Bunda, udah mau jaga dan merawat Tita selama ini."

Ira menggeleng, lalu melepaskan pelukan Tita. "Bunda yang harus berterima kasih sama Tita, karena Tita hadir dan mau menemani Bunda selama ini. Tanpa kamu, mungkin Bunda akan hancur."

Tita mengangguk dengan tersenyum. "Tita sayang Bunda." Tita kembali memeluk Ira. Bsgitu pun Ira.

***
*Bersambung*

Ciieee... Yang di kasih double up. Hehe..

Seneng gak?

Part ini kita fokus ke masa lalu Tita ya.

Part selanjutnya??

Tungguin aja 😁😁





Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top