사
.
.
.
〔 ❁ -; ᴀ ᴅ ᴅ ɪ ᴄ ᴛ ᴇ ᴅ〕
.
.
.
Seongwoo merona. Dua pipi tirusnya dipenuhi semburat kemerahan yang cukup jelas di kulit putihnya. Bukan, ini bukan karena dinginnya malam yang begitu menggigit, mengingat ia sudah masuk ke dalam rumah-
-atau Seongwoo akan menyebutnya sebagai mansion-
-milik Daniel, mengekori sang pemilik rumah dengan kepala setengah menunduk. Bagaimana rona bisa menghias pipinya, ini adalah karena ucapan Daniel di mobil tadi.
Ayolah, di usia dua puluh tiga tahun ini, Seongwoo sudah paham tentang hal semacam itu. Memang sedikit pengetahuannya mengenai seks, tapi bukan berarti ia tidak tau beberapa hal tentang hubungan tubuh 'kan? Seongwoo sudah pernah mimpi basah di usia sebelas tahun!
Seongwoo berdeham, mencoba membuang pikiran anehnya tentang pengetahuan yang ia miliki mengenai seks. Sesekali dengan manik hitamnya ia melirik sekitar dan menjatuhkan rahangnya, terkejut dengan segala kemewahan yang ada disana. Pikirannya menerka, bagaimana Daniel bisa hidup sendirian di gedung sebesar ini.
Oh, itu hanya perkiraan Seongwoo. Daniel berusia 34 tahun dan tampak bebas atau tidak terikat sesuatu selain pekerjaan, membuat Seongwoo yakin, pria itu hidup sendiri. Atau juga ditemani beberapa pekerja di rumahnya dan juga beberapa pria berjas.
"Tuan, kau- oh?" salah satu pria dengan balutan jas yang berlari dari salah satu ruangan menghentikan langkahnya.
Seongwoo mengerti. Semua orang yang ia temui malam ini akan meyuarakan nada penuh keterkejutan seperti itu, melihat ada orang asing mengekori Daniel.
"Tuan?"
Seongwoo menggigit bibir dengan ekspresi masam. Nada yang baru saja dilontarkan pada Daniel seakan bertanya "Tuan, kau serius membawa mainanmu?", sementara Seongwoo sendiri tidak mengerti apa posisinya. Apakah ia benar akan menjadi mainan Daniel, atau memang bekerja untuk Daniel, atau- entahlah.
"Dia tinggal disini, mulai saat ini, Jinyoung."
Hening.
"For real?"
"A-apa?"
Jinyoung dan Seongwoo segera menghujani Daniel dengan tatapan tak percaya. Alis keduanya terangkat tinggi. Seongwoo sendiri sudah terbelalak. Secara reflek, ia mengambil satu langkah mundur dari Daniel.
"Siapkan kamar kosong di sebelah kamarku, Bae."
Bae Jinyoung mengerjap, mencoba tersadar dari keterkejutannya. "Baik, Tuan," ucapnya, kemudian melenggang pergi, membiarkan Daniel dan Seongwoo yang masih berdiri diam.
"T-tunggu- kau tidak pernah mengatakan tentang tinggal disini."
"Pardon?"
"Kau tidak pernah bilang padaku, Daniel!"
"Kau menawarkan dirimu untuk menjadi mainanku," Daniel berbalik dan menatap Seongwoo tajam. Rahang tegas pria itu tampak lebih kaku dari semula. "Maka kau akan tinggal disini."
"A-apa? Tidak! Aku hanya bertanya karena temanmu tadi mengatakan tentang mainan! Sungguh, aku tidak menawarkan diri untuk menjadi penyalur fantasi seksmu!"
Daniel menggeram rendah. "Ulangi sekali lagi, Seongwoo."
"Aku tidak mau! Kumohon, biarkan aku menjual organ tubuhku!" Seongwoo menjerit dengan nada frustasi. "Aku akan membayar seratus jutamu, tapi kumohon, aku tidak mau menjadi penyalur kebutuhan biologismu!"
Brugh!
Seongwoo terlempar ke dinding dengan Daniel yang mendorong dan menghimpit tubuhnya cepat. Bisa ia rasakan kepalanya berputar, juga pandangannya yang berkunang sejenak.
Daniel menelusupkan jemari panjangnya pada surai hitam Seongwoo. Dalam satu gerakan, kepala pria Ong itu terhentak ke belakang. Seongwoo merintih kesakitan karena Daniel menarik surainya begitu kuat.
"Mari kita ulangi," Daniel menghimpit tubuhnya semakin dekat dengan Seongwoo hingga pria itu mulai kesulitan bernafas. "Kau berbicara tentang penyalur fantasi seks dan penyalur kebutuhan biologis. Kau memanggilku kau dan -mu. Kau membantah. Dan kau memanggil namaku."
"Le-paskan-"
"Kini kau membangkang."
Daniel meraih dagu Seongwoo dengan tangannya yang terbebas. Ia arahkan wajah pria itu untuk menghadap padanya. Dengan tatapan tajam, Daniel mengunci pandangan Seongwoo.
"How dare you, baby boy?"
Seongwoo sempat goyah. Jika Daniel tidak menghimpitnya, ia mungkin akan merosot jatuh ke dinginnya lantai. Mencoba berani, ia menarik nafas panjang, dan membuka bibirnya kembali.
"Kau tidak memiliki hak untuk mengaturku. Kau bukan siapa-siapa selain pria yang membuatku berhutang seratus juta, Kang Daniel."
"Aku pemilikmu."
Seongwoo menarik sudut bibirnya. Ia tersenyum mengejek, meski sebenarnya, ia takut setengah mati. "Aku bukan barang, dan kau tidak bisa mengatakan bahwa kau pemilikku."
Daniel menggenggam surai Seongwoo semakin erat di sela jemarinya. "Watch your attitude, dear."
"For what?" Seongwoo menatap nyalang dua manik elang Daniel. "Kau tidak bisa mengaturku."
Nafas Seongwoo terputus. Setelah mengucapkan segalanya dengan keberanian gila yang ia kerahkan, ia tak merasakan hal lain selain ketakutan yang semakin merayap dalam dirinya.
Yang tak terduga, ia mendengar Daniel tertawa.
"Kau- tertawa?" Seongwoo mendesis. "Psikopat gila."
"Apalagi yang mau kau ucapkan padaku, sweetheart?"
Seongwoo membatu. Bahunya perlahan meluruh turun. Segala keberanian yang coba ia genggam, mendadak menguap dan hilang. Tubuhnya memberikan reaksi gemetar yang menjalar dari ujung hingga ujung.
Seongwoo meneguk salivanya berat melihat senyum ramah Daniel.
Kini, ia menyadari. Daniel tidak memiliki sisi ramah. Senyum itu palsu. Itu bukanlah senyum ramah, oh Seongwoo yang naif!
Senyum itu adalah senyum paling mengerikan yang pernah Seongwoo lihat.
Senyum itu penuh kepalsuan.
"Kau mengatakan, bahwa aku bukan pemilikmu karena kau bukan barang, dan aku tak punya hak untuk mengaturmu. Begitu bukan?"
Seongwoo terdiam.
"Jawab aku, sayang."
Seongwoo merasakan sebuah tekanan di kepalanya. Daniel meremat surainya semakin kuat dan menekan kepalanya ke bawah, memaksa Seongwoo untuk mengangguk. Dengan gerakan terpatah dan juga karena paksaan, Seongwoo mengangguk.
Daniel justru melebarkan senyumnya. Seongwoo ragu pria itu tak merobek pipinya sendiri karena senyuman itu.
"Maka aku akan membuatmu merasakan dan menyadarinya."
"Me-rasakan-nya?"
Daniel merendahkan tubuhnya. Sedikit membungkuk ia guna mensejajarkan bilah bibir tebalnya dengan daun telinga Seongwoo. Seongwoo meremang merasakan nafas hangat Daniel yang menyapu hingga lehernya.
"Aku akan membuatmu merasakan bahwa kau tidak berdaya, dan menyadari bahwa aku adalah pemilikmu. Dan saat pengakuan itu datang dari diri pemberontak kecil ini, maka aku akan menyetubuhimu hingga kau tidak bisa menarik nafas barang satu detik pun. Bibirmu, penismu, lubangmu, otakmu, aku akan mencengkram mereka kuat hingga kau merasa lebih baik mati daripada tersiksa dengan kenikmatan yang kau sendiri tidak kuat menahannya. Kau akan menjerit, mendesah, dan mengerang di bawahku; menancapkan kuku-kukumu itu pada punggungku, dan tersentak dengan gerakan berantakan karena penisku terus melesak tubuhmu. Aku akan memenuhi dirimu, membuatmu sesak, dan kau akan mengerti setelahnya; siapa yang mengatur dan memiliki tubuhmu. Kau tidak memiliki dirimu sendiri, kau sadar itu. Kau sudah kehilangan hak atas dirimu, karena aku adalah pemilikmu."
Daniel mengusap ujung hidungnya pada pipi Seongwoo, kemudian mendaratkan kecupan lembut yang hangat, basah, dan lama pada pipinya.
Telapak besar pria itu tak lagi bertengger di surai Seongwoo untuk mencengkram. Daniel kini mengusap surai hitam jelaga milik Seongwoo lembut.
"Bersiaplah untuk makan malam. Kita akan melihat hukuman apa yang cocok padamu setelahnya."
Daniel menjauh dari Seongwoo. Kecupan lain mendarat di kening Seongwoo kemudian.
"Jinyoung akan menunjukkan kamarmu. Naiklah ke tangga itu. Paham, dear?"
Daniel berjalan menjauh setelah memberi arah melalui gerakan dagunya pada Seongwoo.
Seongwoo terjatuh ke lantai detik berikutnya. Tubuhnya lemas, nafasnya tak lagi teratur seperti seharusnya. Wajahnya tak mengeluarkan ekspresi apapun selain shock dan hampa. Seluruh kalimat vulgar Daniel terus menari dan memenuhi gendang telinganya hingga organ pendengarannya itu berdenging.
Seongwoo menyentuh dadanya, merasakan detak jantung yang berpacu cepat dan deru nafas yang memburu miliknya sendiri.
Daniel gila.
Dan Seongwoo terlalu lemah bahkan untuk sekedar mencoba melawannya.
.
.
.
* . · . ✧ ˚ ✦ . · . *
To be continue
* . · . ✧ ˚ ✦ . · . *
.
.
.
.
.
.
.
.
a/n: APA INI APA HAHAHAHAHHA🌚🌚
Kotor otak kalyan semwah, kotorrr. Dan spesial hari ini saia mau apdet cepet hEHEHEHEHEHE🌚
Sebenernya mood saia lagi ga enak, cuman kalo ga nulis, makin ga enak;_; so yep, ini dia, chap yang omonack sekali hm..
Btw playlist hari ini adalah Fly High - Dreamcatcher. Idk kenapa lagi cocok sama lagu dreamcatcher dari kemaren😹
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vomment ya yeorobun;)
XOXO,
Jinny Seo [JY]
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top