💋 3 Doki Doki Suru

Hokuto mulai tinggal bersama Kazuma. Padahal kemampuan mereka sudah kembali normal. "Bangun." Teriak Kazuma yang sudah berdiri di samping tempat tidurnya.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" Hokuto menarik selimut. "Kemampuanku hilang lagi."

"Apa kau ingin menciumku sekarang?" Hokuto menatap Kazuma. Ia menggigit bibir bawahnya.

"Cepat bersihkan kamarmu dan mandi. Aku akan menunggumu di bawah." Kazuma menutup pintu kamar Hokuto.

Hokuto mulai berendam di bathtub. Wangi susu membuatnya betah berendam lebih dari 2 jam.

"Aku menyuruhmu mandi di kamar. Apa kau mandi di Amerika? Kenapa lama sekali?" Bentak Kazuma. Terlihat jelas kekesalan di raut wajahnya.

Kazuma memberi tahu Hokuto bahwa ciuman itu hanya bersifat sementara. Kurang dari 24 jam, kemampuan mereka akan tertukar kembali. Tiba-tiba telpon Kazuma berdering. Makoto menelponnya.

"Moshi moshi."

"Kazuma, bagaimana keadaanmu? Aku ingin memberitahu daftar kegiatanmu untuk besok."

"Makoto, bisakah kau mengirimkannya ke emailku? Dan kau boleh berlibur selama 20 tahun."

"Apa kau memecatku?" Makoto kebingungan.

"Tidak. Aku tidak memecatmu. Aku menyuruhmu liburan selama 20 tahun." Kazuma menutup telpon.

"Sultah mah bebas ya?" Batin Hokuto. Sepertinya ia lupa bahwa Kazuma bisa mendengar suara hatinya.

"Ya aku memang sultan. Aku bisa membeli apapun yang aku mau. Termasuk dirimu."

"Plak!!!" Sebuah tamparan mendarat di pipi kiri Kazuma. Ini tamparan kedua dari Hokuto. "Aku ingin membatalkan kontrak."

"Kau!!!" Kazuma memegang pipinya yang terasa cenut-cenut. Ia yakin pipinya berwarna merah sekarang.
__________________

Baru satu minggu tinggal bersama, Hokuto sudah merasa seperti tinggal di neraka. Yang dilakukan pria itu hanya memarahi Hokuto dan menyuruh Hokuto menghafal rasa.

Hokuto merebahkan diri di ranjangnya. Satu pesan diterima. Raut wajah kesal itu berubah 360 derajat menjadi bahagia seperti mendapat pesan dari seseorang yang ia sukai.

Ia segera mengambil dompet dan menuju ke suatu tempat.

"Riku-san..." Teriak Hokuto. Riku berlari dan memeluknya. Riku adalah kakak kelas Hokuto saat SMA. Hokuto menjadi dekat dengannya karena Riku pernah menyelamatkannya ketika ia dibully. Saat ini Hokuto ingin Riku menyelamatkannya lagi dari Kazuma.

"Bagaimana kabarmu?" Senyum Riku tidak pernah berubah. Rasanya Hokuto ingin selalu melihat pemandangan ini.

"Aku baik saja. Riku-san wa? Kau kemana saja? Aku pikir kau..."

"Sudah mati?" Riku dan Hokuto tertawa bersama. Hokuto mengira Riku sudah mati karena 8 tahun lalu Riku tiba-tiba menghilang dari hidupnya.

Hokuto menceritakan semua kejadian pada Riku kecuali ciuman dengan Kazuma. Hokuto tidak ingin Riku mengira dia gay. "Jadi kau bekerja dengan bosmu?" Hokuto mengangguk. "Dia sangat menyebalkan. Aku pikir tahi babi lebih baik darinya." Riku tertawa mendengar ceritanya.

Saat mereka akan berpisah, Kazuma tidak sengaja melihat mereka dan segera berlari ke arah Hokuto.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Kazuma berdiri di sebelah Hokuto.

"Ah, aku hanya bertemu dengan teman SMA ku. Namanya Riku. Riku-san, ini bosku. Siapa namamu?" Bisik Hokuto. Riku mengulurkan tangannya pada Kazuma namun Kazuma tidak membalasnya.

"Kau lihat kan? Dia benar-benar menyebalkan." Kazuma menarik Hokuto untuk menjauh dari Riku. "Kita pulang sekarang."
__________________

"Siapa dia?" Kazuma melepaskan Hokuto di pinggir jalan.

"Sudah kubilang teman SMA." Hokuto berbalik badan ke arah Kazuma.

"Kamu ga boleh punya pacar selama masa kontrak denganku." Kazuma menatap tajam ke arahnya.

"Hah?" Hokuto mulai kesal.
"Kau pikir kau bisa membeli masa mudaku?"

"Aku akan bertanggungjawab."

"Maksudmu kau akan menikahiku?"

"BAKA! Aku akan membayar biaya kompensasi. Lagian kalo sikapmu seperti ini, mana ada cewek yang mau nikah sama kamu." Ledek Kazuma.

"Apa kau bilang? Tidak sadar dirimu sendiri seperti apa? Tidak punya pacar. Bahkan ciuman pertamamu adalah seorang pria. Kau belum pernah merasakan bagaimana nikmatnya berciuman dengan seorang wanita kan?" Balas Hokuto.

"Kamu juga ga boleh ciuman sama orang lain selama kemampuan kita masih tertukar." Kini wajah Kazuma hanya berjarak 2 cm dari bibir Hokuto.

"Deg..."

"Deg..."

"Deg..."

~To Be Continue~

➡️ NEXT

Ia melepaskan seluruh kancing kemejanya dan melempar kemejanya. Kazuma mengunci kedua tangan Hokuto.

"Aaahhh..." Desah Hokuto.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top